GBK terpilih sebagai stadion terfavorit di Asia Tenggara

id Gbk stadion terfavorit

GBK terpilih sebagai stadion terfavorit di Asia Tenggara

GBK terpilih sebagai stadion terfavorit di Asia Tenggara

Jakarta (ANTARA) - Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) terpilih sebagai stadion terfavorit di Asia Tenggara versi Federasi Sepak bola Asia atau AFC.

Dilansir dari laman resmi AFC di Jakarta, Jumat, GBK meraih total 58 persen suara, mengalakan tiga stadion lainnya, yaitu Stadion Australia di Sydney, Stadion My Dinh di Hanoi, dan Stadion Rajamangala di Bangkok.

"Stadion Utama Gelora Bung Karno terpilih sebagai stadion favorit di Asia Tenggara," demikian pernyataan AFC.

Baca juga:GBK masuk nominasi stadion termegah di Asia Tenggara

Stadion Utama Gelora Bung Karno dibangun pertama kali pada 1962 untuk perhelatan Asian Games ke IV.

Seiring berjalannya waktu, Stadion Utama GBK banyak melakukan renovasi. Stadion Gelora Bung Karno baru tuntas direnovasi pada 2018 lalu. Bahkan kini GBK sudah sesuai dengan standar FIFA dalam aspek keamanan. Saat kondisi darurat, dalam waktu 15 menit, stadion sudah harus kosong.

Stadion Utama GBK yang mempunyai kapasitas sekitar 80.000 tempat duduk itu juga telah menjadi tuan rumah perhelatan sepak bola, seperti Piala Asia 2007, Asian Games dan Asian Para Games 2018, Piala AFF 2002, 2004, 2008, dan Piala Asia U-19 2018.

Baca juga:Stadion Utama GBK siap dipakai sirkuit Formula E

Tak hanya sebagai tempat pertandingan olahraga saja, Stadion GBK juga bisa digunakan sebagai arena konser musik, acara keagamaan, hingga kegiatan politik berskala besar.

Stadion Utama GBK diterangi lampu berkekuatan 3.500 lux, tiga kali lebih terang dari sebelumnya, tapi 50 persen lebih hemat karena menggunakan LED, bukan lagi lampu konvensional.

Sistem pencahayaan GBK, terintegrasi dengan sistem tata suara yang berkekuatan hingga 80.000 watt PMPO. Permukaan lapangan berlapiskan rumput dari jenis terbaik, zoysia matrella. Dilengkapi juga alat penyiram otomatis hingga sistem drainase antibanjir.

Baca juga:Didi Kempot meninggal dunia, bagaimana kelanjutan konser akbar di GBK? Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi