BI perkirakan ekonomi Kaltara triwulan II 2020 tetap positif

id Prediksi ekonomi kaltara,Corona

BI perkirakan ekonomi Kaltara triwulan II 2020 tetap positif

Prediksi ekonomi Kaltara

Tanjung Selor (ANTARA) - COVID-19 memang membawa dampak signifikan berbagai sektor kehidupan, termasuk melambatnya perekonomian namun Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi Kaltara triwulan II 2020 tetap tumbuh positif.

"Ini kabar gembira meski akan melambat ketimbang triwulan sebelumnya," kata Gubernur Kaltara Irianto Lambrie di Tanjung Selor, Kamis.

Berdasarkan laporan Kantor Perwakilan (KpW) BI Provinsi Kaltara bahwa sebagai dampak dari penyebaran wabah Covid-19, diperkirakan hanya akan tumbuh dengan range sebesar 4,80 persen-5,20 persen (yoy).

"Namun kita patut bersyukur karena masih tumbuh," imbuh Irianto.

Penurunan kinerja pada mayoritas lapangan usaha utama antara lain pertambangan, konstruksi, perdagangan, dan industri pengolahan diperkirakan akan menahan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.

Menurunnya kinerja lapangan usaha pertambangan misalnya, karena negara-negara mitra dagang utama Kaltara masih memberlakukan lockdown atau karantina wilayah.

Baca juga: BI : inflasi di Kaltara masih aman

Hal itu menyebabkan distribusi secara otomatis terganggu, khususnya hasil tambang batu bara.

Permintaan batu bara ke depan menurut analisa BI masih akan mengalami stagnasi dengan tendensi melambat.

Lapangan usaha konstruksi juga akan tumbuh tetapi agak melambat.

Itu terjadi karena realisasi belanja modal dari APBD serta APBN di Kaltara sedikit tertahan dari kebijakan realokasi dan refocusing anggaran Covid-19.

Termasuk tertahannya proyek-proyek strategis yang kita dan pemerintah canangkan.

Proyek PLTA misalnya, belum ada tenaga ahli konstruksi bendungan tersebut yang bisa masuk karena Covid-19.

"Kita berharap wabah ini cepat berlalu agar rencana-rencana strategis bisa segera berjalan," ujarnya.

Juga lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan diperkirakan tumbuh, namun melambat. Produksi kayu diperkirakan akan stabil namun dengan tendensi yang melemah akibat kurangnya permintaan dari negara importir.

Dari komoditas perkebunan, produksi Tandan Buah Segar akan relatif stabil dengan peluang sedikit terkoreksi.

Produksi komoditas perikanan juga diperkirakan tumbuh melambat sejalan dengan diundurnya pelaksanaan Olimpiade di Tokyo, Jepang yang merupakan salah satu negara tujuan utama ekspor perikanan kita Kaltara.

Penjualan perdagangan ritel sampai akhir triwulan II nanti diperkirakan akan melambat.

"Mereka kehilangan momentum Hari Besar Keagamaan Nasional Ramadan dan Lebaran kemarin yang biasanya mampu mendapat dua hingga tiga kali pendapatan dibandingkan bulan lainnya," ujarnya.

Soal investasi, investor memilih "wait and see" sampai kondisi lebih kondusif namun Pemprov akan terus mendorong realisasinya di Kaltara.

Baca juga: BI Kaltara bersama ILO selenggarakan webinar untuk UMKM


Corona Sudah Melandai

Kurva Covid-19 di Kaltara terus melandai. Pada Rabu (17/6/2020), jumlah pasien yang sembuh sudah mencapai 145 dari total 171 pasien terkonfirmasi positif, dan dua meninggal dunia.

"Dengan demikian, persentase kesembuhan telah mencapai 85,8 persen. Sebanyak 24 orang masih dalam perawatan," katanya.

Dengan fakta-fakta tersebut, Pemprop Kaltara kini telah berfokus pada upaya pemulihan dampak ekonomi, tanpa mengesampingkan kewaspadaan pandemi global tersebut.

Baca juga: Tangguh Lawan Corona, Kaltara Tetap Waspada

Dengan kapasitas fiskal yang tergolong masih rendah, kini dilakukan beberapa kebijakan agar sisi permintaan dan penyaluran dunia usaha tetap terjaga.

"Koordinasi antara OPD Pemprov Kaltara dengan TNI/Polri, BUMN, BULOG dalam mendukung kelancaran distribusi logistik ke semua wilayah Provinsi Kaltara kita terus kuatkan," ujarnya

Pemprov berkomitmen mempertahankan investasi dan dan berupaya keras, mendorong, dan memfasilitasi investor merealisasikan rencana investasinya.


Investasi tersebut, antara lain PT Karya Mineral Jaya yang ingin membangun kilang Methanol di Pulau Bunyu, lalu PT Kayan LNG Nusantara yang ingin berinvestasi kilang mini di Tana Lia, Kabupaten Tana Tidung, termasuk investasi oleh anak-anak perusahaan PT Pertamina (Perseroan) yang akan mengeksploitasi sumur-sumur Migas di Kaltara.

Dalam hal pengalokasian anggaran penanganan dampak ekonomi, pemprov merealisasikannya dengan melanjutkan program-program yang akan memberi dorongan besar terhadap perekonomian daerah.

Antara lain menetapkan anggaran sebesar Rp 1,5 miliar untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi pada sektor UMKM, meneruskan program Subsidi Ongkos Angkut (SOA) Barang dan Penumpang dengan anggaran Rp 23,1 miliar, mengembangkan kelembagaan, produktivitas, dan pelatihan kewirausahaan, menanggulangi kemiskinan di sektor perikanan tangkap, menyediakan rarana dan prasarana Pemberdayaan Ekonomi Pesisir dan Pulau Kecil.

Pemprov juga melakukan model distribusi pangan yang efisien, melakukan peningkatan kemampuan lembaga petani, dan merencanakan, mengejar, dan menerapkan aspek pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

Secara garis besar, Kaltara akan melakukan upaya pemulihan ekonomi melalui gerakan Produktif dan Aman Covid-19 yang menyasar akselerasi investasi, pemulihan tenaga kerja yang terdampak Covid-19 sebagai Penerima Kartu Pra Kerja, pendalaman sektor penerimaan dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi Pendapat Asli Daerah khususnya sektor Pajak Daerah (PKB, BBNKB, PBBKB, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok).

Pembukaan jalur transportasi dengan tetap mempertahankan penerapan standar protokol kesehatan juga menjadi perhatian bersamaan dengan pengembangan infrastruktur dan proyek strategis, termasuk perbaikan data program dan perlindungan sosial, serta peningkatkan sektor kepariwisataan dengan menciptakan upaya-upaya peningkatan kepercayaan wisatawan untuk datang kembali ke Kaltara.

Dan kunci pentingnya adalah juga melakukan penguatan sektor kesehatan seperti penguatan surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah, pengadaan Alkes.

Kaltara juga mendorong perbankan di Kaltara untuk menjaga dan mencegah aktivitas usaha dari pemburukan lebih lanjut, dan berupaya mengurangi pemutusan hubungan kerja dengan memberikan subsidi bunga kredit bagi debitur usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terdampak.

Pemprov juga meminta agar perbankan lebih banyak memberi kredit investasi dibanding kredit konsumtif.

"Karena itu akan lebih mempercepat pemulihan ekonomi daerah," ujarnya.

Baca juga: Ada 8 Pelatihan untuk Pelaku UMKM dan IKM di Bulan Juni

Baca juga: Presiden perintahkan kepala daerah juga dukung UMKM selain investor

Baca juga: 2019, Targetkan Ratusan Wirausaha Baru Tumbuh di Kaltara