Bogor (ANTARA) - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendampingi Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri ke sidang senat terbuka dalam rangka pengukuhan gelar Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) di Universitas Pertahanan RI, Jumat.
Prabowo mendampingi Megawati yang mengenakan kebaya berwarna merah memasuki tempat sidang senat terbuka di Aula Merah Putih sekitar pukul 13.00 WIB bersama tamu undangan lainnya.
Baca juga: Kepemimpinan Megawati di politik dan pemerintahan dinilai sukses
Megawati dikukuhkan sebagai Profesor Kehormatan Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik pada Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan. Pasalnya, sidang senat akademik Unhan telah menerima hasil penilaian Dewan Guru Besar Unhan atas seluruh karya ilmiah Megawati Soekarnoputri sebagai syarat pengukuhan.
Seperti diketahui, Rektor Unhan RI Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian menyebutkan bahwa pemberian gelar itu juga tidak terlepas dari kepemimpinan Megawati dalam menghadapi krisis multi dimensi di era pemerintahannya.
Menurutnya, Unhan mencatat keberhasilan Megawati saat di pemerintahan dalam menuntaskan konflik sosial seperti penyelesaian konflik Ambon, penyelesaian konflik Poso, pemulihan pariwisata pasca-bom Bali, dan penanganan permasalahan TKI di Malaysia.
"Ibu Megawati menjadi presiden pertama perempuan di negara kita. Di era Ibu Megawati pertama kalinya diselenggarakan pemilihan umum legislatif dan presidensecara langsung," jelas Octavian.
Baca juga: Peneliti asal Prancis setuju Megawati dapat gelar profesor kehormatan
Baca juga: Guru Besar UNJ puji tulisan ilmiah Megawati di Jurnal Pertahanan
Para Menteri Kabinet Gotong Royong di bawah kepemimpinan Megawati dan sejumlah guru besar dari dalam dan luar negeri pun mengakui peran Megawati dan telah memberikan rekomendasi akademik atas kuatnya karakter kepemimpinan Megawati. Sejumlah guru besar, lanjut dia, menjadi promotor Megawati menjadi Profesor Kehormatan.
Beberapa guru besar dari dalam negeri yang memberikan rekomendasi akademik berasal dari beberapa perguruan tinggi negeri papan atas. Sedangkan guru besar dari luar negeri berasal dari Jepang, Cina, Korea Selatan dan Perancis.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Nurul Hayat