Peluncuran kemitraan tersebut, juga dibarengi dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), yang digelar di Hotel Pullman, Bogor, Jawa Barat, Kamis (2/9).
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid, dalam diskusi panel yang digelar disela acara memaparkan bahwa kedua negara punya banyak potensi untuk kerjasama. Ia menyebutkan di bidang industri kesehatan, masih tersedia potensi yang sangat besar.
"Untuk diketahui, di ASEAN belanja kesehatan kita hanya dua persen dari GDP, ada potensi pertumbuhan besar di industri kesehatan kamit. Hal itu bisa kita kerjakan bersama, apalagi mengingat tantangan yang ada saat ini," kata Arsjad.
Selain itu, sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga bisa diperkuat, dan ikut ambil manfaat dalam kesepakatan kerjasama ekonomi antara Indonesia dengan UEA.
Arsjad menjelaskan, bahwa di Indonesia, sektor UMKM berkontribusi sekitar 60 persen perekonomian Indonesia. Hal yang sama juga bisa dilakukan terhadap UMKM di UEA.
"Indonesia baru saja meluncurkan udang-undang Omnibus Law, yang pada dasarnya membuat pelaku usaha lebih mudah dilegalisasi. Kita juga bisa bekerjasama di sektor UMKM," ujarnya.
Arsjad mengatakan bahwa kesepakatan yang dilakukan ini, bisa tercipta antara lain berkat hubungan baik antara Presiden RI Joko Widodo, dengan Putra Mahkota UAE Sheikh Mohammed Bin Zayed. Hubungan baik itu juga berlanjut dalam bentuk investasi UAE ke Indonesia, sebesar 10 miliar dollar AS.
"UAE juga masuk ke green economy, mereka masuk ke solar panel terapung di Cirata. Dengan demikian ada pembahasan antara kedua pemerintah, untuk lahirnya CEPA ini, makanya hari ini ada perjanjian," kata Arsjad.
Hal ini penting untuk organisasi kamar dagang yang mewakili para pengusaha dari kedua negara untuk ikut ambil bagian.
Pasalnya yang memahami bisnis adalah para pengusaha, yang bisa memberi masukan agar kerjasama ekonomi kedua negara bisa berlangsung efektif dan menguntungkan semua pihak.
Namun tetap, pemerintah dari kedua negara yang menandatangani perjanjian resmi.
Perjanjian antara Indonesia dan UAE, ditandatangani oleh Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi, dan Menteri Perdagangan UAE, Thani Bin Ahmed Al Zeyoudi. Di acara tersebut juga hadir Ketua KADIN UAE Abdullah Muhammad All Mazoui. Kerjasama tersebut rencananya akan mencakup agrikultur, energi terbarukan, food security serta infrastruktur.
Menteri Perdagangan, pada sambutannya mengatakan bahwa pada umumnya perjanjian kemitraan antara Indonesia dengan negara lain, butuh waktu lebih dari sepuluh tahun untuk direalisasikan. Muhammad Lutfi berjanji perjanjian dengan UAE, hanya akan butuh waktu satu tahun.
"Bersama Korea itu sebelas tahun, Australia juga sama. Tapi dengan UAE, hanya akan butuh waktu satu tahun," kata Lutfi.
Baca juga: Arsjad Rasjid Bersyukur Dapat Dukungan Dari Kadin Kaltara
Baca juga: Kadin Berharap Gubernur Jembatani Pengusaha Lokal Dengan Investor