Ekspor Terbesar Kaltara Berasal dari Sektor Tambang

id Pemprov

Ekspor Terbesar Kaltara Berasal dari Sektor Tambang

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi Informasi Statistik dan Persandian (KISP) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) Iskandar. ANTARA/Dinas KISP Provinsi Kaltara.

Tarakan (ANTARA) - Saat ini, total ekspor terbesar Kalimantan Utara berasal dari sektor tambang sebesar 82,07 persen.

"Kemudian hasil industri sebesar 15,74 persen dan hasil pertanian sebesar 2,19 persen," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi Informasi Statistik dan Persandian (KISP) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) Iskandar melalui Kepala Bidang Statistik Jufri,S di Tanjung Selor, Bulungan, Minggu.

Sedangkan untuk ekspor di bulan Agustus 2021 mengalami peningkatan sebesar 36,68 persen dari bulan Juli 2021.

Pada bulan Juli total ekspor Kaltara sebesar 100,64 juta dolar AS, sementara Agustus 2021 lebih tinggi sebesar 137,55 juta dolar AS.

"Impor Kaltara juga meningkat, dimana pada bulan Juli 2021 impor Kaltara sebesar 11,53 juta dolar AS, kemudian bulan Agustus 2021 sebesar 13,27 juta dolar AS atau terjadi perubahan sebesar 15,12 persen," kata Jufri.

Sedangkan pada bulan September, secara keseluruhan Kaltara masih dalam kondisi deflasi sebesar -0,03 persen, berbeda dengan Kota Tanjung Selor justru inflasi sebesar 0,39 persen.

Berada pada urutan ke lima inflasi 90 kota di Indonesia dan urutan kedua inflasi kota di pulau Kalimantan berdasarkan pantauan indeks harga konsumen.

"Deflasi yang terjadi ternyata sudah berlangsung dalam tiga bulan terakhir, namun sekalipun masih deflasi, kondisinya tidak setinggi bulan sebelumnya dimana tingkat deflasi mencapai -0,37 persen, sementara di bulan Juli deflasi sebesar -0,15," kata Jufri.

Jika bulan Agustus, deflasi yang terjadi sebagai akibat dari turunnya moda transportasi sebesar -1,53 persen, kali ini yang membuat deflasi adalah turunnya salah satu kelompok pengeluaran yakni dari kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar -0,09 persen," ungkapnya.

Jufri mengatakan bahwa andil deflasi yang paling dominan ada pada komoditas cabai rawit sebesar -0,18 persen, daging ayam ras sebesar -0,05 persen, bawang merah sebesar -0,03 persen cabai merah sebesar -0,02 persen dan angkutan udara sebesar -0,02 persen.
Baca juga: Gubernur Raih Penghargaan Kategori Tokoh Penjaga Pulau Perbatasan