Tanjung Selor (ANTARA) - Ketimpangan pengeluaran masyarakat atau gini ratio pada periode Maret 2022 mengalami penurunan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, gini ratio secara total di provinsi ke 34 ini turun dari 0,285 menjadi 0,272.
Gubernur Kaltara, Drs H Zainal A Paliwang SH, M.Hum mengungkapkan ini pertanda yang baik. Artinya, angka gini ratio semakin mendekati 0 memberikan dampak positif mengingat dampak ekonomi yang ditimbulkan setelah pandemic semakin membaik.
“Kita berharap ketimpangan pengeluaran masyarakat semakin menurun,”terang Gubernur.
Diketahui, secara spasial, Kaltara memiliki gini ratio terendah jika dibandingkan provinsi lain di Kalimantan. Sedangkan pada tingkat nasional, Kaltara menjadi provinsi ketiga dengan gini ratio terendah setelah Bangka Belitung dan Maluku Utara.
“Hal ini menunjukkan bahwa pemerataan kesejahteraan di Kaltara sangat baik dan merata. Khususnya di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih terjadi di berbagai wilayah di Indonesia,” jelas Gubernur.
Diberitakan sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) BPS Kaltara Slamet Romelan menyebutkan gini ratio di perkotaan mengalami penurunan dari 0,284 menjadi 0,269.
“Sementara itu, gini ratio di desa terjadi peningkatan, dari 0,264 menjadi 0,269,” kata Slamet belum lama ini.
Lanjut dia, angka gini ratio di desa dan di kota secara umum memang identik di angka 0,269. Namun itu bukan berarti gini ratio total di Kaltara juga di level tersebut.
“Jika kita lihat angkanya memang identik, tapi secara total di Kaltara 0,272. Ini disebabkan penghitungannya bukan dari rata-rata. Dimana tidak bisa ketika yang sama digabungkan, hasilnya juga sama,” paparnya.
Lanjut dia, kondisi tersebut mencerminkan masih adanya ketimpangan gini ratio di desa dan kota. Dimana terjadi jarak dari komponen pengeluaran yang melebar antara di desa dan kota. Ini yang menyebabkan terjadinya ketimpangan gini ratio.
Untuk diketahui bersama, indikator gini ratio bernilai antara 0 sampai 1. Semakin tinggi nilai gini ratio, menunjukkan ketimpangan pengeluaran diantara masyarakat yang semakin tinggi.
Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kalimantan Utara, Tedy Arief Budiman dalam Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Periode Februari 2022 mengatakan, tingkat kesenjangan ekonomi di Kalimantan Utara juga mengalami penurunan di periode September 2021.
Ini tercermin dari penghitungan gini ratio atau rasio gini yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS). Tedy menjelaskan, gini ratio merupakan salah satu indikator yang mengukur tingkat pemerataan distribusi pendapatan penduduk.
Pada September 2021, gini ratio berada di level 0,285 atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya di level 0,300.
“Saya nilai kondisi ini cukup baik, mengingat adanya dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi dan menjadi indikasi bahwa perekonomian sudah mulai membaik,” katanya. (dkisp)
Baca juga: Gubernur terima audiensi soal kurikulum Merdeka
Baca juga: Gubernur Kaltara ajak semua pihak peduli perkembangan anak
Baca juga: Kaltara jadi provinsi pertama terapkan Manajemen Resiko Terintegrasi
Baca juga: Gubernur resmikan Asrama Putri PKN di Bulungan
Berita Terkait
Pollymaart Himbau Waspadai Potensi Konflik Usai Pilkada Serentak 2024
Senin, 2 Desember 2024 18:35
Kapolda Kaltara Silaturahmi Ke Keuskupan Tanjung Selor
Senin, 2 Desember 2024 11:08
Gubernur Kaltara Tindaklanjuti Arahan Presiden, Sinergi Kebijakan Perkuat Ekonomi Kaltara
Minggu, 1 Desember 2024 11:12
Peringatan Hari Guru, Gubernur Sampaikan Upaya Pemerintah Beri Perlindungan Pada Pendidikan
Selasa, 26 November 2024 19:56
Pemprov Kaltara Gelar Rakor Revitalisasi Tata Kelola Pengaduan Layanan Perizinan
Selasa, 26 November 2024 19:00
Apel Perdana Setelah Masa Cuti, Gubernur Ajak ASN Jaga Soliditas
Selasa, 26 November 2024 1:05
Sekda Kaltara Tekankan Pentingnya Revitalisasi Perpustakaan
Senin, 25 November 2024 19:34
Gubernur Kaltara Dorong Penguatan Manajemen PPPK
Senin, 25 November 2024 18:45