Banjir Sembakung Nunukan menyebabkan akses jalan belum dapat dilalui

id Banjir

Banjir Sembakung Nunukan menyebabkan akses jalan belum dapat dilalui

Banjir yang terjadi di Kecamatan Sembakung, Nunukan, Kalimantan Utara sejak tanggal 30 Januari 2023 karena adanya kiriman dari Malaysia dan intensitas hujan yang tinggi menyebabkan akses jalan belum dapat dilalui. ANTARA/HO-BPBD Nunukan.

Tarakan (ANTARA) - Banjir yang terjadi di Kecamatan Sembakung, Nunukan, Kalimantan Utara sejak tanggal 30 Januari 2023 karena adanya kiriman dari Malaysia dan intensitas hujan yang tinggi menyebabkan akses jalan belum dapat dilalui.

"Melaporkan kondisi pemantauan di ketinggian air hari ini mencapai 4,30 meter sama dengan ketinggian air kemarin, belum ada penurunan," kata Kepala Sub Bidang Informasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan Muhammad Basir saat dihubungi dari Tarakan, Kamis.

Dia mengatakan bahwa kondisi warga RT 6 dan 7 di Dusun Tembelunu sudah di genangi air dan akses jalan belum bisa dilalui. Ketinggian air di RT 6 dan 7 tersebut mencapai 1,50 meter dari dasar tanah sama dengan di air kemarin belum penurunan.

Jumlah warga yang rumahnya tergenang air pada RT 6 sebanyak 71 Kepala Keluarga (KK) dan 281 jiwa, di RT 7 sebanyak 43 KK dan 159 jiwa.

"Kebutuhan logistik untuk warga RT 6 dan 7 karena sampai dengan saat ini wilayah tersebut masih tergenang air dan tidak dapat beraktifitas," katanya.

Basir mengatakan bahwa banjir di Sembakung mulai 31 Januari sampai 2 Februari 2023 bahwa luapan air sungai Sembakung yang diakibatkan intensitas curah hujan yang tinggi sempat mengalami kenaikan volume air setinggi 4,65 meter, sementara normalnya 3 meter.

Hal tersebut menyebabkan empat desa di Kecamatan Sembakung yakni Desa Atap, Desa Manuk Bungkul, Desa Lubakan dan Desa Tagul terendam banjir.

Dengan jumlah warga yang terdampak dari empat desa tersebut sebanyak 713 KK dan 2.935 jiwa.

"Berdasarkan informasi dan dan pengamatan di lapangan tidak ditemukan korban jiwa maupun kerusakan perumahan pemukiman masyarakat maupun fasilitas umum lainnya," katanya.

Saat ini, kebutuhan sarana air bersih sangat terbatas. Sedangkan aktifitas perekonomian ke Kecamatan Sembakung secara umum tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Sedangkan kegiatan belajar mengajar di SD, SMP dan SMA tidak berjalan sebagaimana mestinya, karena masih terdapat genangan air akibat banjir.

"Dibutuhkan langkah pembuatan shelter sebagai wadah titik kumpul pengungsian warga terdampak yang dilengkapi dengan fasilitas tempat pengungsi seperti tempat tidur, dapur umum serta fasilitas MCK," kata Basir.

Perlu adanya fasilitas transportasi air untuk evakuasi ke tempat pengungsian.

Untuk wilayah Kecamatan Sembakung disarankan untuk penetapan status siaga darurat bencana, mengingat intensitas curah hujan pada wilayah tersebut masih tinggi.
Baca juga: Empat desa terendam banjir di Sembakung Nunukan
Baca juga: BPBD Makassar sebut korban terdampak banjir 239 jiwa
Banjir yang terjadi di KecamatanSembakung, Nunukan, Kalimantan Utara sejak tanggal 30 Januari 2023 karena adanya kiriman dari Malaysia dan intensitas hujan yang tinggi menyebabkan akses jalan belum dapat dilalui. ANTARA/HO-BPBD Nunukan.