Tarakan (ANTARA) - Kehadiran Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) yang merupakan satelit internet pertama milik Pemerintah Indonesia diharapkan pembangunan infrastruktur digitaldi Provinsi Kalimantan Utara lebih cepat dan bagus.
"Dengan diluncurkannya SATRIA-1 ini diharapkan apa yg sudah terbangun di Kaltara menjadi lebih cepat dan bagus, yang selama ini dibilang lemah sinyal, nantinya diharapkan lebih lancar lagi," kata Divisi Layanan TI Untuk Pemerintah Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)Nanang Faturahman di Tarakan, Senin.
Usai kegiatan nonton bareng peluncuran SATRIA-1 yang merupakan satelit internet pertama milik Pemerintah Indonesia sukses meluncur ke angkasa pada pukul 18.21 waktu setempat dari Cape Canaveral Space Lauch Complex 40 (SLC 40), Florida, Amerika Serikat.
Untuk wilayah Kaltara BAKTI banyak fokus untuk membangun di wilayah Nunukan dan Malinau yang merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
Menurutnya wilayah perbatasan daerah yang harus diawasi. Jika membangun akses internet di daerah - daerah perbatasan untuk membantu TNI di sana, agar dapat terhubung dengan keluarganya atau pimpinan di Jakarta .
BAKTI akan membangun Very Small Aperture Terminal (VSAT) di fasilitas-fasilitas publik prioritas di kawasan terdepan, terluar, tertinggal (3T) tersebut.
"Kita akan bangun VSAT - VSAT di sana (Nunukan dan Malinau, red) dengan memanfaatkan satelit SATRIA-1 ini sekarang sudah terbangun tapi kapasitasnya kecil. Diharapkan dengan diluncurkannya SATRIA-1 bisa untuk meningkatkan bandwidth," kata Nanang.
Serta akses internet di sektor pendidikan, sektor kesehatan dan sektor pemerintahan di kantor - kantor desa yang akan diberikan bantuan dari sinyal satelit SATRIA-1.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, Statistik dan Persandian (DKISP) Pemkot Tarakan Witoyo mendukung kegiatan program SATRIA-1 dapat berjalan lancar.
"Ini akan mempercepat transformasi digital dan mencetak tenaga - tenaga cakap digital lebih cepat dan banyak lagi," kata Witoyo.
Dia mengatakan bahwa saat ini di 20 kelurahan yang ada di Tarakan semua sudah terjangkau akses internet dan tidak ada lagi blank spot.
Baca juga: Presiden perintahkan kasus proyek satelit Kemhan Rp800 M diusut tuntas
Baca juga: Satelit Nusantara Dua gagal mengorbit diasuransi