Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Agama (Wamenag),Syaiful Rahmat Dasuki menyatakan perayaan hari ulang tahun (HUT) Ke-217 Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) menjadi salah satu simbol kokohnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Menurut dia, hal itu dibuktikan setelah ribuan umat lintas agama mengikuti perayaan HUT ke-217 Keuskupan Agung Jakarta yang dikemas dengan kegiatan jalan santai satu putaran dengan jarak sekitar enam kilometer (Katedral Jakarta-Djuanda-Lapangan Banteng-Katedral Jakarta), Sabtu.
"Mereka yang dari berbagai suku itu juga mengenakan pakaian tradisional, sehingga mempertegas kembali semangat toleransi, persatuan dan kesatuan antar-umat beragama sebagai bangsa Indonesia tumbuh dalam kegiatan ini," katanya saat ditemui di Katedral Jakarta.
Wamenag meminta kegiatan seperti itu bisa terus dilaksanakan dan diadopsi oleh semua organisasi atau kelompok keagamaan, sehingga kesatuan dan cinta Tanah Air bisa mengakar di tengah gelombang perkembangan zaman.
"Terima kasih dan kami dari Kementerian Agama tentu sangat mengapresiasi," imbuhnya.
Ditempat yang sama, Humas Keuskupan Agung Jakarta dan Gereja Katedral,Susyana Suwadie mengatakan lebih dari 3.000 orang peserta yang mengikuti perayaan dan jalan sehat tersebut.
Pihaknya mencatat ribuan peserta itu, selain terdiri dari perwakilan seluruh paroki DKI Jakarta, juga dihadiri oleh para tokoh dan anggota organisasi keagamaan maupun masyarakat lintas agama di Ibu Kota dan sekitarnya.
"Jumlah peserta ini jauh lebih besar dari kegiatan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya," kata dia.
Ia mengaku tak menduga peserta bisa seramai dan kreatif dengan mengenakan pakaian tradisional, bahkan sampai menampilkan kesenian Nusantara, di antaranya Ondel-ondel Betawi dan Reog Ponorogo. Dalam HUT ke-127 tahun ini mengikuti rute perjalanan yang disiapkan.
Namun, terlepas dari situ, pihaknya berharap pesan untuk tetap membangun kerukunan, perdamaian antar-umat beragama dan cinta Tanah Air bisa tersampaikan dengan baik kepada seluruh masyarakat.
Nilai-nilai tersebut juga terkandung dalam lima ajaran sosial Gereja Katolik Keuskupan Agung Jakarta yang sudah ada di Indonesia sejak 8 Mei 1807.
Baca juga: Gereja Katolik buka bertahap di Jakarta