Jakarta (ANTARA) - Indonesia menampilkan Sanggar Djiantika dari Kalimantan Timur di Paviliun Indonesia dalam World Expo 2025 Osaka, Kansai, Jepang.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Budaya Kalimantan Timur Novarita menyampaikan bahwa dua tarian khas Tari Enggang dan Gong Kalimantan Timur yang dipertontonkan memperoleh apresiasi positif dari pengunjung paviliun.
“Kedua tarian mendapatkan apresiasi positif dari pengunjung paviliun, terutama warga Jepang yang sangat antusias untuk mengabadikan momen dan keindahan kostum penari, juga berpartisipasi mencoba gerakan Tari Enggang dan Gong,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Menurut dia, partisipasi Sanggar Djiantika bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan upaya memperkuat identitas bangsa. Artinya, tarian yang ditampilkan dalam pameran tersebut bukan sekedar bentuk hiburan semata, tetapi juga warisan budaya nan hidup.
“Ketika kami menari Tari Enggang atau Gong Kalimantan Timur, kami tidak hanya menampilkan gerak, tapi menyampaikan cerita, semangat, dan filosofi yang sudah diwariskan turun-temurun,” ucap Novarita.
Ia turut mengapresiasi langkah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) yang menjadi motor penggerak penampilan budaya Kalimantan Timur.
Komitmen ini dinilai menunjukkan keterlibatan Bappenas dalam mengembangkan dan melestarikan budaya Indonesia, tidak hanya sebagai perencana pembangunan nasional.
Lebih lanjut, Novarita menerangkan bahwa keikutsertaan Indonesia di World Expo 2025 Osaka memperkuat nation branding dan citra budaya Tanah Air di mata dunia, tetapi juga menunjukkan pembangunan nasional dapat berjalan selaras dengan pelestarian warisan budaya.
“Momentum ini menjadi wujud nyata Kementerian PPN/Bappenas memberikan wadah bagi para seniman untuk tampil di panggung internasional,” ungkap dia.
Pelestarian budaya melalui seni tari dianggap menjadi salah satu cara efektif menjaga keberlanjutan identitas bangsa di tengah arus globalisasi. Dia menegaskan bahwa Tari Enggang dan Gong menjadi simbol penghormatan bagi leluhur dan alam Kalimantan Timur dengan mengelaborasi semua elemen tarian dengan seni kontemporer. Hal ini sejalan dengan tema besar yang diusung Paviliun Indonesia di World Expo 2025 Osaka, yaitu “Thriving in Harmony—Nature, Culture, Future”.
Direktur Paviliun Indonesia Didik Darmanto turut menjelaskan bahwa Tari Enggang dan Gong merupakan representasi penting dari budaya Indonesia terutama masyarakat Dayak.
“Tarian Enggang dan Gong ini menyimpan sejarah panjang dan menjadi bagian penting dari ritual adat serta identitas masyarakat Dayak, Kalimantan Timur. Tari ini bukan sekadar tarian, melainkan jendela Kalimantan. Gerakannya yang anggun dan kuat merefleksikan keindahan alam dan nilai-nilai luhur yang hidup di masyarakatnya,” ujar Didik.
Baca juga: Kapolres Tarakan Bersilaturahmi Dengan Kepala Adat Besar Tidung Kalimantan
Baca juga: Kapolda Kaltara Terima Kunjungan Presiden Majelis Adat Dayak Nasional