PEREKONOMIAN di Kalimantan Utara (Kaltara) menunjukkanpertumbuhan yang signifikan sejak berdiri menjadi provinsi sendiri empat tahunsilam. Bahkan di tengah kondisi ekonomi global yang cenderung stagnan, bahkanmenurun, pertumbuhan ekonomi di provinsi termuda ini masih menunjukkan trenpositif.
Meski pengaruh dominan masih tertumpu pada dana pemerintahan.Di mana kondisi keuangan pemerintah menurun, yang ditandai dengan menurunnyadana transfer dari pusat ke daerah pada 2016 lalu, pertumbuhan ekonomi diKaltara masih tetap stabil. Hal ini, karena Kaltara masih dapat diimbangidengan sejumlah komoditi andalan lainnya, yakni dari sektor pertambangan danperkebunan.
"Tahun lalu 2016 pertumbuhan ekonomi kita berada diangka 5 persen. Target kita pada 2017 ini bisa meningkat lagi, di atas 5persen," ujar Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie. Pada sektorpertambangan, seperti batu bara dan sektor perkebunan, utamanya kelapa sawitmengalami kenaikan harga yang signifikan.
Dibandingkan dengan dana pemerintahan, maka daya belisektor batu bara dan sawit langsung bersentuhan dengan masyarakat atau memilikimultiefek yang cukup baik. Bahkan, perputaran uang atas hasil pengelolaan alamitu menjadi faktor penentu siklus ekonomi di Kaltara.
"Pertumbuhan ekonomi kita sudah semakin membaik.Dengan membaiknya beberapa komoditi ekspor kita, seperti batu bara, sawit danjuga migas dan itu sangat mempengaruhi ekonomi di Kaltara," katanya.
Dalam beberapa kali kesempatan Irianto menyampaikan,sumber daya alam yang melimpah di Kaltara, sudah sewajarnya berbanding lurusdengan tingkat perekonomian di provinsi ini.Utamanya untuk kesejahteraanmasyarakat. Terlebih nilai investasi yang masuk menjadi"Bisa dilihat dari tahun lalu, Penanaman Modal DalamNegeri (PMDN) kita berada di urutan ke 10 secara nasional walaupun PMA(Penanaman Modal Asing) kita msih rendah. Dengan banyaknya potensi-potensi yangkita miliki, saya optimis investasi di Kaltara akan semakin tumbuh," jelasIrianto.
Dari berbagai upaya menumbuhkan ekonomi di Kaltara,Gubernur Dr H Irianto Lambrie dan Wakil Gubernur H Udin Hianggio takhenti-hentinya terus ‘bergerilya‘ mencari investor. Usaha ini pun membuahkan hasil. Sejumlahpemodal besar baik dari dalam maupun luar negeri menyatakan ketertarikannya untukberinvestasi di Bumi Benuanta –sebutan Kaltara.
Selain PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), ChinaHarbour—BUMN Tiongkok yang terlibat pembangunan sejumlah fasilitas maupuninfrastruktur di Indonesia seperti Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) maupunJakarta International Container Terminal, juga melirik Kaltara.
Ketertarikan China Harbour untuk berinvestasi di Kaltara,kata Irianto, karena adanya rencana pembangunan Kawasan Industri dan PelabuhanInternasional (KIPI) maupun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Tanah Kuning danMangkupadi, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan. “Bisa jadimereka (China Harbour) akan membangun pelabuhan atau kawasan industri di sana(Tanjung Palas Timur),†ujar Irianto.
Selain China Harbour, perwakilan Hyundai juga telahmeninjau ke lokasi rencana pembangunan KIPI dan KEK. Untuk perusahaan asalKorea Selatan ini, kata Gubernur, rencananya akan membangun infrastruktur diKIPI dan KEK, termasuk ketertarikannya membangun jembatan penghubungBulungan-Tarakan. “Tapi, tidak menutup kemungkinan juga Hyundai membangunkawasan industri,†tambahnya.
Irianto mengatakan, KIPI dan KEK nantinya dapat dikelolaoleh para investor lalu disewakan kepada pihak lain. Sementara pemerintahdaerah, lanjutnya, hanya menyiapkan lokasi yang sesuai Rencana Tata RuangWilayah (RTRW) dan mendapat pajak dari investasi para pemodal.
Gubernur juga menyebut sejumlah BUMN lain telah melakukanpenjajakan untuk berinvestasi di Kaltara. Misal, kata dia, untuk pembangunankilang mini liquefied natural gas (LNG), pabrik pupuk dan amoniak. “Semuanyaskala besar. Ada smelter, ada industri berbasis gas, dan industri chemical,â€sebutnya.
Penilaian pertumbuhan ekonomi yang membaik jugadisampaikan oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) PerwakilanKaltim, Harry Aginta. Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kaltaratumbuh positif, khususnya pada triwulan dua 2016 hingga akhir tahun.
Tidak hanya sektor pertambangan yang baik menjadi pemicuperumbuhan ekonomi yang positif, Harry mengatakan, jika dilihat dari kacamataperbankan, Usaha Mikor Kecil Mengengah (UMKM) juga turut andil dalam hal ini.UMKM juga merupakan penyumbang terbesar dalam menopang pertumbuhan ekonomi yangada di Katara.
Harga komoditas juga menjadi satu kesatuan pemicumengantarkan suatu wilayah pada pertumbuhan ekonomi yang baik. Harry menilaidari perkembangan harga komoditas saat ini memberi andil sekitar 40 persen.
Tidak tertinggal sektor pertanian dan perikanan. Harrymengatakan, apa yang dilakukan oleh Pemprov Kaltara dalam mengelola danmengekspor komoditas laut yakni kepiting dan udang, merupakan hal yang sangatluar biasa. Sehingga perlu dukungan dari masyarakat dan pihak swasta.