Kelapa Pandan Wangi dari Sebatik yang Siap Mendunia

id ,

Kelapa Pandan Wangi dari Sebatik yang Siap Mendunia

IDENTIFIKASI : Tim dari Kementan dan Kepala DPKP Kaltara Andi Santiaji Pananrangi saat mencoba rasa Kelapa Pandan Wangi dari Sebatik. (dok humas)

Bermula dari kunjungan kerja MenteriPertanian (Mentan) Andi Amran Sulaeman ke Kalimantan Utara (Kaltara), tepatnyadi Pulau Sebatik, Nunukan pada 23 Oktober lalu, Sebatik kini menjadi perhatianpemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan). Ini karena adanya potensibuah kelapa yang istimewa di pulau yang berbatasan langsung dengan Malaysiaitu.

ADI PRANOTO, Humas Prov Kalltara

Kepala Pandan Wangi. Demikian disebutnya. Kepala ini memilikikelebihan rasa yang lebih manis, ditambah dengan aroma wangi pandan yangsemakin menggugah selera. Tak hanya itu, kelapa yang konon asal mulanya dariNegara Thailand tersebut, juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. "Kitake sini (Sebatik) sebagai tindak lanjut dari kunjungan Pak Menteri (AmranSulaeman). Ketika itu Pak Menteri disuguhi kelapa. Dan ternyata itu (kelapa)aromanya beda, rasanya juga lebih manis dari kepala biasanya. Ini Kelapa PandanWangi, kata pak menteri. Harganya mahal, kalau di Singapura bisa sampai Rp90.000 per butir. Ini potensi luar biasa,” kata Dudi Gunadi, DirekturPerlindungan Perkebunan Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementan yangmemimpin rombongan untuk melakukan identifikasi kelapa di Sebatik, Rabu (22/11)lalu.

Dari laporan awal, sebut Dudi yangdatang bersama beberapa ahli kelapa dan bidang terkait di Kementan itu, diSebatik ada sedikitnya 300 titik yang banyak ditumbuhi kelapa jenis PandanWangi.

Selama tiga hari, mulai 22 hingga 24November lalu, tim dari Kementan melakukan survei, identifikasi hinggapengambilan buah kelapa yang nantinya akan dijadikan indukan untuk dikembangkanmenjadi benih unggulan Kelapa Pandan Wangi. "Pertama yang akan kitalakukan adalah mengidentifikasi. Nanti kita ambil buahnya, kita cium aromanya,dirasakan. Jadi bisa diketahui, tingkat aromanya. Juga keaslian dan kekhasannyasampai di mana. Ini semua perlu penelitian dulu. Kita juga akan menentukanpohon induk terpilih, untuk nantinya dijadikan indukan," jelas Dudi.

Setelah melalui proses penelitiandan pembenihan, dan memenuhi syarat, lanjut dia, bibit-bibit yang dihasilkanbaru bisa dilepas oleh kementerian. "Yang berhak melepas hanya dariMentan. Setelah melalui berbagai penilaian, mulai dari segi varietas, asalmuasal dan lain-lainnya. Semua harus jelas," kata dia lagi.

Dikatakan, Kelapa Pandan Wangiberpotensi menjadi komoditi unggulan Kaltara. Utamanya bagi Sebatik atauNunukan. Hanya saja, masih perlu penelitian lebih jauh, apakah buah ini memangasli tumbuh dan berkembang di daerah ini, atau bermula dari bibit yang didatangkandari luar negeri. Di Indonesia, menurutnya, sudah ada beberapa daerah yangmengembangkan perkebunan kelapa Pandan Wangi. Hanya saja, karena bedakarakteristik tanah, cuaca dan lain-lainnya, sudah tentu buah yang dihasilkanjuga memiliki perbedaan. "Nah kita belum tahu, kekhasan buah Kelapa PandanWangi yang dari Kaltara atau Sebatik ini seperti apa. Kalau menurutinformasinya, lebih wangi aromanya dan lebih manis. Makanya, kita datang kesini untuk mengidentifikasi," tambahnya.

Sementara itu, Kepala BalaiPenelitian Palma Kementan Ismail Maskromo menambahkan, Kelapa Pandan Wangi ataudalam bahasa latinnya Cocos Nucifera, adalah pohon yang diklaim pertama kaliberasal dari Thailand. Meski dalam perjalanannya, sudah tersebar di berbagaiwilayah. Di Indonesia sudah dibudidayakan di banyak daerah.

Hal utama yang akan dilakukan,selain mengidentifikasi, kedatangannya ke Sebatik, kata Ismail adalah untukmengetahui asal usul kelapa tersebut. Hal ini untuk memperjelas keaslian KelapaPandan Wangi yang akan dijadikan komoditi pertanian unggulan di Kaltara itu."Kalau memang asli di Kaltara akan lebih bagus lagi. Jadi, keasliannyabisa dipertanggungjawabkan," kata ahli sekaligus peneliti kelapa itu.Diungkapkan, Kelapa Pandan Wangi termasuk jenis Kelapa Genjah. Di mana usiaberbuahnya hanya 3 sampai 3,5 tahun. Lebih pendek usianya dibanding kelapabiasa yang mencapai 6 hingga 7 tahun. "Tergantung kualitas tanahnya. Kalaulebih gembur, bisa tiga tahun sudah berbuah," jelasnya.

SUDAH MULAI DIKEMBANGKAN

Jauh hari sebelum kedatangan Mentanke Sebatik, kelapa unggulan di Kaltara itu ternyata sudah mulai dikembangkan.Adalah PT Nunukan Bara Sukses (NBS) yang telah melakukan pembibitan denganmengadopsi benih unggul kelapa dari Badan Penelitian dan Pengembangan Petanian(Balitbangtan).

Kepala Dinas Pertanian dan KetahananPangan (DPKP) Kaltara Andi Satiaji Pananrangi mengungkapkan, pengembangankelapa di provinsi paling muda ini, telah diinisiasi oleh PT NBS sejak 2016.Perusahaan ini memanfaatkan lahan gambut di Pulau Baru seluas 1.500 hektareuntuk penanaman varietas unggul kelapa yang dihasilkan oleh Balit Palma, Balitbangtan Kementan.

Selain Kelapa Dalam, di areal inijuga ditanam varietas Kelapa Genjah unggul untuk perakitan benih kelapahibrida. Sejak Maret 2017 telah dimulai kegiatan pengiriman dan pendederanbenih. Untuk mendukung keberhasilan pengembangan kelapa tersebut, sebelumnyaKepala Balit Palma juga sudah melihat langsung ke lokasi pendederan yang beradatak jauh dari Pulau Tarakan tersebut. Kebutuhan benih unggul kelapa untuk lahanseluas 1.500 ha tersebut sebanyak 300 ribu butir. Jumlah tersebut diharapkandipenuhi dalam dua tahun. "Nah, khusus Kelapa Pandan Wangi ini, sementaramemang akan kita fokuskan di Sebatik. Untuk ke depannya, tidak menutupkemungkinan juga dikembangkan di Nunukan, Bulungan maupun di Tarakan. Kitamenunggu pelepasan bibit, karena hanya dari Mentan yang berhakmelepaskan," ungkap Andi.

Mengenai penamaan buah Kelapa PandanWangi yang kini banyak sudah tumbuh di Sebatik tersebut, Andi belum bisamenentukan. Dirinya akan melaporkan hal tersebut kepada Gubernur Kaltara Dr HIrianto Lambrie. "Sementara fokus ke indentifikasi ini dulu,"ujarnya.

Selanjutnya, selainmemperbanyak pohon serta menjaga kualitas, hal yang tak kalah pentingnya adalahbagaimana pemasaran kelapa-kelapa yang dihasilkan nanti. "Kalau hasilnyabanyak, tapi pasarnya tidak ada, juga percuma. Makanya yang kita pikirkan jugapasarnya. Kita akan komunikasikan ini dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah)terkait. Karena tak hanya pasar di dalam daerah, potensi kelapa ini juga bisadipasarkan keluar negeri," imbuh dia.