Tanjung Selor(Antaranews Kaltara) - Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara(Kaltara) dalam merealisasikan pembangunan Jembatan Bulungan-Tarakan (Bulan)terus dilakukan. Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie mengungkapkan, PemprovKaltara sudah melakukan pertemuan dengan China Road Bridge Corporation (CRBC)yang tertarik untuk membangun jembatan tersebut. Pertemuan itu, difasilitasilangsung oleh Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) diJakarta beberapa waktu lalu.
Disebutkannya, segalabentuk kerjasama Indonesia dengan investor dari Negeri Tirai Bambu-sebutan lainRRT-harus melalui rekomendasi dari kedubes yang bersangkutan. "Kitabersyukurnya rencana pembangunan jembatan tersebut sudah dalam persetujuan daripihak Kedubes RRT di Indonesia. Maka ditugaskanlah pimpinan CRBC untukmengkongkritkannya," kata Irianto saat bertemu di Bandara Tanjung Harapan,Minggu (21/1).
Seperti diketahuipada September 2016, Pemprov Kaltara telah menandatangani nota kesepahaman atauMemorandum of Understanding (MoU) dengan PT CRBC. Nota kesepahaman itu,merupakan payung hukum awal untuk kegiatan selanjutnya yang disertai perjanjiandengan konsekuensi hukum yang mengikat bagi keduanya.
Akan tetapi, kataIrianto, ada sejumlah prosedur yang harus dilakukan agar pembangunan jembatantersebut dapat terealisasi. Di antaranya rencana ini perlu diusulkan terlebihdahulu ke dalam Blue Book (Buku Biru) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional(Bappenas) oleh kementerian terkait.
"Saya juga telah melakukan pertemuandengan Deputi Bidang Sarana Prasarana Bappenas beberapa waktu lalu. Dan sarandari Bappenas adalah, rencana pembangunan Jembatan Bulan yang diusulkan untukmasuk ke dalam Blue Book, harus melalui kementerian membidangi. MisalnyaKementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)," jelasnya.
Rencananya, pada Rabuhingga Kamis (24 dan 25/1) Gubernur akan bertemu dengan Menteri PUPR BasukiHadimuljono guna memaparkan rencana pembangunan infrastruktur di Kaltara,termasuk rencana membangun Jembatan Bulan. "Jadi nanti beliau (MenteriPUPR) akan mengumpulkan semua Dirjen di lingkungan kementerian," ujarIrianto.
Kendati demikian,pembahasan pembangunan jembatan Bulan membutuhkan rentetan panjang yang harusdilewati. Sebab, setelah masuk ke dalam Blue Book Bappenas, studi kelayakan punharus direview ulang disusul dokumen desain jembatannya.
"Waktu sayamenjadi Penjabat (Pj) Gubernur, studi kelayakannya sudah ada. Sedangkan dalamtahap desainnya, harus konsultan internasional membuat desainnya untuk jembatantersebut. Setelah itu, Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) juga harusdisempurnakan," sebutnya.
Dari situ, kata Irianto, baru akan dihitungkebutuhan pembiayaan pembangunan Jembatan tersebut. Selanjutnya, pemerintahakan memasukkannya ke dalam Blue Book yang dilanjutkan dengan kerjasama skemaOne Belt One Road (OBOR). Irianto mengatakan, pemerintah telah berupayamaksimal untuk merealisasikan rencana tersebut. Karena itu, Irianto optimistispemerataan pembangunan infrastruktur termasuk Jembatan Bulan dapat terealisasi."Ini akan memakan waktu lama, namun gagasan ini harus tetap kita jaga agardapat terwujud, karena memiliki efek jangka panjang bagi anak cucu kita,"ulasnya.
PROGRESS RENCANAPEMBANGUNAN JEMBATAN BULAN
1. Tahun 2014dilakukan Studi Kelayakan Pembangunan Jembatan Bulungan - Tarakan, Bekerjasamadengan LAPI - ITB
2. Tahun 2015dilakukan Penyusunan AMDAL dan DED Pembangunan Jalan Pendekat Koridor JembatanBulungan - Tarakan Sisi Ancam dan Tarakan.
3. Tahun 2016 dan2017 dimulai pelaksanaan fisik Pembangunan Jalan Pendekat Sisi Ancam.
Sumber : PemprovKaltara, 2018