Oleh M Rusman
Nunukan, (Antaranews-Kaltara) - Pembudidaya rumput laut di Kabupaten Nunukan, Kaltara mengeluhkan turunnya harga secara signifikan dari Rp18.000 per kilo gram kering menjadi Rp12.000 per kilo gram kering sejak sepekan terakhir.
Kamaruddin, seorang pembudidaya rumput laut di Kampung Mamolo Kelurahan Tanjung Harapan Kecamatan Nunukan Selatan, Nunukan, Minggu mengaku, sangat terpukul atas anjloknya harga rumput laut di daerah itu.
Meskipun secara umum, harga Rp12.000 per kilo gram masih menguntungkan pembudidaya tetapi khawatir akan terus turun apabila tidak dilakukan langkah antisipasi oleh pemerintah daerah atau perusahaan daerah (perusda).
Ia mengatakan, kondisi harga rumput laut di Kabupaten Nunukan lebih banyak ditentukan oleh pengusaha yang bertindak sebagai pengepul dengan berbagai alasan seperti kondisi cuaca di daerah tujuan, panen raya, kualitas rendah dan pasaran yang berubah.
Sehubungan dengan fluktuasi harga akibat "permainan" pengepul tersebut yang bertindak selaku peluncur eksportir maka seyogyanya perusda turun tangan dengan menyuntikkan dana atau mencari peluang langsung dengan eksportir.
Jika hal ini dapat dilakukan maka dipastikan harga dapat stabil karena pengepul tidak bisa terlalu campur tangan lagi dengan mempermainkan harga.
Namun keberadaan perusda belum dapat berbuat banyak sebagaimana dikatakan Ketua Perusda Nunukan, Risman pada kesempatan yang sama bahwa ketiadaan anggaran yang dimiliki sehingga tidak mampu menolong pembudidaya rumput laut di daerahnya.
Ia mengaku, telah mengusulkan kepada pemda setempat agar dapat melakukan inovasi salah satunya dengan mengintervensi harga rumput laut.
Risman pun menyayangkan, apabila harga rumput laut erus merosot. Diprediksi harga akan terus turun pada bulan depan karena panen raya di Sulsel sebagai daerah tujuan pemasaran.