2019, Program Dokter Terbang ada di 14 Wilayah

id Program, Dokter, Terbang, 2019

2019, Program Dokter Terbang ada di 14 Wilayah

PENGOBATAN GRATIS : Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie mengunjungi kegiatan pengobatan gratis di Pulau Sebatik, kemarin (15/1) (humasprovkaltara)

Tanjung Selor (Antaranews Kaltara) – Pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) yang ada Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), kembali berlanjut di 2019 ini. Melalui program yang dinamakan “Dokter Terbang” ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara menyediakan dokter dan petugas medis untuk melayani warga di daerah-daerah yang sulit terjangkau dan terisolir.

Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie mengatakan, program ini sangat dirasa manfaatnya oleh masyarakat, sehingga diinstruksikan kepada OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkaitnya untuk melanjutkan. “Saya minta program-program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat terus dilakukan. Seperti salah satunya program dokter terbang ini,” kata Irianto dalam beberapa kali kesempatan. Gebernur mengungkapkan, program ‘Dokter Terbang’ merupakan bagian dari upaya Pemprov dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kaltara.

Disebutkan, selain ‘dokter terbang’, ada beberapa program lain yang dilakukan oleh Pemprov Kaltara. Seperti di antaranya, bantuan premi untuk layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui program Kartu Kaltara Sehat atau Kartu Indonesia Sehat, kemudian jemput pasien gratis, utamanya bagi warga tidak mampu, bantuan ambulans ke kabupaten/kota, pengadaan ambulans air, serta beberapa layanan lainnya. “Semua ini kita lakukan, karena kesehatan itu sangat penting. Jika masyarakat sehat, produktifitas meningkat, ekonomi juga naik. Kesehatan juga menjadi salah satu indikator penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), di mana IPM merupakan bagian dari wujud keberhasilan dalam pembangunan,” terangnya.

Seluruh masyarakat, tak terkecuali yang tinggal di daerah terpencil, kepulauan maupun perbatasan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pertimbangan itu lah yang menjadikan tantangan tersendiri bagi Irianto Lambrie untuk menggagas program pemberian pelayanan kesehatan, melalui Dokter Terbang. Melalui program ini, Gubernur berharap masyarakat yang berada di wilayah-wilayah yang sulit terjangkau bisa terbantu. Untuk pemerataan, dalam pelaksanaannya nanti diharapkan lebih diperluas. Utamanya terhadap daerah-daerah yang selama ini belum terjangkau pelayanan.

Sementara itu, mengawali program dokter terbang pada 2019 ini, Selasa (15/1) kemarin lakukan pelayanan kesehatan gratis di Sebatik, Nunukan.

PENGOBATAN GRATIS : Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie mengunjungi kegiatan pengobatan gratis di Pulau Sebatik, kemarin (15/1) (humasprovkaltara)
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara Usman mengatakan, dalam pelaksanaan pengobatan gratis ini, dari Dinkes Kaltara menurunkan tim yang terdiri dari dua dokter spesialis penyakit dalam, satu dokter spesialis anak, satu dokter spesialis kandungan dan dua apoteker. Termasuk beberapa perawat.

“Pengobatan gratis kepada warga Sebatik kita lakukan di Puskesmas Sungai Nyamuk yang berlokasi di Sebatik Timur dengan total pasien yang dilayani sebanyak 427 orang. Penanganan pasien dilakukan sesuai penyakit yang diderita. Sehingga obat yang diberikan itu tepat,” kata Usman yang mendampingi Gubernur saat meninjau kegiatan pelayanan pengobatan gratis tersebut.

Sebagai informasi, tahun ini program dokter terbang untuk DTPK di wilayah Kaltara dialokasikan melalui APBD 2019, sebesar Rp 739 juta yang menapaki 14 daerah pelaksanaan. Karena secara umum pasien di 14 wilayah itu memiliki kesamaan penyakit yakni, hipertesis, dyspepsia, myalgia, chepalgya, gastritis, dermatitis, diare dan ISPA.

“Melalui program dokter terang di wilayah tersebut, diharapkan masyarakat bisa terbantu. Karena seperti diketahui, pelayanan kesehatan masyarakat, termasuk di wilayah yang sulit terjangkau wajib diberikan,” ujar Usman. Program dokter terbang, merupakan gagasan Gubernur karena melihat banyak masyarakat di Kaltara, utama di wilayah perbatasan dan daerah terpencil yang kesulitan akses mendapatkan pelayanan kesehatan. Program ini sudah berjalan sejak 2014, dan realisasinya juga terus mengalami peningkatan. Berdasarkan informasi Dinkes Kaltara, pada tahun 2018 sebanyak 2.677 pasien telah mendapatkan pelayanan kesehatan lewat program ini. Sementara di 2017, pasien yang ditangani sebanyak 1.872 orang atau mengalami peningkatan sebanyak 100 persen atau dua kali lipatnya.