Diet ala The New L-Men of The Year 2019

id Diet ,Kiat diet,The New L-Men

Diet ala The New L-Men of The Year 2019

The New L-Men of The Year 2019 (Ant)

Jakarta (ANTARA) - Saat menjalani program menurunkan berat badan, tidak sedikit orang yang menyerah lantaran tidak melihat adanya perubahan bentuk tubuh. Namun, pemenang The New L-Men of The Year 2019, Radityo memberikan kunci agar sukses menjalani diet.

Radit mengatakan yang harus diingat adalah setiap orang memiliki waktu yang berbeda dan konsistensi akan menentukan hasil akhir dari program yang dijalani.

"Tiap orang beda-beda, tergantung serutin dan segiat apa, jadidependson, misalnya kuat banget itu bisa cepat. Jadi kalau misalnya agak selow hasilnya harus sabar aja, tapi ya semuanya butuh proses," ujar Radit ditemui dalam peluncuran Shake Protein di Pish & Posh by Bakerzin di Jakarta, Selasa.

"Aku pribadi tiga bulan dari nol banget, tapi benar-benar setiap hari, jadi ubah gaya hidupnya sampai sekarang. Jadi bukan sesuatu yang ditargetkan harus berapa bulan berapa minggu, habis itu enggak dilakuin lagi," lanjutnya.

Mister World Indonesia 2019 ini juga menyarankan untuk tidak selalu bercermin. Sebab, semakin sering melihat bentuk tubuh di kaca, akan semakin tidak terlihat perubahannya.

Radit pun memberikan cara melihat perubahan bentuk tubuh. Pertama lakukan foto seluruh badan saat hari pertama memulai diet. Lalu, tiga bulan kemudian lakukan hal serupa dan bandingkan hasilnya.

"Soalnya kita melihat badan kita hampir setiap hari, jadi enggak akan kelihatan bedanya enggak kerasa. Jadi kalau agak dijeda itu biar kita bisa lihat prosesnya seperti apa," jelas Radit.

Radit melanjutkan, "Aku pernah fase-fase jenuh, di dua bulan tiga bulan aku rasain, start di sini-sini aja, tapi tetap dijalanin. Jadi aku enggak akan berhenti sebelum aku lihat hasilnya, jangan ditarget-target nanti kita kecewa."

Selain itu, olahraga juga penting dilakukan bagi orang yang ingin menurunkan berat badan. Pola makan sehat dan olahraga teratur akan mempercepat proses menghilangkan lemak.

"70 persen itu makanan, 30 persen olahraga jadi kalau olahraganya udah gila banget tapi makannya masih kacau, ya percuma," kata Radit.

Baca juga:Ingin langsing dengan "diet K-Pop", amankah?

Baca juga:Kentang tak membuat orang gemuk

Baca juga:Nafsu makan orang Indonesia meningkat saat Ramadhan dan Lebaran

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri