Jakarta (ANTARA) - Peneliti dari Center for Systems Science and Engineering (CSSE), Johns Hopkins University, Amerika Serikat, membuat peta online yang diperbarui secarareal-timeuntuk memantau perkembangan terakhir dari penyebaran virus corona.
Sejak muncul sekitar sebulan lalu, virus corona kini telah menyebar ke seluruh dunia. Virus itu tampaknya telah melompat dari kelelawar ke ular, kemudian dari ular ke manusia, di pasar hewan di Wuhan, China.
Virus tersebut dapat menyebabkan gejala ringan, seperti flu, atau gejala yang lebih parah, seperti pneumonia, dan dapat mengancam jiwa, terutama pada pasien usia lanjut.
Untuk membantu memantau penyebaran wabah virus tersebut, Lauren Gardner, seorang profesor teknik sipil dari CSSE, membuat peta yang sederhana dengan statistik.
“Kami membuat dasbor ini karena kami pikir penting bagi publik untuk memiliki pemahaman tentang situasi wabah dengan sumber data yang transparan," kata Gardner, dikutip dari ZME Science, Minggu.
Baca juga:Disneyland, Ocean Park di Hong Kong ditutup terkait wabah virus corona
Baca juga:Kota Tianjin di China diblokade karena wabah virus corona
“Untuk komunitas penelitian, data ini akan menjadi lebih berharga karena kami terus mengumpulkannya dari waktu ke waktu,” dia melanjutkan.
Data tersebut berasal dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Komisi Kesehatan Nasional Republik Rakyat China, dan Dingxiangyuan, sebuah situs jejaring sosial untuk para profesional bidang kesehatan yang menyediakan informasi real-time mengenai kasus-kasus virus corona.
Selain itu, situs web ini menawarkan data Google Sheet yang dapat diunduh, yang berisi informasi tentang kasus-kasus yang dikonfirmasi dan diduga terjadi di berbagai wilayah di dunia.
Situs web tersebut menampilkan peta dunia dengan titik-titik merah untuk menandai penyebaran virus.
Selain peta, ada pula daftar dan grafik kasus yang sudah dikonfirmasi, juga papan pengumuman yang menampilkan jumlah kasus yang dikonfirmasi, total korban yang telah pulih dan total kematian yang disebabkan oleh virus tersebut.
Baca juga:Perusahaan travel jamin WNA China ke Sumbar tidak bawa virus corona
Baca juga:Rusia berdialog dengan China untuk bantu warganya tinggalkan Wuhan
Baca juga:Kanada identifikasi kasus pertama virus corona
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Berita Terkait
AS kecewa China tolak penyelidikan asal usul COVID-19
Jumat, 23 Juli 2021 16:04
Catatan Ilham Bintang - Penanganan virus COVID-19 di Selandia Baru
Senin, 19 Juli 2021 10:07
WHO sebut secara global varianCOVID Delta jadi dominan
Sabtu, 19 Juni 2021 14:32
Menteri Kesehatan ingatkan tiga varian virus corona sudah masuk ke Indonesia
Rabu, 19 Mei 2021 21:01
Kemenkes: tiga varian baru virus lebih cepat menular telah di Indonesia
Rabu, 5 Mei 2021 3:27
Belum tuntas pandemi COVID-19, ada lagi ancaman Virus Nipah
Jumat, 29 Januari 2021 5:23
WHO nilai belum perlu peringatan keras atas varian baru virus corona
Selasa, 22 Desember 2020 13:49
Benarkah oleskan minyak kayu putih di masker bunuh virus corona?
Kamis, 3 Desember 2020 22:26