Tanjung Selor (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie memastikan stabilitas harga dan pasokan barang pokok di Kaltara masih dalam taraf aman, meski Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) masih terus mewabah. Walau demikian, Gubernur mengatakan, daya beli masyarakat ketersediaan bahan pokok di pasar-pasar tradisional harus terus dipantau, berikut stabilitas harganya. Mengingat Covid-19 terus berkembang, di saat itu pula harus dilakukan pengecekan harga dan pasokan barang pokok secara berkelanjutan.
"Ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden kepada seluruh Kepala Daerah agar senantiasa terus mengikuti dampak ekonomi Covid-19. Untuk itu juga, saya sudah meminta Sekda, Disperindagkop, Dinas Ketahanan Pertanian dan Ketahanan Pangan, termasuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melakukan pemantauan harian, bahkan per jam di pasar," ujar Gubernur, Jumat (27/3) lalu.
Di Pasar Induk Bulungan, Gubernur mendengar keluhan pedagang sayuran yang beberapa hari ini kesulitan mendapatkan omset normal seperti lazimnya akibat pasar yang sepi pembeli. Kurangnya pembali dipastikan Gubernur, akibat rasa khawatir masyarakat terhadap wabah virus Corona. "Yang sangat kasihan memang adalah pegadagang kecil, khususnya penjual sayur atau pedagang yang memang penghasilan per harinya adalah pembelian masyarakat," ujarnya.
"Memang saat ini pasar-pasar umumnya sepi, termasuk di Bulungan. Kalau dulu mereka mendapat Rp 100 ribu sehari tidak terlalu susah, beberapa hari ini dapat Rp 50 ribu saja mulai agak berat. Cukup beli beras 1 kilogram dan lauk sedikit. Kalau satu hari mereka tidak laku, mereka tidak bisa makan," ujarnya.
Pemprov Kaltara sebut Gubernur Irianto akan segera mendata pedagang-pedagang kecil yang sangat terdampak dari sisi ekonomi akibat wabah Covid-19. Kata Gubernur, hal ini akan segera dikoordinasikan dengan pemerintah sebagai regulator yang akan menggelontorkan social safety net (bantuan sosial) berupa Bantuan Langsung Tunai. "Ini dikoordinir langsung pemerintah (pusat). Akan ada pembaruan data penerima BLT atau keluarga-keluarga prasejahtera ini," ujarnya.
Gubernur Irianto mengatakan, bantuan sosial ini disiapkan untuk menjaga daya beli masyarakat. Pemerintah akan memberikan bantuan langsung tunai ke 29,3 juta masyarakat yang masuk dalam 40 persen rumah tangga termiskin dan dianggap paling terdampak dari tekanan wabah Covid-19. “Sebagaimana pernyataan Presiden bahwa sektor usaha mikro dan kecil di Kaltara yang akan terberat terdampak Covid-19. Pendapatan mereka akan turun sampai 36 persen," ujarnya.
MINTA PEDAGANG WASPADA
Di Pasar Induk Bulungan, Gubernur Irianto sekaligus bersosialisasi kepada pedagang dan pembeli agar lebih berhati-hati serta menjaga kebersihan dan pola hidup sehat. Penyebaran virus Corona yang begitu cepat, semua masyarakat dituntut mawas diri dan menerapkan gerakan jara jarak atau social distancing. “Apalagi mulai adanya kasus positif di daerah kita, harus lebih hati-hati. Pedagang dan pembeli yang tadinya tidak memakai masker, sekarang harus gunakan. Jaga jarak, jangan lengah, jangan menganggap remeh karena sispapun bisa terjangkit. Kalau masker enggak ada, sementara berinisiatif bikin sendiri dulu. Kita harus menyelamatkan diri sendiri, keluarga kita, dan orang lain," tuturnya.
Diingatkan Gubernur, distributor dan pedagang tidak melakukan penimbunan barang kebutuhan pokok. Jajaran Polda Kaltara akan menerapkan sanksi hukum yang berat. "Akan ada tindakan hukum tegas dari Polda Kaltara. Kita ini sama-sama susah, harus ada saling peduli, toleransi, bergotong royonglah. Tidak bisa jika pemerintah saja yang berusaha mengatasi dampak ekonomi dan sosial akibat Corona ini," tuturnya.
Sementara itu, dipastikan harga pangan di Pasar Induk Bulungan relatif masih normal, baik telur ayam, beras, gula, ayam, daging, dan bawang-bawangan. Hanya saja, cabai, tembus Rp 67 ribu per kilogram ditengarai pasokan yang kurang dari petani. “Gula lokal berada di Rp 17 ribu, tetapi dari laporan Disperindagkop dan pantauan harian di pasar-pasar, justru gula Malaysia harganya Rp 16 ribu saja. Itu karena faktor transportasi. Kalau gula lokal karena datang dari Jawa, ajak jauh jadi mahal," kata Gubernur.
Persediaan beras di gudang Bulog juga dilaporkan masih aman hingga 3 bulan ke depan. Begitu pun persediaan petani dan pedagang di sejumlah wilayah di Kaltara. "Kita tidak terlalu khawatir untuk beras. Karena Bulungan khususnya dan Kaltara secara umum bisa memproduksi beras secara lokal," tuturnya.
Berita Terkait
Pertamina perluas pendataan QR Code pertalite termasuk Kaltara
Selasa, 6 Agustus 2024 5:33
Pertamina Patra Niaga Perluas Pendataan QR Code Pertalite
Minggu, 4 Agustus 2024 17:37
Gubernur responden pertama pendataan Regsosek 2022 di Kaltara
Minggu, 16 Oktober 2022 0:49
Nakes jadi sasaran utama "booster" kedua, Kaltara masih lakukan pendataan
Senin, 8 Agustus 2022 17:34
DKP Carikan Solusi Petambak di Areal Hutan Produksi
Rabu, 24 Juli 2019 15:00
Data perijinan segera dipenuhi
Kamis, 7 Februari 2019 15:51
Imigrasi Nunukan data TKI deportasi
Sabtu, 26 Mei 2018 15:18
Indrajit: pendataan rumah kos untuk antisipasi radikalisme
Kamis, 5 April 2018 16:49