Sukses lawan corona, asa Kaltara pulihkan perekonomian

id Corona ,Kaltara lawan corona

Sukses lawan corona, asa Kaltara pulihkan perekonomian

Sukses lawan COVID-19,  asa Kaltara pulihkan perekonomian. Perekonomian rakyat mulai menggeliat

Tanjung Selor (ANTARA) - Kalimantan Utara, provinsi termuda itu sempat terseok-seok dalam menghadapi "peperangan" melawan virus corona baru (SARS-CoV-2).

Tidak lama sejak Presiden Jokowi mengumumkankasus pertama COVID-19 yang terjadi di Tanah Air menimpa dua warga Depok, Jawa Barat pada 2 Maret 2020, Kaltara sebenarnya sudah melakukan langkah antisipasi.

Pada 17 Maret 2020, Gubernur Kaltara Irianto Lambrie menggelar rapat koordinasi yang mengundang berbagai pihak, dari instansi, tokoh masyarakat, ormas serta para kepala daerah dan jajarannya.

Salah satu titik perhatian adalah pintu masuk di wilayah perbatasan, mengingat kala itu Malaysia sudah zona merah sehingga Negeri Jiran mengumumkan "Perintah Kawalan Pergerakan" (Partially lockdown).

Namun, pertahanan Kaltara "jebol" dalam mengantisipasi COVID-19 justru bukan dari pintu perbatasan Malaysia tetapi terpapar saat beberapa warga provinsi berpenduduk 700.000 jiwa itu melakukan perjalanan ke Jakarta.

Perjalanan dua warga, awal Maret 2020 ke Jakarta, yakni pasien 01 (warga Tarakan) dan pasien 02 (warga Tanjung Selor) jadi kasus awal COVID-19 di Kaltara.

Akhir Maret 2020, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltara Agust Suwandy
mengumumkan dua warga yang dirawat sejak 18 Maret di Tarakan dan 20 Maret di Tanjung Selor positif corona.

Sejak akhir Maret dan awal April 2020 jumlah warga terpapar COVID-19 terus meningkat, umumnya dari klaster Jamaah Tabligh di Gowa, dan klaster GKII (Gereja Kemah Injil Indonesia) di Langap Malinau.

Pada 18 April 2020, kondisi penyebaran COVID-19 sudah sangat mencemaskan karena empat daerah (tiga kabupaten dan satu kota) sudah zona merah karena jumlah terpapar signifikan dan transmisi lokal.

Hanya satu daerah, yakni Kabupaten Tanah Tidung (KTT) yang masih zona hijau.

KTT pada 22 Mei 2020 akhirnya juga dinyatakan zona merah dengan ditemukan kasus transmisi lokal dari klaster acara keagamaan dari Kabupaten Malinau.

Baca juga: Tangguh Lawan Corona, Kaltara Tetap Waspada

Setelah melalui berbagai upaya, akhirnya kini kurva warga terpapar COVID-19 di Kaltara terus melandai.

Juru Bicara Agust Suwandy mengumumkan pada 18 Juni 2020, dengan dinyatakan sembuh delapan warga Kaltara, maka 145 orang bebas dari virus global berbahaya ini dan hanya tinggal 24 orang dalam perawatan.

Berdasarkan data itu, maka persentase kesembuhan di Kaltara sudah mencapai 85,8 persen

Sedangkan persentase kesembuhan per daerah di Kabupaten Bulungan sebesar 95 persen, Nunukan 93 persen, Tarakan 81 persen, Malinau 79 persen dan Tana Tidung 33 persen.


Baca juga: Jaga kebugaran, Irianto Lambrie rutin minum jamu

Laju reproduksi efektif

Gubernur Kaltara Irianto Lambrie sangat bersyukur karena daerahnya kini pada posisi ketiga nasional (setelah Riau dan Aceh) dalam tingkat kesembuhan positif Covid-19.

Selain tingkat kesembuhan tinggi, Kaltara juga tercatat terendah nasional pada laju reproduksi efektif atau "reproduction Number" (Rt) penyebaran virus corona.

Sesuai data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional di situs Bonza, per 8 Mei 2020 ada 11 provinsi yang laju reproduksi virusnya sudah di bawah level 1,0 termasuk Kaltara.

Ke-11 provinsi Rt terendah atau di bawah 1,0 adalah Aceh (0,17), Sumatera Barat (0,65), Riau (0,71), Sulawesi Tenggara (0,74), Kaltara (0,75), Jambi (0,81), Jawa Barat (0,88), DI Yogyakarta (0,97), Papua Barat (0,97), Lampung (0,99), dan Bengkulu (0,99).

Jika Rt di atas 1,0 berarti setiap infeksi akan menyebabkan lebih dari satu infeksi lain atau virus menyebar dengan cepat.

Rt Kaltara terus menurun, per 10 Juni 2020 menjadi 0,36.

Kaltara sempat mencapai titik puncak Rt di level 2,50 pada 16 April 2020.

Rt menjadi parameter penting untuk menentukan strategi dan durasi pembatasan sosial.

Rendahnya laju reproduksi virus di Kaltara juga seiring dengan penambahan kasus terkonfirmasi positif yang sudah tidak signifikan setiap harinya.


Baca juga: Kaltara 5 terendah nasional laju reproduksi efektif penyebaran virus corona


Strategi pemulihan ekonomi


Gubernur Irianto mengakui bahwa keberhasilan Kaltara dalam memerangi corona tidak terlepas dari peran dan kerja keras semua elemen masyarakat.

Gubernur menyebut ada tiga strategi yang diterapkan dalam upaya percepatan penanganan wabah COVID-19 di provinsi seluas 74.000 Km2 itu.

Strategi pertama, melakukan langkah preventif atau pencegahan.

Bentuknya, Pemprov secara intens mensosialisasikan gaya hidup sehat dan penerapan protokol kesehatan sebagaimana saran WHO.

Upaya ini dilakukan jauh hari sebelum Kaltara terdeteksi terpapar Covid-19.

Strategi kedua, melakukan pengujian dan tracking dengan baik.

Strategi ketiga, melakukan peningkatan fasilitas kesehatan.

Pemprov Kaltara dalam menerapkan ketiga strategi itu dengan refocusing alokasi APBD 2020 mencapai Rp109,1 miliar.

Melalui dukungan dana itu, berbagai upaya dilakukan secara efisien dan efektif, salah satunya adalah meningkatkan kemampuan RSUD Kota Tarakan untuk uji sampel swab secara TCM (Tes Cepat Molekuler) maupun PCR (polymerase chain reaction) mandiri.

Baca juga: Ribuan santri Gontor ikuti "rapid test"

Berkat fasilitas itu, 76 santri Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur dari Kaltara yang sebelumnya kesulitan dapat Surat Sehat bisakembali ke pesantren.

"Rapid test" bukan hanya santri tapi juga gratis bagi puluhan mahasiswa serta warga tidak mampu dengan mengajukan surat permohonan.

Fasilitas kesehatan juga dibenahi bagi daerah lain di Kaltara.

Adanya tiga strategi itu, maka upaya dalam hal penanganan Covid-19 menunjukkan hasil positif.

"Seperti yang saya singgung di awal bahwa indikator sukses ini tergambar di tingkat kesembuhan dan laju
reproduksi efektif atau Rt (reproduction Number) penyebaran virus corona," ujar Irianto.

Setelah sukses melawan COVID-19, kini Kaltara bertekad segera memulihkan sektor perekonomian di era "new normal".

Beberapa upaya pemulihan ekonomi itu, antara lain memberikan tunai Rp200 ribu per KK yang terdampak pandemi di luar bantuan sosial dari pusat.

Telah dialokasikan Rp1,5 miliar untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi pada sektor UMKM.

Kaltara juga meneruskan program Subsidi Ongkos Angkut (SOA) Barang dan Penumpang perbatasan
Rp 23,1 miliar.

Beberapa proyek bernilai besar dan strategis dilanjutkan antara lain KIPI (Kawasan Industri Pelabuhan Internasional) Tanah Kuning-Mangkupadi.

Termasuk proyek PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Kayan, KBM (Kota Baru Mandiri) Tanjung Selor dan "Food and Rice Estate".

Proyek tersebut strategis karena dinilai akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di Kaltara dengan penyerapan tenaga kerja serta investasi daerah.

"Pesan saya, sebelum vaksin ditemukan maka masyarakat harus tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan, agar berbagai keberhasilan kita melawan corona dan upaya pemulihan ekonomi tidak sia-sia," tegasnya.

Baca juga: Pentingnya transformasi digital dalam upaya pemulihan ekonomi

Baca juga: BI perkirakan ekonomi Kaltara triwulan II 2020 tetap positif



****