Kaltara Masih Rawan Penyebaran Covid-19

id Kaltara, Penyebaran, Covid-19

Kaltara Masih Rawan Penyebaran Covid-19

Gambar Ilustrasi (humasprovkaltara)

Tanjung Selor (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kalimantan Utara (Kaltara) memprediksi Kaltara masih rawan penyebaran Covid-19. Lantaran, nyaris seluruh kabupaten dan kota masih terdapat kasus positif.

Disebutkan Juru Bicara (Jubir) Penanganan Covid-19 Kaltara, Agust Suwandy, data beberapa hari lalu menunjukkan hanya Kabupaten Tana Tidung (KTT) yang warna zonasi penyebarannya hijau atau zero kasus. Sementara Kota Tarakan dan Bulungan mendapat warna oranye, dan Nunukan dan Malinau kuning. “Untuk KTT, kemungkinan dalam waktu dekat akan menjadi berwarna kuning karena tidak zero kasus lagi,” kata Agust.

Kategori zona berdasarkan warna sendiri menunjukkan warna merah untuk zona risiko tinggi, oranye risiko sedang, kuning adalah zona risiko rendah, terakhir zona hijau bagi daerah tidak terdampak atau tidak tercatat kasus Covid-19 positif. “Kasus Covid-19 di Kaltara saat ini terjadi penambahan, dari yang sebelumnya ada 75 orang yang positif Covid-19 dan dirawat. Per 6 September 2020, mengalami kenaikan menjadi 82 orang yang positif dan dirawat. Kenaikan kasus ini terjadi di kota Tarakan dengan penambahan sebanyak 7 orang,” jelasnya.

Dari itu, Agust meminta masyarakat untuk tidak menganggap remeh pandemi ini. “Mari sama-sama kita tuntaskan dan putus penyebaran virus ini. Caranya yaitu tetap disiplin jaga jarak, pakai masker, dan hindari kerumunan,” ucapnya.

Dikabarkannya pula, pemeriksaan spesimen swab orang maupun pasien yang diduga terpapar sendiri, saat ini sebagian masih ada yang dikirimkan ke BBLK Surabaya untuk diuji. “Itu dilakukan ketika kapasitas meningkat. Jadi, ada yang kita uji disana juga agar hasil cepat didapatkan untuk tracing selanjutnya,” urainya.

Sementara mesin Polymerase Chain Reaction (PCR) RSUD Tarakan masih beroperasi normal seperti biasa. “Memang beberapa minggu lalu sempat terkendala dan terhenti. lantaran reagen yang dikirimkan dari pusat tidak sesuai dengan mesin PCR. Namun, itu semua sudah teratasi karena sudah ada pendampingan dari Litbangkes minggu lalu, sehingga mesin PCR sudah mulai berjalan lagi untuk menguji spesimen,” tuturnya.