Mencari Energi di Sumur Lama Tarakan Dengan PC-Prove Lha Kok Enak

id Pertamina Oleh Redaksi

Mencari Energi di Sumur Lama Tarakan Dengan PC-Prove Lha Kok Enak

Pompa angguk (sucker rod pump) yang masih aktif bergerak turun naik, merupakan salah satu saksi sejarah dari kejayaan minyak dan gas (migas) di Tarakan, Kalimantan Utara. ANTARA/Susylo Asmalyah.

Tarakan (ANTARA) - Menelusuri Kota Tarakan, Kalimantan Utara di beberapa sudut masih terlihat beberapa pompa angguk (sucker rod pump) yang bergerak turun naik. Pompa angguk tersebut merupakan salah satu saksi sejarah dari kejayaan minyak dan gas (migas) di Tarakan oleh Bataavishe Petroleum Maatchapij (BPM) perusahaan minyak milik Pemerintah Belanda tahun 1896. Dari jenis pompa angguk inilah perkembangan teknologi eksplorasi migas di seluruh dunia berkembang untuk produksi energi dari fosil.

Saat ini di Tarakan masih banyak ditemukan sumur minyak yang lama ditinggalkan atau suspend dimiliki PT. Pertamina EP Tarakan Field yang produksinya minimalis baik dari segi biaya maupun lokasi. “PT. Pertamina EP Tarakan Field melakukan inovasi dengan menggunakan metode Mini Chain Pumping Unit untuk meningkatkan produksi minyak di sumur minyak yang lama ditinggalkan atau suspend,” kata Asisten Manager Workover Well Service (WOWS) PT Pertamina EP Tarakan Pungki Feri Praditya di Tarakan, Senin (2/10).

Pertamina Tarakan melihat masih banyaknya sumur supend yang tidak terjamah karena keterbatasan unit artificial lift yaitu alat angkat buatan maka mencari metode dengan nama Mini Chain Pumping Unit merupakan inovasi dari PC-Prove Lha Kok Enak. Metode ini terpilih dari tiga solusi alternatif yang ada berdasarkan parameter rendahnya biaya, kemudahan implementasi, kesesuaian kandidat serta dampak produksi yang dihasilkan.

Hal tersebut sebagai upaya perusahaan dalam mengurangi biaya kebutuhan artificial lift sebagai alternatif baru untuk memproduksikan sumur dengan keekonomian yang rendah. Masih banyaknya sumur suspend dengan keekonomian yang rendah dan lokasi yang sempit, maka kondisi ini sangat membutuhkan artificial lift yang ekonomis dan minimalis untuk memproduksikan sumur suspend di Tarakan Field.

Mini Chain Pumping Unit ini didesain secara minimalis dan ekonomis cocok untuk memproduksikan sumur dengan keuntungan rendah dan rendah biaya. PC-Prove Lha Kok Enak membuat pompa Mini Chain Pumping Unit untuk menjadi solusi memproduksikan sumur suspend yang terletak di kawasan padat pemukiman penduduk.

Selain itu, wilayah operasi Tarakan Field masih banyak sumur minyak lama yang berada di dekat pemukiman warga di Tarakan. Namun dalam menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance). Dan aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi yang selamat, efisien, handal, patuh dan ramah lingkungan demi mewujudkan Energi Kalimantan Untuk Indonesia.

Pompa Mini Chain Pumping Unit ini merupakan alternative artificial lift yang bergerak secara mekanikal yang mana daya utama penggerak utamanya ada motor listrik dengan menggunakan rantai sebagai penggerak naik-turunnya polish rod untuk memproduksikan sumur minyak.

Pertamina EP Tarakan Field dengan wilayah kerja on shore seluas 9,85 Kilometer Persegi dengan struktur aktif utama Struktur Pamusian. Saat ini produksi Struktur Pamusian 652 BOPD per 31 Desember 2022 dengan sumur aktif 64 dan 1.000-an sumur suspend. Sumur aktif tersebut sudah tidak mengalir secara alami sehingga dibutuhkan alat pengangkatan buatan.

Berdasarkan dari histori data produksi tahun 2020, level produksi minyak Struktur Pamusian mengalami penurunan secara alamiah sesuai dengan mulai meningkatnya kadar air, sehingga diperlukan suatu usaha untuk mempertahankan angka produksi struktur Tarakan. Salah satu upaya peningkatan produksi adalah melakukan kegiatan Low Effort High Impact yaitu melakukan reaktivasi sumur-sumur tidak aktif karena Struktur Pamusian masih memiliki lebih dari 1.000 sumur suspend yang belum dapat diproduksikan.

Produksi minyak tertinggi

Saat ini Pertamina EP Tarakan Field sudah mencatat pencapaian gemilang dengan berhasil memproduksikan minyak dari sumur Pamusian (PAM-1090) sebanyak 1.000 barel minyak per hari pada tanggal 16 Agustus 2023 lalu. Prestasi ini mengangkat total produksi lapangan Tarakan menjadi 2.700 barel minyak per hari, sehingga jadi puncak tertinggi sejak tahun 2008.

Pertamina EP Tarakan Field telah melakukan pengembangan Struktur Pamusian sejak lima tahun terakhir dan harapannya akan memberikan dampak positif bagi industri migas nasional dan tentunya bagi masyarakat sekitar wilayah kerja.

Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pertamina diberi amanah tugas negara untuk mencari, memproduksikan minyak dan gas demi ketahanan energi nasional, untuk mendukung target satu juta barel minyak dan 12 miliar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030.

Sampai saat ini, beberapa sumur minyak di Tarakan masih menghasilkan minyak dan gas, walaupun jumlah tidak sebanyak dulu. Namun setidaknya dapat mencukupi kebutuhan warga Tarakan misalnya gas untuk PLN serta PGN bagi program Gas Kota sejak 2011 dan telah dinikmati di 16 kelurahan mencakup 34.145 Kepala Keluarga di Tarakan.

Manager Pertamina EP Tarakan Field Isrianto Kurniawan mengatakan bahwa pencapaian yang baik pada sumur PAM-1090 merupakan kado kemerdekaan Pertamina untuk Indonesia. “Dan harapan kami akan terus menyebarkan semangat positif kepada seluruh pekerja yang terlibat dalam kegiatan pengeboran sumur berikutnya,” kata Isrianto.

Para Perwira atau pekerja Pertamina saat bekerja di sekitar sumur PAM-1090 dengan menggunakan baju seragam serta dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD), mulai dari helm yang bagian belakangnya bertuliskan "Teman (Tegur Saya Ketika Tidak Aman)", kacamata kerja serta sepatu pengaman.

Sumur PAM-1090 merupakan sumur migas ketiga yang dibor di tahun 2023, dengan target empat sumur yang akan dikembangkan di Struktur Pamusian. Hal tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Pertamina EP Tarakan Field dengan PT. Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI) dalam penerapan teknologi pengeboran.

Dikirim ke kilang Balikpapan

Selanjutnya minyak mentah yang diproduksi dari sumur – sumur minyak ditampung di kilang Tarakan Field. Kemudian dibawa menuju kilang Balikpapan, Kalimantan Timur dengan menggunakan kapal tangker untuk diolah.

Saat ini, Pertamina melaksanakan proyek pengembangan kilang Balikpapan existing dan Refinery Development Master Plant (RDMP) yang memiliki luas lahan 313 hektare. Kilang Balikpapan merupakan kilang pengolahan minyak terbesar kedua di Indonesia dengan kapasitas kilang 260 ribu barel atau 25,2 persen dari total kapasitas kilang yang dimiliki Pertamina.

Jika sudah rampung kilang Balikpapan dapat meningkatkan produksi sampai 360 ribu barel BBM perhari. Serta meningkatkan kualitas produksi BBM dari EURO II menjadi EURO V yang jauh lebih ramah lingkungan.

Pertamina progres yang telah mencapai 82 persen menjadi energi bagi tim RDMP Balikpapan untuk terus mengejar progres, hingga tuntas. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebutkan Pertamina akan terus memastikan proyek tetap beroperasi dengan keamanan dan keandalan yang tinggi.

Dengan rampungnya proyek kilang Balikpapan existing dan RDMP untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berada di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), dimana jaraknya tidak jauh dari proyek tersebut.
Baca juga: Pertamina Salurkan Bantuan Bagi Korban Kebakaran Beringin 4 Tarakan
Baca juga: Pertamina EP Bunyu nyatakan konsisten bantu turunkan stunting