Sri Mulyani: Butuh teknologi memadai untuk vaksinasi 180 juta orang

id Corona,Vaksin

Sri Mulyani: Butuh teknologi memadai untuk vaksinasi 180 juta orang

Sri Mulyani: Butuh teknologi memadai untuk vaksinasi 180 juta orang

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan pemerintah membutuhkan teknologi yang memadai untuk dapat melakukan vaksinasi kepada 180 juta penduduk Indonesia.

Sri Mulyani menyatakan keberadaan teknologi yang memadai dibutuhkan dalam rangka memastikan vaksinasi yang dilakukan telah sesuai dengan target pemerintah.

“Bayangkan kalau lebih dari 180 juta orang akan divaksin dan mereka divaksinnya tidak sekali berarti kita akan membutuhkan sebuah teknologi,” katanya dalam acara virtual Indonesia Digital Conference di Jakarta, Rabu.

Sri Mulyani menjelaskan nantinya teknologi tersebut digunakan untuk melalukantrackingterhadap orang yang akan dilakukan vaksinasi sebanyak dua kali melalui ketersediaan data.

“Untuktrackingmereka yang divaksin selama dua kali dalam periode tertentu dan mengetahui keberadaannyabyname,byNIK,bynumbersupaya kita tahu,” ujarnya.

Oleh sebab itu, ia menuturkan fokus pemerintah saat ini adalah memastikan seluruh puskesmas di Indonesia telah terkoneksi dengan internet dan teknologi digital agar mendukung proses vaksinasi.

Ia menjelaskan untuk tahun depan pemerintah akan mengakselerasi pembangunanBaseTransceiverStation(BTS) untuk wilayah yang tertinggal akses internetnya yaitu lebih dari 12 ribu desa.

Sementara itu, anggaran yang disiapkan pemerintah untuk pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk tahun depan melalui APBN 2021 adalah sebanyak Rp29,6 triliun.

“Dampakspilloverpositive-nya akan luar biasa. Seluruh masyarakat bisa menggunakan infrastruktur ini. Kesempatan baru akan muncul dengan adanya infrastruktur digital yang terus dibangun pemerintah,” katanya.

Baca juga:Ketua Banggar DPR minta pemberian vaksin gratis untuk seluruh rakyat
Baca juga:Garuda Indonesia siap distribusikan vaksin ke daerah
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Ahmad Wijaya