Harga emas naik 8,1 dolar, pasar abaikan naiknya imbal hasil obligasi

id Harga enas

Harga emas naik 8,1 dolar, pasar abaikan naiknya imbal hasil obligasi

Harga emas naik 8,1 dolar, pasar abaikan naiknya imbal hasil obligasi

Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), menghentikan penurunan dua hari beruntun, saat para investor mengabaikan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan penguatan dolar karena logam safe-haven menarik dukungan dari seruan berulang Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell untuk menjaga suku bunga rendah mendekati nol.

Kontrak emas harga paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terdongkrak 8,10 dolar AS atau 0,47 persen menjadi ditutup pada 1.733,20 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (23/3/2021), emas berjangka anjlok 13 dolar AS atau 0,75 persen menjadi 1.725,10 dolar AS.

Harga emas berjangka juga tergerus 3,6 dolar AS atau 0,21 persen menjadi 1.738,10 dolar AS pada Senin (22/3/2021), setelah terangkat 9,2 dolar AS atau 0,53 persen menjadi 1.741,70 dolar AS pada Jumat (19/3/2021), dan menguat 5,40 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.732,50 dolar AS pada Kamis (18/3/2021).

Baca juga: Emas jatuh 13 dolar tertekan penguatan dolar meski imbal hasil turun

"The Fed mengatakan meskipun fakta bahwa kita dapat melihat beberapa inflasi yang lebih tinggi, mereka tampak akan melewatinya sehingga pada akhirnya berarti kita dapat melihat lonjakan inflasi dan Fed tetap tidak terlibat ... faktor-faktor tersebut membantu emas di sini," kata Kepala Strategi Komoditas TD Securities, Bart Melek.

Ketua Fed Powell mengatakan kepada anggota parlemen pada Selasa (23/3/2021) bahwa dia memperkirakan beberapa inflasi tetapi itu akan menjadi "tidak terlalu besar atau persisten." Bank sentral AS berjanji untuk mempertahankan suku bunga berlabuh mendekati nol dalam pertemuan kebijakannya minggu lalu.

Keuntungan emas datang meskipun imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan dan dolar terus meningkat. Dolar yang lebih kuat membuat memegang emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Baca juga: Saham Spanyol untung 3 hari beruntun, Indeks IBEX naik 0,64 persen

Sementara emas bisa naik ke level 1.900 dolar AS lagi, dolar yang kuat, yang tidak mungkin melemah dalam waktu dekat karena penguncian pandemi di Eropa dan potensi kinerja yang lebih baik dari Amerika Serikat dibandingkan ekonomi negara lainnya, tetap menjadi hambatan untuk emas, Melek menambahkan.

Imbal hasil yang lebih tinggi juga menantang status emas sebagai lindung nilai inflasi, karena hal itu diterjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih tinggi memegang komoditas yang tidak memberikan imbal hasil.

Baca juga: Saham Jerman berbalik merosot, Indeks DAX 30 tergerus 0,35 persen

Harga emas tidak mungkin bergerak keluar dari kisaran 1.700-1.750 dolar AS sampai akhir tahun ketika pertumbuhan dan inflasi kemungkinan terhenti karena investor cenderung menyukai aset dan komoditas yang mengikuti inflasi lebih tinggi sampai saat itu, kata Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures,Phillip Streible, di Chicago.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 0,4 sen atau 0,02 persen menjadi ditutup pada 25,231 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 5,60 dolar AS atau 0,48 persen menjadi ditutup pada 1.180,20 dolar AS per ounce.

Baca juga: IHSG ditutup jatuh 96,57 poin, mengikuti pelemahan bursa saham Asia

Baca juga: Rupiah ditutup merosot, pasar masih waspadai imbal hasil obligasi AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2021