Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag)Muhammad Lutfi mengatakan Indonesia berupaya meningkatkan nilai perdagangan dengan Inggris Raya dari sebelumnya sebesar 2,2 miliar dolar AS pada 2020.
Dari total perdagangan tersebut, Indonesia masih menikmati surplus perdagangan dengan Inggris sebesar 327 juta dolar AS, dengan nilai ekspor RI ke Inggris pada 2020 mencapai 1,28 miliar dolar AS yang mencakup beberapa produk unggulan, antara lain alas kaki, produk kayu, dan furnitur hingga produk CPO.
"Saya meyakini bahwa nilai perdagangan antara RI dan Inggris ke depannya harus dapat ditingkatkan lebih besar lagi," kata Mendag saat menghadiri UK SME's Business Summit 2021 yang digelar BNI secara virtual, Kamis.
Mendag memaparkanIndonesia dan Inggris memiliki hubungan bilateral selama 72 tahun, di mana pada 2020Inggris merupakan negara peringkat ke-22 tujuan ekspor dan peringkat ke 20-sumber impor nonmigas bagi RI.
Namun, sebagai anggota G20, nilai perdagangan Inggris dan RI masih relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan negara lain di ASEAN.
Baca juga: Indonesia, Inggris sepakati MoU tingkatkan perdagangan bilateral
Di wilayah ASEAN, Indonesia menempati peringkat kelima sebagai mitra dagang Inggris setelah Singapura, Vietnam, Thailand dan Malaysia.
Oleh karena itu padaApril, lanjut Mendag, ia dan Secretary of State for International Trade UK Elizabeth Truss telah secara virtual menandatangani nota kesepahaman pembentukan komite ekonomi dan perdagangan bersama atau Joint Economic Trade Committee(JETCO).
"Hal tersebut sekaligus menandai babak baru hubungan bilateral antar kedua negara dan diharapkan dapat mendorong peningkatan hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi kedua negara di masa depan. Serta dapat membuka akses pasar barang dan jasa Indonesia ke pasar Inggris Raya serta mendorong investasi Inggris ke Indonesia," kataMendagLutfi.
Mendag menyampaikanJETCO juga akan membuka kemungkinan kemitraan ekonomi dan perdagangan yang lebih komprehensif ke depannya.
Ia menambahkanpasca-Brexit, masih ada beberapa tantangan utama bagi produk untuk dapat memasuki pasar Inggris. Menurutnya, standar Inggris sangat tinggi dan terkadang membutuhkan private certificationyang kerap membebani pelaku usaha, terutama UMKM.
Selain itubeberapa kebijakan perdagangan Inggris pasca-Brexit juga akan mengalami perubahan dari aturan Uni Eropa sebelumnya, sehingga dapat berpotensi menjadi hambatan bagi eksportir Indonesia.
"Diharapkan dengan adanya JETCO juga dapat membantu mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan perdagangan bagi eksportir Indonesia untuk dapat memasuki pasar Inggris," ujarMendagLutfi.
Baca juga: Indonesia dan Inggris sepakat intensifkan perdagangan dan investasi
Baca juga: Erick Thohir minta BNI di London bantu diaspora UMKM kembangkan usaha
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Berita Terkait
UMKM diaspora Belanda binaan BNI capai titik impas kurang dari setahun
Selasa, 28 Mei 2024 11:50
BNI sediakan layanan daur ulang di ajang Java Jazz Festival 2024
Sabtu, 25 Mei 2024 8:34
Mitra binaan BNI mencuri perhatian Erick Thohir di KTT ASEAN 2023
Kamis, 11 Mei 2023 5:07
Momentum Ramadhan dan Lebaran, antiribet dengan Tapcash BNI
Minggu, 23 April 2023 14:50
Karo United : Liga 2 2022/23 tidak dilanjut karena kesepakatan bersama
Senin, 6 Maret 2023 6:30
BNI gandeng Japan Airlines guna perkuat "branding go global"
Sabtu, 25 Februari 2023 14:23
BNI dan BNI-AM tanam 2.000 bibit mangrove di Teluk Benoa
Senin, 20 Februari 2023 19:24
BNI terbitkan kartu TapCash spesial desain NCT 127 "2 Baddies"
Kamis, 16 Februari 2023 17:30