Tanjung Selor (ANTARA) - Tingginya intensitas dan curah hujan dalam beberapa pekan terakhir di pedalaman Kalimantan Utara menyebabkan air Sungai Kayan Kabupaten Bulungan meluap sehingga sejumlah kawasan di Tanjung Selor dan sekitarnya tergenang air.
Dilaporkan di Tanjung Selor, Senin bahwa air meluap dari sungai terpanjang di Kalimantan Utara itu --640 Kilometer-- menyebabkan beberapa kawasan yang berada di DAS (daerah aliran sungai) Kayan terendam air. Air menggenangi jalan dan kawasan pemukiman.
Di kawasan Tanjung Palas tampak kawasan yang cukup dalam terendam, yakni Jalan Padat Karya Tanjung Palas Ilir, sekitar Kantor Cabang Pegadaian Tanjung Selor, Kantor Lurah Tanjung Palas Ilir, SPBU, Lebong dan Teras Baru.
Bagi anak-anak dan remaja, justru luapan air yang menggenangi jalan dan halaman rumah mereka menjadi tempat bermain. Tampak kawasan itu menjadi "meriah" oleh puluhan anak-anak dan remaja mandi bermain air.
"Bagi orang tua, tentu banjir ini menyusahkan kita karena menghambat aktifitas juga bisa menimbulkan kerugian akibat tanaman padi kami bisa rusak jika berhari-hari terendam," kata Usat, seorang warga RT 2 Teras Baru Bulungan.
Ia khawatir luapan air terus meluas karena dalam beberapa pekan curah dan itensitas hujan masih tinggi, padahal berdasar perhitungan petani harusnya sekarang sudah memasuki musim kemarau.
Ia juga mengaku khawatir banjir kian meluas karena selaincurah dan itensitas hujan masih tinggi juga bersamaan dengan pasangnya air laut mengingat saat ini masih bulan besar.
Kawasan lain yang tampak tergenang air di Tanjung Palas, adalah halaman parkir salah satu bangunan cagar budaya tertua di Bulungan, yakni Masjid Sultan Muhammad Kasimuddin.
Begitu juga beberapa kawasan di Jalan Bupati Budiman dan Jalan Datu Bandahara, termasuk di halaman Sekolah SMPN 1 Tanjung Palas.
Sedangkan di Tanjung Selor --Ibu Kota Kaltara-- genangan air terlihat antara lain di Sabanar,Buluh Perindu, Jalan Imam Bonjol, Jalan Cik Ditiro, dan Jalan Semangka, yakni sekitar belakang Mako Korem Maharajalila.
Beberapa warga yang ingin melintasi kawasan Buluh Perindu, terlihat putar balik karena banyak kendaraan mogok akibat kedalaman air hingga pinggang orang dewasa.
Baca juga: BMKG ingatkan potensi bencana hidrometeorologi pada 2022, termasuk Kaltara
Baca juga: Debit Air di Sembakung dan Sembakung Atulai Kembali Naik
Baca juga: Sungai Kayan meluap
Baca juga: 27 orang meninggal akibat banjir Malaysia