FKPT Kaltara libatkan pelajar cegah radikalisme melalui medsos

id BNPT, terorisme,Fkpt

FKPT Kaltara libatkan pelajar cegah radikalisme melalui medsos

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) Datu Iskandar Zulkarnaen saat kegiatan  Ekspresi Indonesia Muda di Aula SMA Negeri 1 Tarakan, Kamis. ANTARA/HO - FKPT Kaltara.

Tarakan (ANTARA) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar program "Ekspresi Indonesia Muda"atau pelibatan pelajar dan mahasiswa dalam menangkal radikalisme melalui pembuatan konten di media sosial (medsos).

Dilaporkan kegiatan melibatkan puluhan pelajar dan mahasiswa itu digelardi Aula SMA Negeri 1 Tarakan, Kelurahan Karang Balik, Tarakan Barat, Kamis (28/7/2022).

Pelibatan pemuda dalam pencegahan radikalisme dan terorisme selain melalui pola ceramah atau disebut "pitutur" (dari Bahasa Jawa yang bermakna memberi nasehat) dari BNPT (Badan Nasional Penanganan Terorisme) dan Densus 88 Antiteror Polri, juga pembuatan konten untuk disebar di "medsos", serta penggiat media sosial.

“Ada beberapa alasan mengapa generasi muda kita libatkan. Pertama, karena para pelajar ini dalam usia yang labil, yakni masa mencari identitas diri sehingga gampang disusupi radikalisme," kata Ketua FKPTKaltaraDatu IskandarZulkarnaen.

"Alasan lain, para terorisme butuh regenerasi, artinya mereka pasti mencari kader usia muda,” ujar Ketua FKPT Kaltara.

Hal tersebut dilakukan oleh BNPT melalui FKPT Kaltara untuk mencegah masuknya paham terorisme dan radikalisme sejak dini, mengingat usia remaja rawan disusupi paham tersebut.

Selain sosialisasi, pihaknya juga mengajak peserta membuat konten berisi kalimat pencegahan paham terorisme dan radikalisme. Hal ini dimaksudkan agar peserta terlibat langsung dalam pencegahan.

“Kalau selama ini polanya lebih banyak ceramah, ini mereka diajak membuat konten video dari 10 detik sampai tiga menit untuk pembuatan konten. Jadi mereka sendiri yang terlibat dalam pencegahan radikalisme,” kata Datu Iskandar.

Untuk mendukung kegiatan, pihaknya mendatangkan narasumber dari Badan BNPT dan dari kalangan umum.

Datu Iskandar sendiri menilai, Kaltara rawan disusupi paham radikalisme dan terorisme. Selain karena daerah perbatasan, penyebaran paham-paham tersebut kini lebih cepat dengan keterbukaan informasi melalui internet.

Sementara itu, menurut Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Tarakan Abdul Haris, berdasarkan hasil survei tahun 2020, sebanyak 12,2 persen masyarakat Indonesia yang masuk kategori indeks potensi radikalisme didominasi generasi muda.

Dari jumlah itu, 85 persen di antaranya generasi milenial berusia antara 20 – 39 tahun. Adapun sisanya generasi Z usia 14 - 19 tahun.

Karena itu, Abdul Haris mengajak pemuda untuk turut serta dalam upaya pencegahan paham terorisme dan radikalisme.

“Kami mengimbau dan mengajak semua komponen masyarakat dan stakeholder pemuda untuk bersama-sama prihatin atas kondisi bangsa yang masih terancam dengan adanya propaganda, radikalisme, terorisme, intoleran,” kata Abdul Haris.

Dia juga mengajak menguatkan strategi pertahanan dan penanggulangan atas gerakan radikalisme dan terorisme yang mengancam keutuhan dan keharmonisan bangsa.

Baca juga: BNPT akui tantangan Kaltara hadapi radikalisme
Baca juga: Perkembangan strategi penanggulangan terorisme dibahas BNPT-ASEAN
Baca juga: Boy Rafli Amar: TNI AD kekuatan utama penanggulangan terorisme
Baca juga: Direktur Pencegahan BNPT: Radikalisme menjiwai semua aksi terorisme