Kasus stunting di Tarakan turun menjadi enam persen

id Pemkot

Kasus stunting di Tarakan turun menjadi enam persen

Koordinator Penanganan Stunting Kota Tarakan yang juga Wakil Wali Kota Tarakan, Effendhi Djuprianto. ANTARA/Susylo Asmalyah.

Tarakan (ANTARA) - Saat ini kasus stunting atau kondisi gagal tumbuh pada balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis di Tarakan turun menjadi enam persen.

"Berdasarkan data dari hasil Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), kasus stunting turun dari delapan persen, menjadi enam persen," kata Koordinator Penanganan Stunting yang juga Wakil Wali Kota Tarakan, Effendhi Djuprianto di Tarakan, Rabu.

Dia mengatakan untuk menurunkan angka stunting, membuahkan hasil dalam kurun waktu beberapa bulan sejak pertengahan tahun lalu.

Sedangkan dari data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), mencatat Tarakan juga mengalami penurunan kasus stunting hingga mendekati standar nasional, yakni 15,4 persen. Sementara standar nasional 14 persen.

Dari data itu, diperoleh juga hasil bahwa Pemkot Tarakan mampu menurunkan angka stunting tertinggi yang berada di Kelurahan Pantai Amal. Namun, demikian, stunting masih ada di kelurahan lain.

“Dari kegiatan itu, Alhamdulillah Pantai Amal sudah turun. Yang tertinggi sekarang di kelurahan Sebengkok dan Selumit Pantai,” Wawali.

Effendhi mengakui masih adanya stunting, karena dalam penanganan, pihaknya berkonsentrasi pada daerah yang angka stunting tertinggi.

Namun, pihaknya telah membuat program untuk penanganan jangka pendek. Di antaranya, melakukan intervensi kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait pada saat Musrenbang, agar dapat melakukan upaya penanganan stunting sampai ke kelurahan dan RT.

Pihaknya juga telah mendesak Kantor Perwakilan BKKBN Kalimantan Utara, agar dapat memberikan hasil audit yang dilaksanakan Dinas Kesehatan bersama BKKBN Pusat melalui program SSGI untuk menguatkan data dalam rangka menyusun program penanganannya bersama OPD.

Effendhi tidak menampik, pihaknya tidak bisa berbuat banyak tanpa dukungan OPD. Di antaranya dengan Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Tarakan yang diharapkan mendistribusikan Program Keluarga Harapan (PKH) dan PKM tepat sasaran, yakni sejalan dengan yang dipetakan e-PPGBM maupun SSGI.

Hal ini merupakan upaya Wali Kota Tarakan Khairul dalam rangka menurunkan angka stunting maupun kemiskinan ekstrim.

Ia juga berterima kasih kepada Bank Indonesia yang turut membantu melalui program-programnya. Serta kepada Pertamina EP Asset 5 Tarakan melalui program peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar wilayah kerjanya.
Baca juga: Pemkot alokasikan APBD Rp3 miliar untuk rumah tamu Kodim Tarakan