TMMD di Kaltara, dari atasi stunting hingga mitigasi bencana

id TNI Oleh Susylo Asmalyah

TMMD di Kaltara, dari atasi stunting hingga mitigasi bencana

Satuan Tugas TNI Manunggal Membangun (TMMD) Ke-116 Kodim 0907/Tarakan mengerjakan pembukaan jalan dan bedah rumah tidak layak huni (RTLH) di RT 4 Kelurahan Pantai Amal, Tarakan, Kalimantan Utara. ANTARA/Susylo Asmalyah.

Tarakan (ANTARA) - Bagi warga yang bermukim di sekitar Kelurahan Pantai Amal Tarakan, ada beberapa masalah yang menyebabkan mereka merasa kurang beruntung ketimbang pendudukdaerah lain di Kalimantan Utara.

Masalah itu, antara lain, minimnya infrastruktur, keterbatasan berbagai fasilitas umum, masalah sektor kesehatan, tercatat sebagai daerah kasus tertinggi stunting di Tarakan, hingga masalah ancaman tsunami.

Potensi gempa dan tsunami di Tarakan paling rawan Pantai Amal itu dibenarkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan Yonsep.

Tarakan memiliki sesar Tarakan atau lempeng yang menyimpan potensi gempa sebesar 7 magnitudo yang dapat menimbulkan dampak tsunami. Terkait hal itu, pihaknya telah melakukan beberapa kali mitigasi potensi gempa dan tsunami di Tarakan.

Berbagai faktor itulah, yang antara lain, menjadi alasan digelarnya TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-116 Reguler Kodim 0907/Tarakan di Pantai Amal selama sebulan mulai tanggal 10 Mei sampai dengan 8 Juni 2023.

Komandan Kodim 0907/Tarakan selaku Dansatgas TMMDKe-116 Letkol Inf Reza Fajar Lesmana membenarkan tentang berbagai program bukan hanya terkait pembenahan infrastruktur jalan, bedah rumah, melainkan juga mengatasi stunting hingga mitigasi bencana dari ancaman tsunami.

Khusus stunting, misalnya, banyak warga yang menganggap kasus kesehatan ini tidak bisa diatasi, padahal kondisi itu masih bisa dikoreksi dengan cara yang tepat.

Perlu pemahaman dan penanganan dengan cara berat badan dinaikkan, tinggi badan dinaikkan, agar tidak stunting.

Hal terpenting setiap keluarga tidak malu untuk segera memberitahu tenaga kesehatan bila anak memiliki tanda-tanda stunting supaya bisa segera ditangani.

Di sisi lain, perlu dukungan petugas kesehatan memberikan berbagai intervensi supaya anak tidak terkena stunting.

Oleh sebab itu TMMD melibatkan berbagai pihak dalam kegiatan kali ini, termasuk
Universitas Borneo Tarakan (UBT), Polri, Pemkot Tarakan, ormas, dan organisasi pemuda.


Langkah nyata

Wali Kota Tarakan Khairul sejak persiapan selalu hadir dalam rapat-rapat dan melihat kegiatan ini langkah nyata TNI dalam mengatasi berbagai masalah warga Pantai Amal.

Kegiatan TMMD ini sebagai langkah nyata keterlibatan TNI dalam membangun desa. Formula TMMD menjadi lompatan pembangunan yang mengacu pada kesederhanaan kebersamaan dan koordinasi lintas sektor.

Melihat langkah nyata itu, Wali Kota Tarakan Khairul memberikan dukungan dengan mengalokasikan dana untuk pembukaan jalan sebesar Rp1 miliar. Ada juga dana untuk rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) dan posyandu sebesar Rp100 juta.

Berbagai kegiatan juga dapat dukungan dana dari Tanggung Jawab Sosial atau corporate social responsibility (CSR) BRI dan Mabes TNI AD.

TMMDKe-116 melibatkan 150 personel gabungan, di antaranya personel TNI AD, TNI AL, TNI AU, Polres Tarakan, ormas, serta masyarakat setempat. Sasarannya adalah RT 4, RT 5, dan RT 6 Kelurahan Pantai Amal, Tarakan Timur.

Tema TMMDdi Tarakan yakni "Sinergi Lintas Sektoral Mewujudkan Kemanunggalan TNI-Rakyat Semakin Kuat", mengatasi masalah ketertinggalan denganmelakukan percepatan pembangunan di desa agar tuntas.

Terlihat di halaman Kelurahan Pantai Amal, Satgas TMMD mendirikan tenda besar untuk pelayanan kesehatan gratis.

Para tenaga kesehatan berasal dari TNI dan Pemkot Tarakan, mereka berkolaborasi untuk membantu warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Mereka dibantu mahasiswa Fakultas Kesehatan Universities Borneo Tarakan (UBT). Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkot Tarakan membagi tugas, baik tenaga kesehatan dari puskesmas Pantai Amal, Dinkes, dan bantuan dari mahasiswa Fakultas Kesehatan UBT.

Sementara itu, salah satu dari lima mahasiswa Fakultas Kesehatan Program Studi Kebidanan UBT bernama Sobahmengakubsenang dapat berpartisipasi di TMMDKe-116.

Mereka memantau dan memeriksa anak-anak yang diduga stunting dengan mengukur tinggi badan, berat badan, dan lingkar pinggang.

Bagi Sobah,bergabung dengan Satgas TMMD untuk melayani masyarakat merupakan pengalaman yang berharga, karena setelah tamat dan terjun ke masyarakat, dia sudah memiliki pengalaman melayani masyarakat.

AdapunWulan (20), warga RT 5, Kelurahan Pantai Amal, Tarakan memanfaatkan pelayanan kesehatan gratis yang diberikan oleh Satgas TMMD.

Dia mendapatkan pelayanan program KB gratis sekaligus melakukan pemeriksaan kesehatan.

Ia mengaku habis pasang implan, kebetulan ada pelayanan kesehatan yang menyediakan untuk pasang KB.

Usai pemeriksaan kesehatan gratis, warga kemudian antre untuk mendapatkan sembako dari Satgas TMMD.

Hal ini untuk menekan angka stunting di Kelurahan Pantai Amal yang merupakan wilayah yang tinggi angka stunting di Tarakan.

Rektor UBT Prof. Dr. Adri Patton, M.Si mengaku menyiapkan 200 mahasiswa dari Fakultas Kesehatan untuk menyukseskan program TMMD di Kelurahan Pantai Amal.


Membuka akses jalan

Salah satu masalah pantai amal adalah lemahnya infrastruktur perhubungan, terkait hal itu salah satu sasaran adalah membuka akses jalan di Kelurahan Pantai Amal, yang dari pusat kota Tarakan berada sebelah Timur dengan waktu tempuh sekitar 20–30 menit.

Lokasi itu dipenuhi dengan semak belukar dan masih banyak pepohonan. Selain itu, tipologi wilayahnya juga berupa perbukitan. Jika melihat dari lokasi pembangunan jalan tersebut, terlihat pemandangan sangat indah, yakni suasana laut Pantai Amal.

Ada tiga alat berat seperti ekskavator sudah ada di sekitar wilayah tersebut dan beberapa warga terlihat membantu membabat semak-semak dengan menggunakan mandau, senjata asli penduduk Kalimantan yang panjangnya sekitar 0,5 meter.

“Babat alas” itu untuk pembukaan badan jalan dengan panjang 1.000 meter dan lebar 8 meter di RT 4, Kelurahan Pantai Amal.

Personel Satgas TMMD bekerja tanpa lelah medan yang cukup berat di mana lokasinya tanah liat. Apabila malam hari hujan deras, maka lokasi pembangunan jalan menjadi becek.

Jika dilalui dengan berjalan kaki, harus pelan-pelan karena licin. Sedangkan pada siang hari suhu di kota Tarakan saat ini cukup terik, kadang mencapai 36 derajat Celcius.

Namun para personel satgas tetap melaksanakan ibadah terutama mereka yang beragama Islam melaksanakan shalat lima waktu berjamaah dengan warga sekitar di masjid terdekat dan yang beragama Nasrani beribadah ke gereja setiap Minggu.

Demi menjaga kesehatan tersebut, petugas kesehatan yang tergabung dalam Satgas TMMDKe-116 rutin melakukan pengecekan terhadap kesehatan prajurit maupun warga setempat sebelum mengawali kegiatan fisik.

Satgas TMMD, Polri dan masyarakat terlihat tetap semangat meski keringat yang deras menetes dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.

Kerja sama dan makan bersama di saat istirahat sambil bercanda, sedangkan ibu-ibu di sekitar lokasi menyiapkan konsumsi untuk mereka.

Dihadapkan dengan tugas yang berat serta menguras tenaga, kesehatan personel dari Tim Satgas TMMD ini harus di perhatikan guna menunjang tugas ke depannya.

Tim Kesehatan dari Poliklinik Kodim 0907/Tarakan bertugas memberikan pelayanan kesehatan kepada personel Satgas maupun masyarakat di lokasi sasaran TMMDdi Tarakan.

Selama 30 hari mengerjakan program TMMD di wilayah Kelurahan Pantai Amal anggota Satgas berteduh atau bertempat tinggal di rumah orang tua asuhnya salah satunya di rumah Siti.

Orang tua asuh itu merupakan wakil atau pengganti orang tua Satgas TMMD. Selama TMMDKe-116 Kodim 0907/Tarakan ini ada beberapa rumah warga di tempati Satgas TMMD. Dalam satu rumah, isinya ada lima orang bahkan ada yang berisi delapan orang.

Siti sangat senang dan bangga hadirnya satgas TMMD yang tinggal di rumahnya, sejak awal kegiatan TMMD berlangsung hingga sampai selesai.

Ia mengaku senang ada anggota TNI yang tinggal di rumah saya, bisa berbagi ilmu dan ngobrol seperti kayak satu keluarga besar.

Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Tri Budi Utomo mengatakan kegiatan TMMD ke 116 di empat kodim, dengan maksud untuk membantu pemerintah daerah untuk mensejahterakan masyarakat.

Ia menyebut kegiatan itu dilaksanakan secara fisik maupun non fisik dan tentunya untuk kemanunggalan TNI dengan rakyat yang diharapkan menjadikan ruang alat dan kondisi juang yang tangguh bagi kita semua.

Kegiatan TMMD dilaksanakan di empat wilayah yakni Tarakan, Kubar, Hulu Sungai Tengah, dan Kota.

Sementara sasaran TMMD yang disiapkan yang pertama adalah pembuatan jalan ada pengerasan jalan dan pelebaran jalan

Kodim membantu masyarakat untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan juga bagaimana membuat gorong-gorong kanan dan kiri sehingga jalan yang dibuat tidak rusak jika dibuatkan saluran irigasi.

Sedangkan sasaran nonfisik, kegiatan TMMD memberikan pemahaman masyarakat tentang hidup bersih, pentingnya sanitasi lingkungan, bagaimana penanganan stunting, dan kegiatan bela negara serta tata cara perekrutan TNI.


Mitigasi Bencana

Terkait ancaman tsunami di Pantai Amal, maka kegiatan TNI Manunggal itu juga membuka jalur mitigasi bencana alam, khususnya
pembangunan jalan di RT 4 Kelurahan Amal oleh Satgas TMMD membuka jalur baru untuk warga di RT 5 dan RT 6.

Lurah Pantai Amal Marthen Rombe menilai hal paling penting dengan dibuka jalan ini adalah sebagai jalur mitigasi bencana alam.

Masyarakat sekitar Pantai Amal bila terjadi tsunami tidak perlu melalui jalur yang sudah ada karena terlalu jauh menuju titik kumpulyang telah ditetapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan.

Selain itu, untuk jalur pengangkutan rumput laut dari hasil budi daya di daerah Pantai Amal.

Saat ini, ada jalan ke lokasi RT 4, RT 5 dan RT 6, Namun ini jalur yang dibuka Satgas TMMD merupakan jalur alternatif dan lebih dekat, apalagi jalur yang lama terkadang kondisi jalannya rusak.

TMMDKe-116 telah memberi asa warga Pantai Amal karena mereka merasakan manfaat nyata, mulai perbaikan tempat tinggal menjadi layak huni, memberi harapan kesembuhan anak-anak stunting,serta mewaspadai ancaman tsunami.