Sebagai Heart of Borneo, Hutan Kaltara Curi Perhatian Dunia

id ,

Sebagai Heart of Borneo, Hutan Kaltara Curi Perhatian Dunia

UTUSAN KALTARA : Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie beserta istri, Hj Rita Ratina berfoto bersama sejumlah kepala OPD yang mewakili Provinsi Kaltara pada COP-23 UNFCC di Kota Bonn, Jerman, Senin (13/11). (dok humas)

Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara)yang memiliki kawasan hutan cukup luas, menjadi salah satu provinsi yang cukupmenjadi perhatian pada Konferensi Perubahan Iklim se-Dunia atau Conference ofthe Parties-23 United Nations Framework Convention On Climate Change (COP-23UNFCCC) di Kota Bonn, Jerman. Apalagi dengan kehadiran Gubernur Kaltara Dr HIrianto Lambrie yang menjadi pembicara dalam forum tersebut.

Dr SUHERIYATNA, dari Bonn, Jerman

Dengan luasan wilayah sekitar 72.275kilometer persegi atau 7,2 juta hektare (Ha), wilayah Kaltara sebagian besarnyaatau lebih dari 62 persennya (4,5 juta ha) adalah berupa kawasan hutan. Ataskomitmennya untuk menjaga kelestarian hutan, Gubernur berinisiatif untuk masuksebagai anggota Governor's Climate and Forests (GCF) bersama gubernur lainnyadari sejumlah negara di dunia, dalam pertemuan di Meksiko tahun lalu.

Dalam paparannya, Gubernurmenyebutkan bahwa dari 4,5 juta hektare hutan di Kaltara, termasuk di dalamnya,adalah kawasan hutan konservasi. Yaitu, Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM)di Malinau yang memiliki luasan mencapai 1,36 juta hektare.

Hutan konservasi yang merupakansalah satu paru-paru dunia dan juga jantungnya Kalimantan (Heart of Borneo)ini, disebutkan Irianto, tak hanya memiliki potensi ekonomis berupa produkhasil hutan. Namun juga berpotensi di sektor pariwisata. Bahkan menjadiperhatian dunia, dalam hal kegiatan penelitian dan keperluan lainnya.

Keanekaragaman hayati, menjadi kekayaanalam di belantara Kaltara yang tidak dimiliki oleh banyak daerah lainnya. Ada76 spesies mamalia di dalamnya, 8 spesies primata, 33 spesies binatang amfibi,395 jenis burung, 68 jenis binatang reptil, serta 43 spesies ikan air tawar.

Di kawasan hutan konservasi TNKM,juga memiliki beragam binatang langka. Ada Rangkong Badak, Banteng Liar, OwaBangat, Beruang Madu, Kucing Hutan, serta Macan Dahan. Selain fauna, hutanKaltara juga kaya akan beragam tetumbuhan. Ada 500 jenis anggrek, puluhan jeniskantong semar, 25 macam rotan. "Juga beberapa bunga langka, sepertiAmorphopalhus Titanium, serta Bunga Rafflesia Pricei," papar Gubernur.

TNKM yang merupakan bagian darijantungnya Kalimantan (Heart of Borneo), tidak bisa dipisahkan dengan kehidupanmasyarakat di sekitarnya. Belantara Kaltara juga merupakan rumah dan sumberpenghidupan bagi masyarakat lokal. Secara ekonomi, sosial budaya, merekabergantung pada hutan untuk pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari,obat-obatan, sarana tempat tinggal hingga ritual adat.

Dikatakan Gubernur, pemerintah telahturut andil dalam membangun peradaban di wilayah sekitar hutan. Berbagai saranadasar untuk masyarakat dibangun. Seperti sarana pendidikan, kesehatan hinggainfratruktur berupa jalan dan jembatan.

Gubernur menyampaikan hal tersebutguna menjawab pertanyaan salah satu peserta dari negara Sudan. Dalam forumtersebut, warga Sudan itu bertanya, bagaimana cara dan program yang telah danakan dilakukan dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidupmasyarakat perdesaan, khususnya masyarakat desa di sekitar hutan?

"Saya kala itu menjelaskanbahwa Indonesia dapat menjadi contoh terbaik di dunia dalam pemberdayaan danpengembangan masyarakat pedesaan. Karena kebijakan dan programnya dilaksanakansecara terintegrasi oleh pemerintah pusat, provinsi, kabupaten hingga didesa," jelas Irianto.

Program tersebut, lanjutnya,mencakup lintas sektoral dan daerah. Yaitu menyangkut infrastruktur,pendidikan, kesehatan, pemberdayaan masyarakat, pengentasan kemiskinan hinggapembinaan pemerintahan desa dan peningkatan kualitas aparatur pemerintahandesa.

Dukungan dana untuk membangunpedesaan, menurut Gubernur cukup besar. Pemerintah, di bawah kepemimpinanPresiden Joko Widodo memberikan perhatian dan kebijakan khusus dalam pengalokasiananggaran desa yang sangat besar dan langsung disalurkan ke masing-masing desa."Setiap desa rata-rata dapat memperoleh alokasi anggaran Rp 500 jutahingga Rp 2 miliar per tahun. Bahkan pada tahun depan, anggaran desaditingkatkan lagi, dari Rp 40 triliun pada 2017, menjadi Rp 60 triliun rupiahatau sekitar USD 5 miliar," jelas Irianto.

Dukungan dana ini, imbuhnya,merupakan anggaran yang sangat besar dan suatu kebijakan yang berani sertasangat pro perdesaan dari Presiden Joko Widodo. Di samping kebijakan pemerintahyang pro pedesaan, bagaimana masyarakat di sekitar hutan melestarikan kekayaanalam di wilayahnya?(bersambung)