Tanjung Selor (Antaranews Kaltara) - Warga Tanjung Palas, Bulungan, Kaltara memadati masjid tertua di Kalimantan Utara, yakni Masjid Sultan Muhammad Kasimuddin untuk melaksanakan salat Gerhana, Rabu malam (31/1).
Uztad H. Aspianor menjelaskan bahwa menjelaskan salat gerhana adalah sunah dengan cara
kaum Muslimin berkumpul di masjid tanpa adzan dan iqamah.
Tidak ada salahnya kaum Muslimin dipanggil dengan panggilan, "Ash-shalatu jamiah".
Kemudian shalat dua rakaat dan setiap rakaat terdapat dua ruku dan dua sujud dengan memanjangkan bacaan, ruku dan sujud.
"Surah dibaca setelah Alfatehah dua kali pertama cukup panjang, Surah Yasin dan Surah Arrahman," ujarnya.
Sementara itu, Uztad Muhammad Yamin dalam keterangannya menjelaskan bahwa gerhana hanya peristiwa alam biasa, bukan ditelan oleh naga seperti kepercayaan orang kuno.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah," katanya mengutip surah Al Fushilat 41:37.
Bertindak selaku imam, yaknj Uztad Sudjudi.
Peristiwa langka, yakni supermoon (jarak terdekat dengan bumi sehingga tampak 15 persen lebih besar) diserta gerhana bulan merah kebiruan itu disambut antusias warga karena terulang 152 tahun lagi.