Nunukan (ANTARA) - Nunukan (ANTARA) - Kesepakatan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dengan Negeri Sabah Malaysia untuk mengimpor ayam dan beras ditanggapi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Nunukan.
Kadin Nunukan meminta kesepakatan tersebut dikaji ulang karena berdampak pada kelangsungan hidup peternak lokal dan pedagang.
Ketua Kadin Nunukan, Irsan Humokor di Nunukan, Jumat malam menyatakan, selaku mitra pemerintah di daerah dan pengusaha lokal perlu bersikap terkait kesepakatan Pemprov Kaltara dan Negeri Sabah.
Alasannya, produksi ayam segar dari peternak lokal Kabupaten Nunukan saat ini telah melebihi dari stok konsumsi.
Jika ada lagi impor ayam masuk di daerah itu dikhawatirkan mematikan peternak lokal sementara kelebihan dari konsumsi masyarakat setempat sendiri masih menjadi beban yang butuh campur tangan pemda.
Konsumsi daging ayam masyarakat Kabupaten Nunukan sebanyak 1.200 ekor per hari atau 36.000 ekor lebih setiap bulan.
Sementara produksi ayam oleh peternak lokal baik mitra maupun mandiri mencapai 12.000 per pekan atau 48.000 ekor per bulan.
Bahkan Kadin Nunukan meminta kebijakan Pemprov Kaltara untuk mengimpor daging ayam dari Negeri Sabah dibatalkan saja dan tidak perlu dibahas di Dosen Malindo berikutnya di Yogyakarta.
"Kesepakatan Pemprov Kaltara dengan Negeri Sabah soal rencana impor ayam akan mematikan peternak dan pengusaha di Nunukan," tegas Irsan Humokor.
Sama halnya dengan rencana impor beras, Irsan Humokor menyatakan, belum saatnya dilakukan karena stok beras masih mencukupi atau surplus.
Selain beras lokal yang telah melimpah, pasokan beras dari Sulawesi Selatan juga masih cukup tinggi.
Tanggapan Kadin Nunukan ini juga dibenarkan peternak lokal melalui Andi Joni selaku peternak ayam mitra di Kabupaten Nunukan.
Andi Joni menyatakan, surplus ayam di Kabupaten Nunukan tidak semestinya mengimpor lagi dari Negeri Sabah.
Bahkan dia mengharapkan, ayam lokal daerah itu yang perlu diekspor ke luar negeri. "Bukan malah mengimpor (ayam) tapi seharusnya sudah mengekspor akibat surplus saat ini," ungkap Andi Joni.
Ia menyebutkan, bibit ayam yang masuk di Kabupaten Nunukan khusus peternak mitra mencapai 5.000-7.000 ekor per pekan. Lain lagi bibit ayam bagi peternak mandiri.
Andi Joni malah menginginkan hal mendesak yang diperjuangkan pemerintah daerah adalah kebijakan ekspor ke luar negeri seperti ke Filipina.
Berita Terkait
Kadin Nunukan sarankan pemda akomodir pengusaha lintas batas
Jumat, 12 November 2021 12:00
Tangkapan nelayan menurun akibat COVID-19
Kamis, 9 April 2020 12:55
Pemerintah diminta lindungi harga rumput laut Nunukan
Rabu, 21 November 2018 11:28
Kadin usulkan pemerintah legalkan perdagangan perbatasan Nunukan-Malaysia
Selasa, 20 November 2018 19:14
Kadin-Disdag Nunukan pantau harga daging ayam di pasar
Rabu, 17 Oktober 2018 14:50
Kadin Filipina jajaki kerja sama perdagangan di Nunukan
Kamis, 20 September 2018 14:07
Pameran UMKM Kaltara di Sabah berakhir
Selasa, 11 September 2018 8:44
Kadin janji fasilitasi pengusaha rumput laut Nunukan
Minggu, 26 Agustus 2018 20:55