Kadin Kaltara Mengharapkan Arsjad Jadi Ketum Untuk Membangun Daerah

id Kadin

Kadin Kaltara Mengharapkan Arsjad Jadi Ketum Untuk Membangun Daerah

Calon Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid (kiri) memberikan bantuan operasional kepada Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Kalimantan Utara, Kilit Laing (kanan) di Tanjung Selor, Kamis (29/4). Antara/Susylo Asmalyah.

Tanjung Selor (ANTARA) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Kalimantan Utara, Kilit Laing menginginkan Calon Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid menjadi Ketum Kadin periode 2021 - 2026 untuk dapat membangun daerah.

"Apalagi Kaltara mengharapkan agar Kadin turut serta dalam membangun daerah," kata Kilit di Tanjung Selor, Kamis saat acara Arsjad Rasjid silaturahmi dan buka puasa dengan anak yatim piatu.

Pihaknya membutuhkan pemimpin yang dapat membangun daerah dan bangsa, dalam situasi pandemi COVID-19 ini.

Pemerintah membutuhkan pengusaha yang dapat berkontribusi mensejahterakan rakyat, menyediakan lapangan kerja dan bukan semata-mata mencari keuntungan sendiri.

Masyarakat selalu mengharapkan kebijakan yang dilakukan pemerintah, namun hingga kini tidak tersampaikan. Oleh sebab itu, dengan hadirnya Arsjad, pihaknya mengharapkan agar dapat terjadi perubahan.

"Semoga pemikiran beliau (Arsjad) menciptakan Kadin baru, Indonesia dapat menjadi maju," kata Kilit.

Kedatangan Arsjad bagi Kaltara membawa angin segar karena masyarakat membutuhkan pemerintah yang bisa memberi sejahtera sampai ke pelosok negeri.

Menurut Kilit, salah visi dari Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk yang menarik ialah tugas Kadin secara nasional ialah menciptakan perusahaan bagi pemegang saham.

"Kadin daerah yang mengerti isu lokal, asosiasi yang memahami industri dan hal ini yang harus dikombinasikan.
Seluruh Ketua Kadin di Kalimantan mendukung penuh pak Arsjad sebagai Ketum, sehingga tidak dapat bercerai-berai," katanya.

Sementara itu, Arsjad Rasjid mengatakan Kadin adalah milik pengusaha mikro kecil, sedang menengah dan besar. Kadin tidak dimiliki pengusaha besar, tapi semua dibawah naungan Kadin, ini yang dikatakan inklusif.

"Fakta yang ada, bahwa selama ini Indonesia ekonominya sangat sentralistik. Sehingga jika daerah itu mati, seluruh daerah juga mati. Sehingga harus ada sentral ekonomi di setiap provinsi," kata Arsjad.

Namun insentif yang harus dikerjakan setiap provinsi itu berbeda. Dengan itu obat untuk satu daerah dengan daerah yang lain berbeda, sehingga harus dipikirkan bagaimana insentif - insentif yang harus ada.
Baca juga: Arsjad Rasjid Bersyukur Dapat Dukungan Dari Kadin Kaltara