Ketua DPRD Kaltara Positif COVID-19 Menjalani Isolasi Mandiri

id Covid

Ketua DPRD Kaltara Positif COVID-19 Menjalani Isolasi Mandiri

Ketua DPRD Kalimantan Utara Norhayati Andris positif COVID-19. ANTARA/Istimewa.

Tarakan (ANTARA) - Ketua DPRD Kalimantan Utara Norhayati Andris positif COVID-19 dan saat ini menjalani isolasi mandiri di rumah sakit Pertamedika di Tarakan.

"Saya baru masuk kemarin (Kamis, 24/06), gejalanya itu hanya tiba - tiba demam, malamnya panas lagi dan paginya tiba - tiba hidungnya mampet disertai batuk," kata Norhayati saat dihubungi di Tarakan, Jumat.

Dia mengiranya hanya sakit biasa saja, kemudian Kamis siang baru dibawa ke rumah sakit Pertamedika. Norhayati langsung meminta isolasi mandiri di rumah sakit tersebut.

"Penciuman saya juga tidak hilang dan tidak ada kormobid. Saya juga sudah rongent di paru - paru ada bercak kecil tapi tidak berbahaya," katanya.

Dia juga bersyukur karena sudah divaksin dua kali, itu kemungkinan yang membuat gejala COVID-19 yang dialaminya agak ringan.

Norhayati mengatakan dia tidak mengetahui tertular COVID-19 dari suapan, karena sebagai Ketua DPRD Kaltara banyak warga yang diterima baik di kantor DPRD maupun di rumah pribadinya.

"Mungkin saya harus berhati - hatilah, saya juga sering menerima tamu ke rumah, namanya teman yang mau ketemu saya beri ruang," katanya.

Ke depannya dia akan lebih menjaga waktu pertemuan, karena Norhayati merasakan sendiri terkena COVID-19 gejalanya sangat tidak enak seperti demam tinggi kemudian batuk. Beruntungnya tidak mengalami gejala berat, dimana indera perasa dan penciuman masih normal.

Saat pandemi COVID-19 melanda, Norhayati bersama teman - temannya sibuk memberikan sembako ke warga sampai ke pelosok - pelosok Kaltara. Pasukan Norhayati ini sangat terkenal dengan pasukan "Pikul Beras".

Mereka mencari warga yang kekurangan dengan membagi sembako dan masker. Termasuk para penggali kubur dan yang mengurus merupakan sasaran yang diberi sembako.
Baca juga: Kapolri Terbitkan E-Book Pedoman Manajemen Kontijensi Klaster Covid-19