Belajar dari wisata vaksin luar negeri, kepariwisataan Indonesia berupaya bangkit

id Vaksin ,Wisata,Corona,Ppkm

Belajar dari wisata vaksin luar negeri, kepariwisataan Indonesia berupaya bangkit

Wisata vaksin di tengah upaya membangkitkan pariwisata Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Pandemi telah mengubah wajah pariwisata, menjungkirbalikkan industri berbasis massal menjadi sebuah industri yang jauh dari keramaian, lebih personal dan bebas kerumunan.

Pariwisata kemudian memang dihadapkan pada kenyataan harus melakukan terobosan agar bisa segera bangkit dan kembali menjadi penumpu pendapatan banyak orang.

Ia pun kemudian menjadi sektor bisnis yangcustomizedalias sesuai pesanan atau kebutuhan konsumennya. Seperti saat ini misalnya, wisata vaksin menjadi salah satu terobosan yang cocok untuk dikembangkan di tengah pandemi yang belum juga menemui titik akhirnya.

Sejumlah agen wisata dalam beberapa waktu terakhir, seperti misalnya ATS Vacations, sedang ramai mengiklankan paket perjalanan sekaligus vaksin COVID-19 ke beberapa kota dan negara bagian di Amerika Serikat (AS). Paket promosi wisata ini ditawarkan mulai dari Rp19,98 juta untuk perjalanan antara 7-10 hari ke tempat-tempat seperti Los Angeles, Las Vegas, hingga West Coast.

Para pelaku industri pariwisata di Indonesia membenarkan bahwa bentuk penawaran promosi wisata plus vaksin seperti itu memang tengah populer saat ini.

Demi merespons hal itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tak ketinggalan turut mencanangkan program wisata vaksin dengan menetapkan Bali sebagaipilot project.

Tak bertepuk sebelah tangan sebab Industri pariwisata pun telah menyatakan siap mendukung pelaksanaan wisata vaksin sebagai bagian dari percepatan pelaksanaan vaksinasi nasional sekaligus pemulihan ekonomi Bali yang terdampak akibat pandemi COVID-19.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan wisata vaksin merupakan gagasan yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam rapat internal bersama Gubernur Bali dalam upaya percepatan pelaksanaan vaksinasi.

Pemerintah telah menetapkan bahwa untuk saat ini fokus pasar pariwisata adalah wisatawan nusantara yang menjadi target utama, tapi saat Bali nanti kembali dibuka, bisa juga dibuka kembali untuk wisatawan mancanegara dalam bingkai vaksinasi gotong royong atau mandiri yang tidak akan mengambil porsi vaksin yang diberikan gratis bagi masyarakat Indonesia.

Jadi seperti apa wisata vaksin yang akan dikembangkan Indonesia? Menparekraf menjelaskan, wisata vaksin bukan berarti mendorong masyarakat Indonesia untuk berwisata agar mendapatkan vaksin. Namun vaksin adalah nilai tambah bagi masyarakat yang ingin berwisata.

Berdasarkan data yang dikembangkan Kemenparekraf/Baparekraf, terlihat banyak masyarakat Indonesia yang tergiur untuk mengambil program wisata vaksin di luar negeri. Hal ini juga yang menjadi pemicu dari program wisata vaksin di Bali ini. “Kenapa harus terbang jauh-jauh, kenapa tidak ke Bali. Kita menawarkan destinasi yang lebih berkualitas sekaligus menyediakan vaksin," kata Menparekraf Sandiaga Uno.

Program itu, direspons cepat oleh para pelaku industri/biro perjalanan yang mulai bahkan telah mempersiapkan berbagai program wisata vaksin yang mencakup perjalanan selama 14 hari di Bali dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.

Untuk teknis umumnya, vaksinasi akan dilakukan pada hari pertama dan hari terakhir sebelum kepulangan.

Wisatawan nantinya akan menginap di hotel yang telah tersertifikasi CHSE di 9 kabupaten/kota di Bali. Begitu juga dengan destinasi wisata yang juga telah tersertifikasi CHSE.

Bali Siap
Ke depan wisata vaksin ini diharapkan nantinya bisa berjalan dan mampu menggerakkan roda perekonomian di Bali. Tak lain agar industri pariwisata bisa mampu bertahan di tengah pandemi, mengambil peluang dan mencetak diri sebagai pemenang.

Sandiaga berjanju akan berkoordinasi lebih jauh dengan seluruh pemangku kepentingan karena wisata vaksin sangat berpotensi ini untuk bisa mewujudkan pariwisata yang berkualitas.

Menparekraf optimistis keberadaan vaksin akan mencukupi dan Bali akan menjadi prioritas sehingga tidak akan mengurangi 6 juta dosis vaksin yang telah disiapkan pemerintah untuk masyarakat Bali.

Gubernur Bali I Wayan Koster kemudian menyatakan siap untuk mewujudkan Bali sebagaipilot projectwisata vaksin. Hal ini sekaligus menyatakan bahwa Bali juga siap melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin. Pihaknya sangat setuju dengan rencana tersebut dan senantiasa siap untuk melaksanakan di lapangan.

Anggota tim Wisata Vaksin Nasional Erwin Soerjadi mengatakan pada dasarnya industri telah siap dengan program wisata vaksin. Saat ini langkah koordinasi terus dilakukan dengan berbagai pihak, baik pemerintah dan juga seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif untuk persiapan pelaksanaan wisata vaksin.

Pelaku industri akan patuh dengan aturan dan menunggu saat terbaik untuk program ini dijalankan. Sehingga program ini bisa berjalan aman dan tertib, dan dapat membantu menggerakkan roda perekonomian di Bali.

Sedangkan Deputy Managing Director-MICE ATS Vacations, Linda Febriani Siregar mengakui bahwa minat masyarakat Indonesia untuk mengambil paket wisata vaksin di luar negeri cukup tinggi. "Jadi kenapa kita tidak menyusun dan menawarkan wisata vaksin di Indonesia sehingga dapat membuka lapangan kerja sekaligus mendukung kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terutama di Bali," kata Linda.

Dukungan juga disampaikan oleh Ketua Bali Tourism Board, Ida Bagus Agung Partha Adnyana yang mengatakan pihaknya mendukung pelaksanaan wisata vaksin di Bali dan siap bekerja sama dengan pemerintah. Pelaku industri akan menyusun program wisata vaksin agar berjalan dengan aman dan nyaman.

CEO PT. Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine menyatakan dukungan atas segala persiapan pemulihan pariwisata di Bali dan Indonesia secara umum.

Apalagi inisiatif yang berkaitan dengan vaksin dan juga wisata vaksin. Perusahaan penerbangan yang telah lama beroperasi di Indonesia itu berjanji akan semaksimal mungkin mendukung inisiatif ini dan mengambil bagian dalam inisiatif ini sebagai langkah awal pemulihan pariwisata Bali dan Indonesia secara lebih luas.

Pariwisata adalah primadona sebelum pandemi maka untuk membuatnya tetap bertahan dengan predikat yang sama perlu inovasi yang nyata. Wisata vaksin diharapkan mampu menjadi salah satu segmen yang mengembalikan pariwisata menjadi sektor unggulan di tanah air.

Baca juga:Pengamat: Program wisata berbasis vaksin perlu didukung
Baca juga:Kemenparekraf siapkan wisata berbasis vaksin di Bali
Baca juga:Optimisme Presiden untuk "Re-Open Border" Bali


Oleh Hanni Sofia
Editor: Faisal Yunianto