Jakarta (ANTARA) - China sepakat membeli satu juta ton produk kelapa sawit beserta aneka produk pertanian lainnya dari Indonesia.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pemerintah China sepakat membeli satu juta ton produk kelapa sawit beserta aneka produk pertanian lainnya dari Indonesia.
"Hal ini akan menjaga harga kelapa sawit Indonesia dan harga tandan buah segar para petani sawit. Pemerintah terus menjaga petani Indonesia dan pembukaan lapangan kerja," ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Erick menuturkan Indonesia dan China merupakan mitra strategis lewat kerja sama yang saling menguntungkan di antara kedua negara.
Menurutnya, langkah pemerintah Indonesia yang menjalin hubungan dagang dengan China merupakan komitmen konkret dalam memajukan produktivitas pertanian dan juga kesejahteraan para petani.
"Dengan kerja sama tersebut, Indonesia dapat meningkatkan kepastian serapan pasar produk hasil petani," kata Erick.
Lebih lanjut ia menyampaikan Indonesia juga dapat meniru keberhasilan China yang mampu mengoptimalkan sumber daya alam dan pasar yang besar untuk kemajuan negerinya.
Menurut Erick, Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan pasar besar harus mampu melakukan hal serupa dengan tujuan untuk pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pembukaan lapangan kerja bagi rakyat Indonesia.
"Seperti kita tahu, selama ini sumber daya alam dan market besar kita belum benar-benar optimal digunakan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia, ini yang kita mau terus optimalkan," terang Erick.
Selain kerja sama perdagangan pada bidang pertanian, Indonesia juga telah menjalin kerja sama dalam sektor industri kendaraan listrik.
Erick menyebut kerja sama dengan China tak sekadar kerja sama dalam hal investasi, melainkan juga termasuk transfer teknologi hingga penyelesaian kereta cepat yang menjadi komitmen bersama antara Indonesia dengan China.
"Yang tidak kalah penting, tadi juga kita membahas penjajakan kerja sama untuk sektor perikanan. Kebetulan BUMN juga sedang membangun ekosistem perikanan terintegrasi," ungkapnya.
Dalam ekosistem perikanan, perusahaan pelat merah BUMN berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), hingga Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI).
Erick ingin ekosistem perikanan dapat mengikuti keberhasilan ekosistem pertanian dalam program Makmur.
"BUMN mulai menjalankan tiga inisiatif untuk para nelayan, seperti pendanaan nelayan dengan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dan PNM di sektor perikanan, mendukung sarana perikanan dengan memperbaiki tata kelola BBM, hingga menciptakan akses pasar," pungkasnya.
Sekedar informasi, Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menterinya hari ini melakukan kunjungan kerja ke China. Mereka melangsungkan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri China Li Keqiang di Villa 5, Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, China.
Selain Erick, hadir juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Duta Besar RI Beijing Djauhari Oratmangun.
Baca juga: Kementerian BUMN resmi meluncurkan 'holding' Danareksa
Baca juga: IMF yakin ekonomi Indonesia tumbuh positif
Baca juga: Kementerian BUMN hadirkan ekosistem perikanan terintegrasi
Pewarta: Sugiharto Purnama
Berita Terkait
Erick Thohir: BUMN dukung penuh untuk perlindungan PMI
Sabtu, 23 November 2024 9:47
Klub milik Anindya dan Erick Thohir lolos ke Divisi
Minggu, 19 Mei 2024 7:17
Erick Thohir resmikan wisata sejarah dan jurnalisme ANTARA Heritage Center
Selasa, 14 Mei 2024 20:19
Erick Thohir: BUMN terus dukung aktivitas olahraga Indonesia
Minggu, 5 Mei 2024 21:06
Erick Thohir bangga kepada Timnas Indonesia U-23, pencetak sejarah
Jumat, 26 April 2024 5:13
Erick Thohir pastikan kerja sama dengan STY untuk timnas hingga 2027
Kamis, 25 April 2024 15:13
Erick Thohir terpukau, sukses tekuk Australia modal lawan Yordania
Jumat, 19 April 2024 6:34
Apresiasi Jokowi kepada Erick Thohir, usai kemenangan timnas atas Vietnam
Rabu, 27 Maret 2024 9:28