Kaltara masih data petugas kesehatan untuk vaksin penguat tahap dua

id Pemprov

Kaltara masih data petugas kesehatan untuk vaksin penguat tahap dua

Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Kaltara, Usman. ANTARA/Susylo Asmalyah.

Tarakan (ANTARA) - Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dosis keempat atau "booster" (penguat) kedua secara nasional telah dimulai pada Jumat (29/7) namun untuk Kalimantan Utara hingga kini masih proses persiapan.

"Untuk tahap awal, booster kedua ini ditujukan untuk tenaga kesehatan. Kaltara masih data petugas kesehatan untuk vaksin penguat tahap dua," kata Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi KaltaraUsman di Tanjung Selor, Bulungan, Selasa.

Dinkes masih mendata mengenai petugas kesehatan mana saja yang mendapatkan vaksin penguat sebelumnya menggunakan vaksin Moderna.

"Karena SDM kesehatan
banyak yang mendapatkan vaksin penguat menggunakan Moderna," katanya.

Pada pelaksanaannya, orang yang mendapatkan vaksin penguat menggunakan vaksin Moderna, itu harus melakukan penguat kedua dengan vaksin Moderna juga.

"Ini sudah ditetapkan berdasarkan petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi," katanya.

Untuk petugas kesehatan, kita di Kaltara ini hampir 90 persen melakukan booster menggunakan Moderna. Ini harus dilanjutkan (booster kedua) dengan Moderna juga.

Perlunya dilakukan pendataan, karena stok vaksin Moderna di Kaltara saat ini masih sangat terbatas. Tapi, persiapan ini juga sudah dikoordinasikan ke kabupaten/kota agar mereka melaporkan jumlah SDM kesehatan yang ada.

“Ini untuk kebutuhan penyiapan vaksin Moderna. Kalau yang booster pakai vaksin lain, itu bisa pakai Pfizer atau yang lain untuk booster keduanya,” sebut Usman.

Berbicara soal pelaksanaan booster kedua ini, Usman menegaskan dalam hal ini bukan bicara soal wajib atau tidak.

Namun lebih kepada instruksi dari pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Ini merupakan bentuk upaya untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kesehatan, khususnya di Kaltara ini,” kata Usman.

Menurutnya, ini akan sama polanya dengan yang sebelumnya, yakni SDM kesehatan dulu yang diutamakan, kemudian baru disusul dengan sasaran lainnya.

Karena petugas kesehatan ini merupakan kelompok yang paling berisiko terpapar penyakit, salah satunya COVID-19. “Maka mereka yang terlebih dahulu perlu dilindungi,” katanya.

Usman memperkirakan, pendataan sasaran booster kedua dengan vaksin Moderna ini diupayakan dapat secepatnya selesai.

Baca juga: Hoaks! Hepatitis akut efek samping vaksin COVID-19
Baca juga: Tinjau pelaksanaan 1 juta vaksinasi "booster", Kapolri bicara mudik sehat dan nyaman