Penggunaan Kurikulum Fleksibel di Kaltara Percepat Pemulihan Pembelajaran

id Program inovasi

Penggunaan Kurikulum Fleksibel di Kaltara Percepat Pemulihan Pembelajaran

Seorang guru SD di Bulungan, Kalimantan Utara menggunakan media belajar sederhana untuk mengajarkan keterampilan membaca. Istimewa.

Tarakan (ANTARA) - Penggunaan kurikulum fleksibel di Kalimantan Utara sebagai kunci percepatan pemulihan pembelajaran (learning recovery).

"Meski menghadapi berbagai tantangan, seperti wilayah yang luas dan keterbatasan infrastuktur, namun ekosistem pendidikan di Kaltara berhasil mendorong terjadinya pemulihan pembelajaran," kata Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (Puskujar BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi (Kemendikbudristek) Zulfikri Anas di Tanjung Selor, Bulungan, Senin.

Lewat ekosistem ini, Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP), Balai Guru Penggerak (BGP), Pemprov, Pemerintah Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, komunitas dan organisasi mitra dapat bekerjasama untuk membantu guru menggunakan kurikulum yang lebih fleksibel.

Ekosistem pendidikan bekerjasama menggerakkan komunitas-komunitas belajar di semua level, sekolah, dan guru untuk menggunakan kurikulum yang lebih fleksibel secara masif.

Zulfikri mengatakan Kemendikbudristek telah mengeluarkan beberapa kebijakan strategis untuk mendorong terjadinya pemulihan pembelajaran.

Salah satu kebijakan strategis itu adalah penggunaan kurikulum yang lebih fleksibel.

Kemendikbudristek memberikan kebebasan kepada guru dan sekolah untuk memilih sendiri kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Tujuan kebijakan ini untuk mengurangi beban mengajar guru dan beban belajar siswa, sehingga waktu pembelajaran benar-benar fokus untuk meningkatkan kompetensi esensial siswa yaitu literasi, numerasi, dan karakter.

Studi Kemendikbudristek dan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) menunjukkan bahwa kurikulum yang fleksibel mendorong pemulihan pembelajaran dua kali lebih cepat dibanding kurikulum 2013.

Studi ini dirangkum dalam buku Bangkit Lebih Kuat; Studi Kesenjangan Pembelajaran (2023) yang baru diluncurkan oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim beberapa waktu lalu.

Dengan menemukan metode pembelajaran yang menggunakan asesmen diagnostik, pembelajaran berdiferensiasi dan penyederhanaan kurikulum yang menitikberatkan pada kemampuan dasar esensial seperti literasi dan numerasi berkontribusi kepada pemulihan pembelajaran.

“Yang menggembirakan faktor-faktor kunci ini menjadi karakteristik dan prinsip utama dalam Kurikulum Merdeka,” kata Zulfikri.

Menurutnya keberhasilan melakukan pemulihan pembelajaran, merupakan kontribusi bersama.

Keberhasilan ini merupakan kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, daerah dan komunitas. Kebijakan pusat diimplementasikan dengan antusias di daerah.

“Kami mencatat, bahwa Kalimantan Utara merupakan salah satu provinsi yang paling progresif dalam mengimplementasikan kebijakan pemerintah pusat tersebut,” katanya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Kaltara Yansen TP mengapresiasi kinerja ekosistem pendidikan di Kaltara.

Secara spesifik Yansen mengapresiasi program INOVASI yang ikut memperkuat peran ekosistem pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Ia berharap melalui ekosistem pendidikan, seluruh pihak berkolaborasi untuk dapat mengatasi masalah pendidikan di Kaltara, sehingga kedepannya Kaltara siap menghadapi tantangan global.

Program INOVASI merupakan program kemitraan pendidikan antara Australia dan Indonesia.

Program ini telah bekerja di Kaltara sejak 2017 untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar, khususnya di bidang literasi, numerasi dan inklusi.

Pada masa pandemi, Program INOVASI berkolaborasi dengan pemerintah pusat dan daerah, universitas, dan komunitas untuk mendorong pemulihan pembelajaran.

Program INOVASI telah berhasil memperkuat kapasitas 2.162 guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah di Kaltara.

Dukungan ini memberikan manfaat langsung kepada 41.741 siswa di 360 sekolah dasar dan madrasah di Kaltara. Program INOVASI juga ikut mendukung 359 pegiat literasi di 72 Taman Baca Masyarakat (TBM) yang beroperasi di 62 desa untuk mendorong percepatan pemulihan pembelajaran.
Baca juga: Lewat INOVASI, Pemprov Tingkatkan Keterampilan Membaca Siswa SD
Baca juga: Andalkan Literasi untuk Tingkatkan Kualitas SDM Kaltara