Nunukan, (Antara Kaltara) - Warga perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara berebutan bahan bakar minyak jenis premium asal Malaysia akibat ketiadaan premium dalam negeri.
Hatta, warga Kabupaten Nunukan, Senin malam mengungkapkan warga setempat terpaksa menyerbu premium asal Malaysia setelah bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi produksi dalam negeri tidak ada.
Ia menggemukakan, akibat BBM bersubsidi dalam negeri menghilang sejak dua hari terakhir maka warga di daerah itu terpaksa berusaha mendapatkan premium asal Malaysia untuk operasional kendaraannya.
Hanya saja, kata Hatta, selama tidak ada premium bersubsidi maka bahan bakar yang dibeli dari Tawau, Malaysia pun ikut langka karena banyaknya warga yang membutuhkan.
Beberapa lokasi yang selama ini dikenal menjual premium asal Malaysia ternyata juga habis terjual meskipun harganya mencapai Rp15.000-Rp20.000 per liter, ujat Hatta yang beralamat di Pangkalan Pos TNI AL Kelurahan Nunukan Timur Kecamatan Nunukan ini kepada wartawan.
Sejumlah warga Kabupaten Nunukan yang menjual premium asal Malaysia mengaku, stok premium miliknya habis karena jumlahnya sangat terbatas sementara yang membutuhkan sanat banyak.
"Banyak sekali orang yang mencari (premium Malaysia) tapi habis. Soalnya jumlahnya sangat terbatas," ujar seorang perjual premium Malaysia yang minta namanya dirahasiakan itu kepada ANTARA di Nunukan.
Kelangkaan premium Malaysia di Kabupaten Nunukan akibat puluhan jerigen ditangkap aparat marine Tawau, Malaysia di perjalanan menuju Kabupaten Nunukan, kata dia.
Pantauan ANTARA di Nunukan, ratusan warga berbondong-bondong menyerbu penjual premium Malaysia pada sejumlah lokasi di Jalan Porsas dan Pangkalan TNI AL Kelurahan Nunukan Timur.
Bahkan, sejumlah pengendara harus kecewa karena tidak mendapatkan jatah meskipun telah menunggu berjam-jam dengan membawa jerigen dan botol aqua.
Warga perbatasan di nunukan rebutan premium malaysia
Ilustrasi antrian premium (ANTARA)
