Pengembangan Bandara Bulungan Berdampak Bagi Kepariwisataan

id ,

Pengembangan Bandara Bulungan Berdampak Bagi Kepariwisataan

Salah satu obyek wisata di Kaltara, bunker sisa perang dunia II (foto Datiz)

Tanjung Selor (Antara News Kaltara) - Kebijakan dari Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang menyetujui pengembangan Bandara Tanjung Harapan, Bulungan, Kalimantan Utara disambut baik oleh warga setempat karena dianggap berdampak langsung bagi sektor kepariwisataan.

"Kami menyambut baik kebijakan Menhub tersebut karena akan berdampak langsung bagi sektor kepariwisataan daerah," ujar Zakaria, salah seorang pelaku ekonimi di Tanjung Selor, Minggu.

Warga Bulungan yang sehari-harinya seorang pengusaha kontraktor itu menilai bahwa selama ini pengembangan sektor kepariwisataan di Kaltara terhambat masalah kelemahan infrastruktur.

"Padahal, sektor kepariwisataan terkait langsung dengan ketersediaan infrastruktur, mengingat kelemahan sektor ini menyebabkan biaya tinggi bagi perjalanan," ujar dia.

Ia berharap agar upaya Pemprov Kaltara dalam membenahi infrastruktur mendapat dukungan semua pihak karena hal itu bukan hanya terkait dengan sektor kepariwisataan namun semua bidang ekonomi.

Sebelumnya, Pemprov Kalimantan Utara berhasil memperjuangkan ke pusat agar Bandar Udara Tanjung Harapan, Tanjung Selor bisa dikembangkan agar menjadi Bandar Udara lebih refrensitatif.

"Sebagai tahap awal, Kementerian Perhubungan menyetujui perpanjangan landasan pacu Bandara Tanjung Harapan dari 1.200 meter saat ini menjadi 2.500 meter sebagai bandara representatif di ibukotaKaltara. Artinya, jika sudah terbangun run way 2.500 meter maka kita bisa melayani pesawat berbadan besar, misalnya boing 737," kata Penjabat Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie.

Penjabat Gubernur dua periode tersebut menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Menteri Perhubungan beserta jajaran khususnya Ditjen Perhubungan Udara atas respon positif usulan yang disampaikan Pemprov Kaltara beberapa waktu lalu.

Disetujuinya usulan ini, diharapkan mampu memberikan jawaban kepada masyarakat akan kebutuhan moda transportasi udara yang semakin hari sangat diperlukan. Mengingat pergerakan manusia dari dan atau ke ibukota Kaltara saat ini terbilang cukup padat semenjak dibentuknya Provinsi Kaltara.

Pada 2015, pusat mengalokasikan dana sekitar Rp200 miliar untuk pembenahan infrastruktur perhubungan termasuk pengembangan Bandara Tanjung Harapan dari landasan pacu (run way) 1.200 meter menjadi 2.500 meter atau bisa didarati pesawat berbadan besar, misalnya Boing 737.