Pemprov Kaltara Beri Jaminan Keamanan Investasi--Perjanjian Perdagangan Perbatasan Diusulkan Diperbarui

id ,

 Pemprov Kaltara Beri Jaminan Keamanan Investasi--Perjanjian Perdagangan Perbatasan Diusulkan Diperbarui

Tanjung Selor (Antara News Kaltara) – Sebagai salah satu langkah nyata mempercepat pembangunan di wilayahnya, Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie mewakili Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara melakukan kunjungan kerja ke Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, sejak 27 hingga 28 April lalu. Sebelumnya, Irianto juga menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2017 yang dibuka Presiden Joko Widodo di Jakarta.

Tujuan umum kunjungan itu, yakni menindaklanjuti keputusan sidang ke-21 (2) Jawatan Kuasa Kerja atau Kelompok Kerja (JKK/KK) Sosial Ekonomi Malaysia Indonesia (Sosek Malindo) Peringkat Negeri Sabah/Tingkat Provinsi Kalimantan Utara di Penang Malaysia, keputusan sidang JKK/KK Sosek Malindo RI-Malaysia (Sosek Nasional) ke-34 di Kuala Terengganu, serta keputusan sidang ke-13 Sekretariat Bersama KK/JKK Sosek Malindo di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), 28 Februari hingga 3 Maret 2017.

Di Kota Kinabalu, Irianto bertemu dengan Konsulat Jenderal (Konjen) RI Kota Kinabalu Akhmad Daya Handasah Irfan, Pembantu Menteri Pelancongan, Kebudayaan dan Alam Sekitar Negeri Sabah Datuk Bolkiah Hj Ismail, dan Setiausaha Tetap Kementerian Pembangunan Perindustrian Negeri Sabah Datuk Hj Hashim Paijan.

Irianto kala itu didamping kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian dan Pengembangan (Bappeda-Litbang) Kaltara sekaligus ketua Sosek Malindo Kaltara Fredrick Ellia G, kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltara Taupan, kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltara Amir Bakri yang bertindak selaku anggota KK Sosek Malindo, dan sejumlah anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Pusat serta Kaltara. Keikutsertaan anggota Kadin dalam rangka melakukan pertemuan dengan Kelompok Brunei-Indonesia-Malaysia-Philipine-East Asean Growth Area (BIMP EAGA) Business Council Sabah, dimana didalamnya terdapat Chamber Of Commerce (Kadin) Sabah.

Di kantor Konjen RI Kota Kinabalu, pertemuan pertama dilakukan, Kamis (27/4). Disana, Irianto memaparkan sejumlah permasalahan perbatasan Indonesia, utamanya perbatasan Kaltara. Di antaranya, soal kondisi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, penyelundupan narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba), perdagangan lintas batas, pengamanan perbatasan, human trafficking hingga penculikan orang.

Di tempat yang sama, Irianto juga berdiskusi dengan Chamber of Commerce And Industry Malaysia yang terdiri dari beberapa kelompok, antara lain Malaysia-China Chamber of Commerce, Kadazandusun Chamber of Commerce and Industry Malaysia (KCCI), Bumiputera Chamber of Commerce, serta Lun Tau’ Sabah Sarawak, Chamber of Commerce and Industry. “Saya perkenalkan potensi dan peluang investasi di Kaltara. Sekaligus mengundang para investor tersebut untuk datang ke Kaltara agar dapat menilai langsung potensinya,” jelas Irianto.

Dari pertemuan itu, pertanyaan utama para investor adalah jaminan keamanan. “Pemerintah pusat dan daerah memberikan jaminan kepada investor manapun yang ingin menanamkan investasinya di Kaltara. Bahkan kedepan, Pemerintah Provinsi akan menerapkan sistem pemberian izin secara online,” urai Irianto.

Menurut Irianto, resiko pasti ada. Namun bukan menjadi hambatan. “Jika kita takut dengan resiko itu, hasil yang kita terima pasti kecil. Saya pikir itu hal yang lumrah kita temui dimanapun di dunia ini,” jelas Irianto.

Tapi, pada intinya investor merespon baik peluang yang ada. “Mereka (para investor) mengumpulkan informasi seputar perkembangan pembangunan Kota Baru Mandiri di Tanjung Selor dan pembangunan jalan raya Serudong-Simanggaris. Kemudian mempertimbangkan kemungkinan keterlibatan BIMP EAGA Business Council dalam prosesnya,” ungkap Irianto.

Pada Jumat (28/4), Irianto bertemu dengan Yang Dipertua Negeri (setara Gubernur) Sabah, Tuan Yang Terutama, Tun Dr Haji Juhar Mahiruddin di Istana Negeri Kota Kinabalu. “Kita membicarakan bagaimana perkembangan perdagangan di perbatasan seperti yang telah disepakati bersama sejak 1970. Dan, diusulkan agar perjanjian perdagangan tersebut diperbaharui agar kerjasama ini saling menguntungkan, memperkuat dan mendukung terciptanya perdamaian antar kedua negara,” urai Irianto. Tujuan lainnya, yakni pertukaran informasi keadaan dan kegiatan di perbatasan kedua negara serta mengukuhkan kembali hubungan antar keduanya.

Rombongan diijadwalkan bertemu dengan pihak Sabah Electricity, untuk membahas kemungkinan kerjasama dalam bidang kelistrikan. Dan, sebagai respon positif, kemungkinan besar rombongan Chamber Of Commerce Malaysia akan berkunjung ke Kaltara.