Surati Menhub, Gubernur Minta Maskapai Lain Pengganti Kalstar

id ,

Surati Menhub, Gubernur Minta Maskapai Lain Pengganti Kalstar

(Gambar ilustrasi dari google) (dok humas)

Tanjung Selor (Antara News Kaltara) - Dihentikannya sementara operasional maskapai Kalstar untuk semua rute, termasuk rute wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) memberikan dampak langsung bagi masyarakat. Utamanya, warga di beberapa daerah yang selama ini cukup bergantung pada maskapai yang menggunakan pesawat jenis ATR 42 tersebut.

Akibat penghentian maskapai tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara melalui Dinas Perhubungan (Dishub) mencatat, pergerakan penumpang dari beberapa daerah di provinsi ini, menjadi terhambat dalam beberapa pekan belakangan.

Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie mengakui, penghentian maskapai Kalstar cukup berdampak pada pelayanan transportasi udara di Kaltara. Penumpang yang kerap memanfaatkan rute penerbangan Kalstar tidak sedikit harus beralih menggunakan moda transportasi air dan atau berganti maskapai penerbangan lain.

Untuk diketahui, rute penerbangan yang terkena imbas akibat penghentian sementara operasional Kalstar, di antaranya jalur penerbangan Tanjung Selor-Samarinda, Tanjung Selor-Tarakan-Nunukan, Malinau-Tanjung Selor, dan Malinau-Nunukan. "Dari laporan Dishub, yang paling terasa itu rute penerbangan Tarakan-Nunukan atau sebaliknya. Samarinda-Tanjung Selor juga berimbas," kata Gubernur beberapa waktu lalu.

Beruntung, untuk saat ini rute Tanjung Selor-Samarinda bisa ditopang oleh maskapai Wings Air dengan rute Tanjung Selor-Balikpapan. Penumpang dari Tanjung Selor ingin ke Samarinda, kata Irianto, akan mendarat di Balikpapan, kemudian meneruskan perjalanan ke Samarinda. Begitu pun sebaliknya.

Irianto mengungkapkan, mencari solusi untuk mengatasi persoalan ini, dirinya sebagai gubernur Kalimantan Utara telah melayangkan surat resmi kepada Kementerian Perhubungan (Menhub), agar segera mencari maskapai lain untuk menerbangi rute yang ditinggalkan maskapai Kalstar. Dalam surat tersebut ditekankan bahwa Pemerintah Pusat mesti mencarikan solusi bagi daerah, karena maskapai yang sudah beroperasi kemarin (Kalstar) ditutup sementara oleh pusat. "Pusat yang membekukan, pusat juga yang bertanggungjawab untuk mencarikan solusi daerah kita," ulasnya.

Khusus di Tanjung Selor, Gubernur mengharapkan agar Lion Air Group menambah frekuensi penerbangan menggunakan pesawat ATR-72 Wings Air. Ini perlu untuk mengurai pergerakan penumpang. "Kita harapkan itu bisa dilaksanakan Wings Air. Tetapi tentu mereka juga menghitung segi bisnisnya. Dan kita juga masih melakukan pemotongan bukit Jalan Agatis. Itu salah satu yang diminta Wings Air agar pekerjaan pemotongan bukit itu bisa dituntaskan segera, untuk meningkatkan standar keselamatan penerbangan," imbuh Irianto.



Sebelumnya saat penerbangan perdana Wings Air di Bandara Tanjung Harapan beberapa waktu lalu, Direktur Operasi Lion Air Group Capten Redy Irawan mengatakan, dalam waktu dekat Wings Air akan menambah frekuensi penerbangan dari dan ke Tanjung Selor ini. Termasuk dalam pencanangan Loin Air Group, mengoperasikan pesawat jenis Boeing rute Tanjung Selor-Balikpapan sebaliknya. "Dalam waktu dekat kami akan lakukan penerbangan dua kali dalam sehari. Kemudian kami canangkan juga operasikan pesawat Boeing," kata Redy.

Di samping ke Tanjung Selor, lanjutnya, ada juga beberapa daerah di Kaltara yang kemungkinan besar bisa menjadi ekspansi bisnis Lion Air Group, yakni Malinau dan Nunukan. "Daerah-daerah tetangga Bulungan itu, akan kami layani juga. Mungkin bandara Nunukan harus diperpanjang lagi landasan pacunya dulu. Long Bawan jika bandaranya siap, kami juga siap beroperasi disana," katanya.

Perihal penerbangan dua kali dalam sehari rute Tanjung Selor-Balikpapan (PP) diklaim Redy sedang dalam proses perizinan di Kemenhub. "Kalau izin penambahan frekuensinya disetujui, baru kita tambah. Kami sudah meminta izin itu kepada pemerintah," tutup Redy.