Neraca Perdagangan Kaltara Tunjukkan Nilai Positif

id Nilai, Neraca, Perdagangan, Kaltara

Neraca Perdagangan Kaltara Tunjukkan Nilai Positif

Gambar Ilustrasi (humasprovkaltara)

Tanjung Selor (Antaranews Kaltara) - Neraca perdagangan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), menunjukkan nilai yang positif. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara, pada Februari 2018 neraca perdagangan ekspor impor surplus sebesar USD 63,44 juta. Angka ini mengalami penurunan dibanding neraca perdagangan pada Januari 2017 yang surplus sebesar USD 75,28 juta. "Meski mengalami penurunan, secara kumulatif dari Januari hingga Februari 2018, neraca perdagangan tercatat surplus sebesar USD 138,72 juta," jelas Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie, belum lama ini.

Irianto mengungkapkan, terdapat dua komponen yang memengaruhi tren positif neraca perdagangan di Kaltara, antara lain nilai ekspor dan impor. Untuk nilai ekspor, komoditi barang non minyak dan gas bumi (Migas) Kaltara terus meningkat. Secara kumulatif, nilai ekspor non migas periode Januari hingga Februari 2018 mencapai USD 149,38 juta atau mengalami kenaikan sebesar 12,41 persen dibanding 2017.

Disebutkannya, prosentase terbesar negara tujuan ekspor barang non migas adalah Malaysia, sebesar 190,64 persen yaitu dari USD 3,93 juta menjadi USD 11,43 juta.

"Prosentase penurunan terbesar ekspor non migas Februari 2018 jika dibandingkan dengan Januari 2018 terjadi ke negara Filipina sebesar 85,88 persen, yaitu dari USD 9,51 juta menjadi USD 1,34 juta," papar Irianto.

Sedangkan negara tujuan utama ekspor non migas Kaltara pada Februari 2018 terdapat 4 negara, meliputi India, Jepang, Malaysia dan China. Masing-masing mencapai USD 23,33 juta, USD 12,32 juta, USD 11,43 juta, dan USD 9,75 juta.

"Peranan keempat negara tersebut dalam ekspor Provinsi Kaltara mencapai 82,95 persen terhadap total ekspor pada Februari 2018",ujarnya.

Sementara untuk nilai impor, secara kumulatif pada periode Januari hingga Februari 2018 mencapai USD 10,66 juta atau mengalami kenaikan sebesar 50,19 persen dibanding periode yang sama di 2017.

Gubernur menyebutkan, impor non migas Provinsi Kaltara pada Februari 2018 berasal dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Korea Selatan, dan Malaysia. Dengan masing-masing sebesar USD 2,637 juta, USD 1,704 juta dan USD 0,727 juta. Jika dibandingkan dengan Januari 2018, impor non migas pada Februari 2018 mengalami penurunan sebesar 9,431 persen. "Prosentase penurunan terbesar impor non migas pada Februari 2018 terjadi ke Malaysia, sebesar 68,836 persen. Dari USD 2,333 juta menjadi USD 0,727 juta," ulas Irianto.

Sejalan dengan meningkatnya nilai ekspor dan impor pada 2018, perekonomian Kaltara pada triwulan II 2018 juga diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,90 hingga 7,30 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Dari sisi lapangan usaha, meningkatnya ekonomi Kaltara bersumber dari peningkatan kinerja lapangan usaha konstruksi dan pertambangan. Sementara dari sisi permintaan, peningkatan terutama berasal dari kinerja ekspor luar negeri dan investasi sejalan dengan meningkatnya kinerja lapangan usaha pertambangan dan konstruksi. "Secara kumulatif tahunan, ekonomi Kaltara tahun ini diperkirakan akan kembali tumbuh lebih baik dibandingkan tahun lalu dengan range sebesar 6,70 hingga 7,10 persen (yoy). Dari dalam negeri, peningkatan diperkirakan berasal dari sektor konstruksi sejalan dengan terus berlanjutnya percepatan pembangunan proyek strategis dan infrastruktur yang dilakukan sepanjang 2018," tuntasnya.