Tokoh adat Tarakan antisipasi hoaks

id sara

Tokoh adat  Tarakan antisipasi hoaks

Kapolres Tarakan AKBP Yudhistira Midyahwan dan Komandan Kodim 0907 Tarakan Letkol Eko Antoni Chandra melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat adat Dayak dan tokoh masyarakat dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah di Mapolres Tarakan, Kamis (24/10/2019). Istimewa

Tarakan (ANTARA) - Sejumlah tokoh adat bersama Polres Tarakan antisipasi berkembangnya hoaks terkait kejadian perkelahian dua orang yang sebenarnya kriminal murni, di Jalan Binalatung, RT.14 Kelurahan Pantai Amal, Rabu (24/10).

"Pertemuan ini untuk mengantisipasi berkembangnya rentetan isu dari kejadian perkelahian dua orang berbeda suku," kata Yudhistira di Mapolres Tarakan, Kamis.

Dalam pertemuan yang difasilitasi Kapolres Tarakan AKBP Yudhistira Midyahwan dan Komandan Kodim 0907 Tarakan Letkol Eko Antoni Chandra dihadiri tokoh masyarakat adat Dayak dan tokoh masyarakat dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.

Bahkan orangtua korban, GR turut hadir dalam pertemuan untuk menyampaikan kondisi serta menyepakati seluruh prosesnya diserahkan ke Polres Tarakan.

“Kita mempunyai satu visi dan pengertian yang sama, tentang apa yang terjadi sebenarnya. Kita juga sepakat untuk memerangi berbagai isu sara yang timbul pasca kejadian,” kata Yudhistira.

Selain di proses tindak pidana, nantinya juga akan ada penyelesaian secara informal. Kapolres mengatakan, meski dari pihak korban menyesalkan kejadian yang membuat GR harus mendapatkan perawatan medis, namun menyerahkan penyelesaian di luar hukum melalui ketua adat masing-masing.

Dia berharap tidak ada masalah baru di belakang hari. Kondisi korban juga saat ini sudah dalam kondisi membaik, sudah bisa berkomunikasi, bisa makan dan sedikit beraktivitas meski masih terbatas.

Pengamanan di rumah sakit juga ditempatkan, polisi dan anggota dari Kodim 0907 Tarakan.

Petugas keamanan memberikan pengertian kepada masyarakat, saudara dan keluarga untuk menjelaskan bagaimana peristiwa sebenarnya.

"Jangan termakan isu yang tidak benar, kekerasan dan adu domba. Petugas yang ada di rumah sakit kita bebani untuk menjelaskan kepada pengunjung yang datang,” tegasnya.

Sementara itu, Dandim 0907 Tarakan Letkol Inf Eko Antoni Chandra mengatakan sudah menugaskan Babinsa untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat, agar tidak ada anggapan kriminal penimpasan ini mengarah ke masalah SARA.

Babinsa diarahkan meredam situasi dan isu yang berkembang, meyakinkan masyarakat dengan melakukan patroli bersama Polri. Tidak hanya di lokasi kejadian, tetapi di semua titik dengan koordinasi bersama Kodam VI Mulawarman.

“Sudah kondusif. Masyarakat sempat ketakutan, tapi sudah kita jelaskan ke masyarakat isu yang berkembang tidak benar," kata Eko.
Baca juga: Wali Kota Tarakan imbau masyarakat tak terprovokasi
Baca juga: FKUB Harus Aktif Cegah Konflik SARA