Tarakan (ANTARA) - Sejumlah tokoh adat bersama Polres Tarakan antisipasi berkembangnya hoaks terkait kejadian perkelahian dua orang yang sebenarnya kriminal murni, di Jalan Binalatung, RT.14 Kelurahan Pantai Amal, Rabu (24/10).
"Pertemuan ini untuk mengantisipasi berkembangnya rentetan isu dari kejadian perkelahian dua orang berbeda suku," kata Yudhistira di Mapolres Tarakan, Kamis.
Dalam pertemuan yang difasilitasi Kapolres Tarakan AKBP Yudhistira Midyahwan dan Komandan Kodim 0907 Tarakan Letkol Eko Antoni Chandra dihadiri tokoh masyarakat adat Dayak dan tokoh masyarakat dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
Bahkan orangtua korban, GR turut hadir dalam pertemuan untuk menyampaikan kondisi serta menyepakati seluruh prosesnya diserahkan ke Polres Tarakan.
“Kita mempunyai satu visi dan pengertian yang sama, tentang apa yang terjadi sebenarnya. Kita juga sepakat untuk memerangi berbagai isu sara yang timbul pasca kejadian,” kata Yudhistira.
Selain di proses tindak pidana, nantinya juga akan ada penyelesaian secara informal. Kapolres mengatakan, meski dari pihak korban menyesalkan kejadian yang membuat GR harus mendapatkan perawatan medis, namun menyerahkan penyelesaian di luar hukum melalui ketua adat masing-masing.
Dia berharap tidak ada masalah baru di belakang hari. Kondisi korban juga saat ini sudah dalam kondisi membaik, sudah bisa berkomunikasi, bisa makan dan sedikit beraktivitas meski masih terbatas.
Pengamanan di rumah sakit juga ditempatkan, polisi dan anggota dari Kodim 0907 Tarakan.
Petugas keamanan memberikan pengertian kepada masyarakat, saudara dan keluarga untuk menjelaskan bagaimana peristiwa sebenarnya.
"Jangan termakan isu yang tidak benar, kekerasan dan adu domba. Petugas yang ada di rumah sakit kita bebani untuk menjelaskan kepada pengunjung yang datang,” tegasnya.
Sementara itu, Dandim 0907 Tarakan Letkol Inf Eko Antoni Chandra mengatakan sudah menugaskan Babinsa untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat, agar tidak ada anggapan kriminal penimpasan ini mengarah ke masalah SARA.
Babinsa diarahkan meredam situasi dan isu yang berkembang, meyakinkan masyarakat dengan melakukan patroli bersama Polri. Tidak hanya di lokasi kejadian, tetapi di semua titik dengan koordinasi bersama Kodam VI Mulawarman.
“Sudah kondusif. Masyarakat sempat ketakutan, tapi sudah kita jelaskan ke masyarakat isu yang berkembang tidak benar," kata Eko.
Baca juga: Wali Kota Tarakan imbau masyarakat tak terprovokasi
Baca juga: FKUB Harus Aktif Cegah Konflik SARA
Berita Terkait
Ferdinand Hutahaean jadi tersangka dan ditahan
Selasa, 11 Januari 2022 4:49
Cuitan Ferdinand Hutahaean diduga mengandung SARA, ini tanggapan polisi
Kamis, 6 Januari 2022 3:10
Dandim Tarakan berharap tidak bicara SARA di pilgub Kaltara
Selasa, 6 Oktober 2020 22:01
Dandim Tarakan: jauhi SARA di Pilgub
Selasa, 6 Oktober 2020 21:57
Sara Fajira, sosok viral di lagu "Lathi"
Jumat, 19 Juni 2020 6:10
Wali Kota Tarakan imbau masyarakat tak terprovokasi
Rabu, 23 Oktober 2019 20:52
Diimbau masyarakat Tarakan tidak mudah terprovokasi
Rabu, 23 Oktober 2019 20:48
Bawaslu Nunukan ajak perempuan hindari politik uang dan SARA
Selasa, 18 Desember 2018 16:29