Chicago (ANTARA) - Harga emas melonjak ke tingkat tertinggi dalam lebih dari satu pekan pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah jumlah korban virus coronadi China meningkat tajam yang dikhawatirkan berdampak terhadap ekonomi global sehingga para investor lebih memilih aset berisiko rendah.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di Bursa Comex naik 7,2 dolar AS atau 0,46 persen, menjadi ditutup pada 1.578,80 dolar AS per ounce. Emas berjangka menetap lebih tinggi ketika ekuitas mundur di tengah meningkatnya sentimensafe-haven.
Sementara itu di pasar spot, emas diperdagangkan 0,7 persen lebih tinggi menjadi 1.576,32 dolar AS per ounce pada pukul 18.44 GMT, setelah menyentuh level tertinggi sejak 4 Februari, di awal sesi, di 1.577,81 dolar AS.
Cina melaporkan peningkatan kematian dan ribuan infeksi lainnya meluas pada Kamis (13/2/2020), sementara Jepang menjadi lokasi ketiga di luar daratan China yang mengalami kematian.
"Emas akan terus naik sampai pasar yakin sejauh mana virus telah tertangani," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures. “Kami mendapat berita yang saling bertentangan semalam tentang perjalanan epidemi. Kami tidak yakin bagaimana China menangani situasi ini. ”
Pasar saham global mundur dari rekor tertinggi karena lonjakan kasus virus corona baru di China membebani sentimen. Sementara emas sering digunakan sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan.
"Bahkan sebelum virus corona, emas sedang didukung oleh kebijakan yang longgar oleh bank-bank sentral global dan mereka tidak akan segera mengubah haluan," kata Haberkorn, menambahkan bahwa jika virus corona berhasil di atasi emas akan turun maksimal 20 dolar AS hingga 30 dolar AS.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali kepercayaannya pada prospek ekonomi AS, meskipun ada beberapa hambatan "segera" dari situasi virus corona.
Pada Rabu (12/2/2020), China melaporkan jumlah kasus virus baru terendah sejak akhir Januari, memberikan prediksi kepada penasihat medis seniornya bahwa wabah tersebut mungkin akan berakhir pada April.
"Investor mulai mendapatkan sedikit lebih banyak kepercayaan bahwa kita berpotensi mengakhiri masa kritis, bahkan mulai melihat tanda-tanda perbaikan, dan kemudian lonjakan dalam jumlah ini ... telah menjatuhkan taruhan yang cukup besar," kata analis OANDA Craig Erlam.
Palladium naik 1,2 persen menjadi 2.434,56 dolar AS per ounce, setelah mencapai tertinggi satu minggu di awal sesi.
Meningkatnya permintaan dari produsen mobil mendorong pasar paladium ke defisit terbesar selama lima tahun pada 2019 dan defisit itu diperkirakan akan meningkat lagi tahun ini, kata pembuat material Johnson Matthey.
Perak naik 1,1 persen menjadi 17,65 dolar AS per ounce, sementara platinum naik 0,9 persen menjadi 969,37 dolar AS.
Di pasar berjangka, perak untuk penyerahan Maret naik 12,2 sen atau 0,7 persen, menjadi ditutup pada 17,619 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 7,4 dolar AS atau 0,77 persen, menjadi menetap di 974,7 dolar AS per ounce.
Baca juga:Emas naik 1,50 dolar AS, di tengah reli ekuitas dan peringatan risiko
Baca juga:Kekhawatiran virus meningkat, emas terangkat ke tertinggi satu minggu
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Berita Terkait
AS kecewa China tolak penyelidikan asal usul COVID-19
Jumat, 23 Juli 2021 16:04
Catatan Ilham Bintang - Penanganan virus COVID-19 di Selandia Baru
Senin, 19 Juli 2021 10:07
WHO sebut secara global varianCOVID Delta jadi dominan
Sabtu, 19 Juni 2021 14:32
Menteri Kesehatan ingatkan tiga varian virus corona sudah masuk ke Indonesia
Rabu, 19 Mei 2021 21:01
Kemenkes: tiga varian baru virus lebih cepat menular telah di Indonesia
Rabu, 5 Mei 2021 3:27
Belum tuntas pandemi COVID-19, ada lagi ancaman Virus Nipah
Jumat, 29 Januari 2021 5:23
WHO nilai belum perlu peringatan keras atas varian baru virus corona
Selasa, 22 Desember 2020 13:49
Benarkah oleskan minyak kayu putih di masker bunuh virus corona?
Kamis, 3 Desember 2020 22:26