Shanghai (ANTARA) - Pemerintah Wuhan, China, pada Jumat mengatakan telah menguji COVID-19 pada sedikitnya sepertiga (tiga juta dari total 11 juta orang) penduduknya sementaraotoritas berupaya menguji semuawarganya.
Pengujian pada seluruh penduduk sedang diupayakan setelahklaster baru COVID-19 muncul hingga menimbulkan kekhawatiran soal kemungkinan gelombang kedua infeksi virus.
Kota yang menjadi episentrum wabah tersebut mengatakan berencana melakukan uji asam nukleat bagi seluruh warga dalam upaya mengevaluasi jumlah orang tanpa gejala (OTG), menurut laporan Kantor Berita, Xinhua, Kamis (14/5).
Laporan itu menyebutkan bahwaWuhan berhasil mengidentifikasi sejumlah kasus OTG setiap hari baru-baru ini.
China melaporkan empat kasus baru virus corona pada 14 Mei, naik dari tiga kasus pada hari sebelumnya, menurut pernyataan Komisi Kesehatan Nasional pada Jumat.
Semua kasus baru itu merupakan transmisi lokal sementara jumlah kasus OTG sedikit menurun menjadi 11 dibandingkan 12 kasus kemarin.
Total kasus COVID-19 di China kini mencapai 82.933 dan jumlah kematian tidak berubah, yakni 4.633.
Sumber: Reuters
Baca juga:40 persen pelajar China kembali bersekolah, lulusan dibantu cari kerja
Baca juga:China berbagi pengalaman dengan Indonesia soal perawatan pasien COVID
Baca juga:WHO nyatakan pasar di Wuhan berperan dalam penyebaran virus corona
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Berita Terkait
AS kecewa China tolak penyelidikan asal usul COVID-19
Jumat, 23 Juli 2021 16:04
Penerbangan tujuan Jakarta-Wuhan segera dibuka
Jumat, 4 September 2020 5:23
Menlu AS: Ada bukti "signifikan" virus dari lab China
Senin, 4 Mei 2020 12:26
Trump yakin virus corona dari lab Wuhan
Jumat, 1 Mei 2020 12:02
Wuhan nihil kasus parah COVID-19
Sabtu, 25 April 2020 14:48
Lab Wuhan bantah Trump tentang asal COVID-19
Senin, 20 April 2020 7:35
Wuhan temukan 182 kasus corona tanpa gejala
Minggu, 19 April 2020 19:16
Prancis bantah AS jika COVID-19 terkait lab Wuhan
Sabtu, 18 April 2020 15:00