Nunukan (ANTARA) - Pada peringatan HUT ke-76 RI ini, warga Desa Sekaduyan Taka Kecamatan Seimenggaris, Kabupaten Nunukan, Kaltara mengharapkan kepada pemerintah agar dapat menikmati penerangan listrik dari PT PLN dan jaringan telekomunikasi.
Camat Seimenggaris Arif Budiman melalui sambungan telepon, Selasa membenarkan Desa Sekaduyan Taka yang berda tepat di tapal batas negara baik darat maupun laut ini belum teraliri listrik dari PT PLN begitu pula dengan jaringan telekomunikasi.
Padahal, lanjut dia, jumlah penduduk di desa itu mencapai 3.100 jiwa dari 750 kepala keluarga. Sejak berdirinya desa dan menjadi lokasi persembunyian tentara Indonesia saat konfrontasi dengan Malaysia belum pernah dialiri listrik dan jaringan telekomunikasi.
Akibatnya, sistim pembelajaran secara daring selama pandemi COVID-19 ini, tidak dapat berjalan di desa itu karena tidak adanya jaringan telekomunikasi dan penerangan listrik.
Oleh karena itu, Camat Seimenggaris atas nama warga Desa Sekaduyan Taka mengharapkan pada momen HUT RI ke-76 ini kedua kebutuhan berupa listrik dan jaringan telekomunikasi sudah dapat dinikmati.
Ia mengakui, pemerintah pusat melalui Pemkab Nunukan telah menjanjikan kedua kebutuhan masyarakat ini akan direalisasikan pada 2022. Namun, dia harapkan janji tersebut dapat diwujudkan agar masyarakat di tapal batas negara benar-benar dapat menikmati kemerdekaan ini.
"Sebenarnya kami sudah dijanjikan akan masuk listrik dari PLN dan jaringan telekomunikasi dengan pembangunan tower pada tahun depan (2022). MUdah-mudahan terrealisasi karena masyarakat di Desa Sekaduyan Taka sangat merindukan keduanya," ungkap dia.
Desa Sekaduyan Taka ini merupakan poros jalur trans Kalimantan dari ibukota Kabupaten Nunukan di Pulau Nunukan menuju Kalimantan Timur.
Bertepatan HUT ke-76 RI, 750 KK warga Sekaduyan Taka dambakan listrik
Suasana peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76 di tapal batas negara di Sei Ular Desa SEkaduyan Taka Kecamatan Seimenggaris, Kabupaten Nunukan, Selasa (17/8)
