Presiden Kenakan Sesingal Tidung Saat Prosesi Tanam Bibit Mangrove

id Pemprov, presiden

Presiden Kenakan Sesingal Tidung Saat Prosesi Tanam Bibit Mangrove

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengenakan Sesingal Tidung saat prosesi menanam mangrove di Desa Bebatu, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara, Selasa (19/10). ANTARA/Dinas KISP Provinsi Kaltara.

Tarakan (ANTARA) - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengenakan Sesingal Tidung saat prosesi menanam mangrove di Desa Bebatu, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara, Selasa.

Jokowi tiba di Desa Bebatu, disambut dengan prosesi adat tepung tawar. Ketua Adat Tidung, Armansyah Ali, bersama Ketua Adat Burusu, Hendrik.

Presiden Jokowi yang turun dari kapal cepat yang membawanya dari helipad dermaga. Selain itu Armansyah Ali juga melantunkan sholawat.

Saat prosesi penyambutan adat tersebut, Ketua Adat juga memercikkan air dan memberikan ikat kepala khas daerahnya yang bernama Sesingal Tidung. Dalam bahasa adat setempat, prosesi tepung tawar disebut dengan Timung Bensaluy.

“Timung itu air, Bensaluy itu pendingin. Beras kuning ini satu keagungan kami di Kalimantan sebagai ucapan syukur kepada pendatang,” kata Armansyah Ali.

Saat di lokasi kegiatan Presiden Jokowi mengatakan bahwa hutan mangrove seluas 180 ribu hektare di Kaltara akan direhabilitasi pemerintah pada tahun ini.

Hal ini disampaikan langsung oleh Jokowi usai melakukan penanaman bibit mangrove di Desa Bebatu.

“Kita upayakan tahun depan direhabilitasi seluas 600 ribu hektare,” kata Presiden Jokowi.

Sementara itu, Gubernur Kaltara berharap dengan rehabilitasinya hutan mangrove di Kaltara, dapat memberikan efek positif bagi masyarakat Kaltara. Khususnya bagi perkembangan biota laut yang ada di provinsi termuda ini.

“Atas nama masyarakat Kaltara, kami berterima kasih atas kunjungan Bapak Presiden yang ikut menanam bibit mangrove bersama masyarakat Desa Bebatu,” jelasnya.

Ia berharap agar masyarakat senantiasa dapat menjaga ekosistem mangrove yang ada di Kaltara.

Sebab dengan begitu, biota laut di Kaltara dapat terjaga, sehingga spesies hewan laut seperti kepiting dapat berkembang biak dengan baik, dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat Kaltara.
Baca juga: PNS Pemkot Tarakan mulai 1 Juli menggunakan ikat kepala singal