Tanjung Selor (ANTARA) - Masyarakat dataran tinggi Krayan Kabupaten Nunukan, perbatasan Kalimantan Utara dengan Malaysia bagian timur kembali menggelar acara tahunan, yaitu Hari Pertanian Organik (HPO) di Long Layu, Kecamatan Krayan Selatan.
“Kegiatan tahunan ini sebagai bentuk rasa syukur atas rahmat Tuhan,” kata Wakil Gubernur Kaltara Yansen TP di Krayan, Kamis.
Wakil Gubernur Yansen TP turut menghadiri HPO Dataran Tinggi Krayan yang diselenggarakan pada 22 – 25 Mei 2023. Di Long Layu, ia disambut oleh tokoh-tokoh adat, kepala desa, dan camat. Penyambutannya juga penuh suka cita dengan prosesi adat dan penampilan tari-tarian khas Dayak Lundayeh.
Pelaksanaan HPO Dataran Tinggi Krayan diharapkan terus dilaksanakan dan berkelanjutan agar nilai-nilai pertanian organik tetap bisa dipertahankan.
Sebelumnya, pada 9 Maret 2016, oleh lima orang Kepala Adat Besar di Krayan mendeklarasikan kawasan pengembangan pertanian organik.
Sejak saat itu, ditetapkan sebagai HPO Dataran Tinggi Krayan dan diperingati setiap tahun untuk menjaga dan membangun kesadaran serta spirit organik di kalangan masyarakat.
Tahun 2023, HPO dilaksanakan di Long Layu, Kecamatan Krayan Selatan diikuti 89 desa dari lima kecamatan se-Krayan.
Beras Adan
Untuk diketahui, di dataran tinggi Borneo, khususnya Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kaltara terdapat komoditas pertanian yaitu beras adan yang memiliki ciri khas aroma, cita rasa dan tekstur yang halus.Beras adan diunggulkan karena termasuk beras organik berkualitas yang terbagi menjadi tiga jenis yaitu putih, merah, dan hitam.
Padi adan putih, hitam, dan merah atau dalam bahasa lokal pade adan buda, hitem, dan sia merupakan varietas lokal dan menjadi bagian dari warisan budaya masyarakat adat di dataran tinggi Krayan.
Selama proses penanaman beras adan ini masyarakat menggunakan pola pertanian alami yang dipadukan dengan peternakan kerbau, dan memanfaatkan air jernih dari gunung untuk irigasi persawahan.
Pihak Malaysia pernah mengklaim kepemilikan beras adan ini, karena Kecamatan Krayan letaknya berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia.
Namun Pemerintah Daerah telah berusaha mempertahankan beras adan agar tidak diakui negara lain. Kini beras adan sudah mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Republik Indonesia pada 6 Januari 2012.
Krayan juga memiliki keunikan dengan produksi garam gunung. Krayan memiliki sumber mata air garam. Sumber mata air garam tersebut berupa sumur-sumur kecil yang tersebar di lembah-lembah aluvial yang relatif datar.
Sudah sejak dahulu masyarakat Krayan menggunakan sumber mata air garam untuk membuat garam kristal yang dikemas dengan daun. Garam gunung itu dipakai untuk memasak dan sebagian lagi untuk dijual.
Berita Terkait
Yakin Menang...!!! Masyarakat Adat Dayak Lundayeh se-Krayan Dukung Yansen-Suratno
Sabtu, 16 November 2024 15:40
Kapolsek Krayan Selatan dan Tengah : Warga Mendengar Suara Dentuman
Jumat, 8 Maret 2024 16:07
DPRD-Dewan Dayak Lundayeh bahas jalan lingkar Krayan
Kamis, 30 November 2023 20:27
Kunjungan Kerja Wilayah Perbatasan Polsek Krayan, Kapolda Kaltara Sampaikan Penekanan
Rabu, 13 September 2023 19:24
Pemprov alokasikan Rp15 Miliar untuk perbaikan Jalan Lingkar Krayan
Jumat, 8 September 2023 6:29
Festival olahraga tradisional beri dampak perekonomian di Krayan
Selasa, 29 Agustus 2023 15:45
Gubernur targetkan Jalan Malinau - Krayan bisa difungsikan pada 2024
Kamis, 17 Agustus 2023 2:03
Kaltara targetkan jalan Malinau ke Krayan terhubung pada 2024
Selasa, 15 Agustus 2023 13:53