Harga Sebuah Kreatifitas Bagi Kemajuan Daerah

id ,

Harga Sebuah Kreatifitas Bagi Kemajuan Daerah

Kepala Bidang pengembangan dan Pembinaan, Badan Perpusataan Provinsi Kalimantan Timur, Drs. H Sumindar memperlihatkan Ensiklopedi Gunungkidul (Datiz)

Samarinda (Antaranews Kaltara)— Jika menyebut nama daerah Wonosari, atau lebih dikenal Gunungkidul, DIY, maka yang terbayangkan adalah sebuah daerah tertinggal, tandus, sulit air serta masyarakatnya masih tradisional.
"Memang ada kesan seperti itu, meskipun sebenarnya kini sudah tidak seperti itu. Bahkan, untuk beberapa bidang ternyata daerah ini mampu menoreh prestasi membanggakan tingkat nasional," Kepala Bidang pengembangan dan Pembinaan, Badan Perpusataan Provinsi Kalimantan Timur, Drs. H Sumindar di Samarinda, Sabtu usai membawa rombongan perwakilan berbagai perpustakaan baik instansi, kelurahan sekolah maupun masjid ke DIY beberapa hari lalu.
Salah satu prestasi yang sangat membanggakan adalah perkembangan minat baca, kegemaran baca dan budaya baca yang tinggi di daerah itu.
Tak heran, Kantor Perpustakaan dan Arsif Daerah (KPAD) Gunungkidul menjadi pemenang lomba Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota Tingkat DIY Tahun 2013. Dengan keberhasilan itu, maka KPAD Gunungkidul berhak maju mewakili DIY dalam Lomba Perpustakaan Umum Tingkat Nasional.
Hebatnya lagi, untuk lomba nasional, Gunungkidul hanya bisa diselip oleh Kantor Perpustakaan Surabaya yang memang lebih duluan maju serta didukung dengan pendanaan yang proporsional.
"Alasan tersebut, mengapa daerah ini menjadi tujuan studi banding kita pada 2015," imbuh Sumindar.
Ia menilai bahwa keberhasilan Gunungkidul karena kreatifitas mereka dalam mengembangkan potensi daerah, termasuk pada bidang Perpustakaan.
Kreatifitas itu, tercermin saat 52 orang rombongan Kaltim yang baru tiba ke KPAD langsung disambut oleh disambut dengan hiburan orkes musik elektone yang dimainkan oleh salah satu pegawai KPAD Gunungkidul dengan lagu tiwul Gunungkidul sebagai lagu pertama yang dinyanyikan membuat semua hadirin berjoget bersama.
"Ini juga hasil kreatifitas bagi orang lain mungkin sederhana, namun bagi nilai nama daerah, apalagi pencinta buku, maka buku Ensiklopedi Gunung Kidul ini sangat luar biasa karena tidak semua daerah membuatnya," tutur Sumindar.
Sumindar memperlihatkan buku yang sangat diminati oleh wisatawan itu berjudul Dari Mitos Menggapai Etos setebal 500-an halaman.
"Jadi kreatifitas itu sangat bernilai, seperti dicontohkan masyarakat disini sehingga dengan berbagai keterbatasannya mampu membanggakan nama daerah," ujarnya.
"Meskipun tujuan utama kita ke sini adalah untuk belajar manajemen perpustakaan, atau kiat-kiat Gunungkidul bisa menjadi salah satu terbaik nasional," ujarnya.
Ia berharap agar kunjungan itu bisa memberikan sebuah pembelajaran bagi Kaltim karena sebenarnya Badan Perpustakaan Kaltim termasuk lembaga yang cukup maju untuk tingkat nasional.
Pasalnya, beberapa provinsi ada hanya berstatus kantor, menggabungkan antara Perpustakaan dengan Kearsipan, selain itu Kalimantan Timur merupakan salah satu dari tiga perpustakaan provinsi yang sudah membentuk Dewan Perpustakaan Provinsi sesuai UU Perpustakaan Nasional No 43 Tahun 2007.
Beberapa hari lalu, Badan Perpustakaan Kaltim menggelar rapat koordinasi pengurus perpustakaan se-Kaltim. Setelah selesai, dilanjutkan dengan studi banding ke DIY untuk melihat beberapa perpustakaan di daerah itu.
Dalam pertemuan dengan delegasi Kaltim, Etni Priskila Saweho, Kasi Tata Usaha KPAD Gunungkidul mewakili Kepala KPAD Gunungkidul Ali Ridlo mengharapkan agar ada kerja sama lebih erat antara daerahnya dengan Kalimantan Timur.
Kepala Bidang Layanan, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Daerah Istimewa Yogyakrta, Monika Nur L mengatakan, KPAD Gunungkidul sebagai Juara II Perpustakaan Umum Tingkat Nasional 2013 diharapkan dapat bersinergi dengan kabupaten lain di DIY.
“Semoga kami bisa menularkan ilmu sehingga Kaltim juga bisa juara," imbuh dia.