Daewoo Group Berminat Bangun CS Modern

id ,

Daewoo Group Berminat Bangun CS Modern

TAWARAN INVESTASI : Dua petinggi perusahaan dari Daewoo Group asal Korsel saat melakukan pertemuan dengan Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie, Jumat (13/10) lalu. (dok humas)

Jakarta (Antara News Kaltara) - Kembali potensidi Kalimantan Utara (Kaltara) menarik minat investor untuk berinvestasi di BumiBenuanta-sebutan Kaltara-ini. Kali ini sebuah perusahaan Korea Selatan (Korsel)di bawah Daewoo Group yang mencoba untuk menjajaki peluang usaha di Kaltara.Bertempat di Hotel Borobudur Jakarta Pusat, Jumat (13/10) Gubernur Kaltara Dr HIrianto Lambrie bertemu dengan Mr Yoo S Kim, Managing Partner Cuiyc Pte. Ltddan Mr Ok-Man Kim, Chairman W & I Co. Ltd. Wooil.

Dengan didampingi Liliana, rekanan kerja keduaperusahaan asing tersebut di Indonesia, kedua perwakilan merupakan perusahaanmenawarkan investasi di Kaltara. Salah satunya, di bidang industri pengolahanhasil perikanan, dengan teknologi baru. Perusahaan yang berkantor di Singapuraini, berencana membangun kapal besar yang didalamnya ada industri Cold Storage(CS). Tak hanya itu, investor tersebut juga akan membangun pembangkit listrikdi atas kapal.

Dengan menggunakan bahan bakar gas metanol,pembangkit tersebut diproyeksikan bisa menghasilkan listrik dengan kapasitas580 Megawatt (MW). "Untuk membangun pembangkit listrik itu sendiri,investasinya sekitar USD 800 juta (sekira Rp 10 triliun lebih, kurs Rp 13.000per USD 1)," kata Irianto yang dijumpai usai pertemuan.

Selain memenuhi kebutuhan listrik untuk industridi dalam kapalnya, pembangkit listrik ini juga bisa dialirkan ke darat atauuntuk memenuhi kebutuhan masyarakat. "Nanti bisa dibicarakan dengan PLN(Perusahaan Listrik Negara) soal itu (listrik dari pembangkit di atas kapaltersebut)," ulasnya.

Lebih jauh Gubernur mengungkapkan, seluruh bahanuntuk pembuatan kapal tersebut nanti didatangkan langsung dari Korsel yangdirakit di Indonesia. Ditargetkan perakitan akan selesai dalam waktu 2 tahun."Saya tertarik dengan industri pengolahan hasil laut itu. Karena sepertikita ketahui, potensi perikanan di Kaltara sangat besar. Apalagi, industri itunantinya dengan teknologi modern. Bahkan tadi disebutkan, ikan yang dibekukanbisa awet hingga 20-an tahun dan tidak mengurangi tekstur daging ikan itu.Mereka juga sudah punya pasar di berbagai negara di dunia," ungkapIrianto.

Dengan home base di Kaltara, tepatnya di perairanKawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi,dikatakan Gubernur, kapal tersebut nantinya mobile atau keliling. Bahkan sampaike Maluku hingga Papua. "Nantinya mereka membeli ikan dan hasil lautlainnya dari nelayan. Dengan harga yang kompetitif. Karena mereka langsungpasarkan ke berbagai negara yang tentunya dengan harga yang tinggi pula,"lanjutnya.

Bahkan bukan hanya ikan dan hasil laut lainnya,perusahaan tersebut juga memproduksi makanan dari hasil-hasil pertanian.Terutama buah-buahan. "Kita melihat potensi buah-buahan di Kaltara jugabesar. Jika selama ini belum ada pasar, nantinya dari perusahaan itu siapmenampung," kata Gubernur.

Ditambahkan, sebagai tindak lanjut dari tawarantersebut, nantinya Gubernur akan lebih dahulu berkoordinasi dengan kementerianterkait. Di antaranya dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman(Kemenko Maritim) maupun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Selanjutnya,pihak investor juga akan melakukan survei ke lokasi. "Setelah pertemuanini tadi, mereka kembali. Nanti mereka datang lagi untuk melakukansurvei," ujarnya.

Jika tidak ada kendala, kata Irianto, dalam waktusekitar 3 tahun ke depan, investasi ini bisa terwujud. "Tentunya akandipersiapkan dulu studi dan perizinannya. Indonesia juga bukan satu-satunyayang mendapat tawaran ini. Jadi tadi mereka bilang, kalau tidak bisa diIndonesia, mereka akan membangun ini di Myanmar," paparnya.

Ditambahkan, selama ini, selain di Korsel,industri modern di atas kapal yang dilakukan perusahaan tersebut, juga sudahada Thailand. "Kembali saya sampaikan, kuncinya ada di kita sendiri,terutama dukungan dari masyarakat. Termasuk dari para stakeholder terkaitnya.Ini adakah kesempatan yang sangat besar bagi Indonesia, utamanya Kaltara,"tutup Irianto.